Bimbingan Konseling - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/bimbingan-konseling Fri, 28 Oct 2022 02:26:08 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico Bimbingan Konseling - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/bimbingan-konseling 32 32 Kognisi Sosial: Pengertian dan Konsep https://haloedukasi.com/kognisi-sosial Fri, 28 Oct 2022 02:25:00 +0000 https://haloedukasi.com/?p=39369 Pengertian Kognisi Sosial Kognisi merupakan sebuah istilah yang mengacu pada sebuah proses memperoleh pengetahuan dan pemahaman tentang sesuatu yang meliputi beberapa tahapan, seperti berpikir, mengetahui, mengingat, menilai, dan memecahkan masalah. Menurut American Psychological Association (APA), kognisi sosial adalah bagaimana seseorang memandang, memikirkan, menafsirkan, mengkategorikan, dan menilai perilaku sosial mereka sendiri dan orang lain. Kognisi sosial […]

The post Kognisi Sosial: Pengertian dan Konsep appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pengertian Kognisi Sosial

Kognisi merupakan sebuah istilah yang mengacu pada sebuah proses memperoleh pengetahuan dan pemahaman tentang sesuatu yang meliputi beberapa tahapan, seperti berpikir, mengetahui, mengingat, menilai, dan memecahkan masalah.

Menurut American Psychological Association (APA), kognisi sosial adalah bagaimana seseorang memandang, memikirkan, menafsirkan, mengkategorikan, dan menilai perilaku sosial mereka sendiri dan orang lain.

Kognisi sosial adalah  studi mengenai bagaimana kita berpikir tentang dunia sosial, upaya kita untuk memahaminya (dunia sosial) dan diri kita sendiri, serta tempat kita di dalamnya (Fiske & Taylor, 2008; Higgins & Kruglanski, 1996).

Sedangkan konsep dari kognisi sosial tentang diri menurut Gordon Allport dimulai dari proses yang dinamakan dengan becoming, di mana kita mengembangkan, memodifikasi, dan menyaring identitas personal dan pemahaman tentang konsep “diri” kita sendiri.

Setelah tahap becoming, terjadi proses yang dinamakan self-development. Kebanyakan dari kita melalui proses self-development dari berinteraksi dengan orang-orang terdekat semasa kita kecil. Orang-orang ini kita sebut sebagai significant others yang akan menjadi panutan (role model) bagi kita dalam bertindak, berpikir, dan merasa tentang diri kita.

Seiring dengan pertambahan usia seseorang, faktor yang mempengaruhi pengembangan diri (self-development) juga meluas seperti teman, kelompok, organisasi, budaya, dam media massa.

Konsep Kognisi Diri

Dalam perkembangannya, ada dua konsep yang bisa menjadi parameter dari sebuah self-cognition (kognisi diri), yaitu self-awareness (kesadaran diri) dan self-schemata (bagan diri). Berikut penjelasannya.

Self-Awareness (Kesadaran Diri)

Self-awareness (kesadaran diri) merupakan kemampuan untuk fokus terhadap diri sendiri dan bagaimana bertindak, berpikir dan merasa sesuai dengan standar yang kita buat untuk diri kita sendiri.

Self awareness membantu kita untuk mengevaluasi diri sendiri secara objektif , menyelaraskan perilaku kita dengan nilai-nilai kita, dan memahami cara pandang orang lain terhadap kita. Dengan begitu, kita bisa menilai kelemahan dan kekurangan yang ada pada diri kita.

Sederhanya, self-awareness menunjukkan tingkat seberapa kita paham dan mengenal diri kita sendiri.

Penelitian Eurich menemukan bahwa orang dengan self-awareness yang baik cenderung memiliki hubungan sosial yang lebih baik dibanding yang tidak memiliki self-awareness sama sekali. Selain itu, pengendalian diri dan sosial serta kepuasan kerja juga lebih tinggi.

Konsep kesadaran diri (self-awareness) dapat dijelasakan melalui “The Johari Window” yang dibuat oleh Joseph Luft dan Harry Ingham (1984).

Dalam Johari Window, “diri” manusia terbagi atas empat bagian atau jendela. Setiap jendela mewakili “diri” (self) yang berbeda-beda, dan antara jendela satu dengan jendela yang lain tidak terpisahkan.

Ada dua dimensi yang terdapat pada diri manusia, yaitu (1) hanya diketahui oleh diri sendiri (daerah privat/pribadi), dan (2) diketahui oleh orang lain (daerah publik). Irisan antara dua dimensi menghasilkan empat jendela, yakni open self, blind self, hidden self, dan unknown self. Berikut penjelasannya.

1. Open self (Daerah Terbuka)

Bagian ini menyajikan beberapa informasi, perilaku, sifat, motif, emosi, dan ide yang kita dan orang lain ketahui. Informasi ini meliputi hal-hal, seperti agama, jenis kelamin, ras, nama, status sosial, warna rambut dan kulit.

2. Blind Self (Daerah Buta)

Bagian self ini menyajikan tentang informasi atau hal-hal yang orang lain ketahui namun tidak bagi kita. Bisa jadi daerah ini menyangkut hal-hal tentang kita yang sengaja kita tolak dan abaikan. Misalnya, selama ini orang lain menganggap kita adalah orang yang sombong dan anti sosial karena kita jarang bersua dengan mereka.

3. Hidden Self (Daerah yang Tersembunyi)

Dalam bagian self ini berisi tentang informasi dan hal-hal yang ada dalam diri kita, di mana tak ada satupun orang lain yang mengetahuinya, terkecuali diri kita sendiri. Bagain paling rahasia dan kita simpan hanya untuk diri sendiri. Contohnya seperti kondisi keuangan, kecemasan, kehidupan seksual, perasaan terdalam kita yang sebenarnya, rahasia sukses, dan masalah keluarga.

4. Unknown Self (Daerah yang Tidak Diketahui)

Merupakan bagian dari diri seseorang yang tidak seorangpun mengetahuinya, termasuk dirinya sendiri. Sebagian orang mengatakan ini merupakan bagian dari takdir, seperti bagaimana masa depan seseorang.

Tingkat kesadaran diri (self-awareness) seseorang bisa mengalami kenaikan maupun penurunan (deindividuation) akibat stimuli tertentu. Namun hal itu bisa dilatih dan ditingkatkan kembali. Seperti yang dikemukakan oleh DeVito, ada lima hal yang dapat meningkatkan self-awareness, antara lain sebagai berikut:

  • Melakukan self-talk. Self-talk adalah suatu kegiatan berdialog dengan diri sendiri. Bertanya kepada diri sendiri tentang makna kehidupan apa yang dicari, serta tujuan hidup apa saja yang harus dikejar. Selain meningkatkan self-awareness, hal ini juga akan membuat kita bisa paham tentang value diri kita.
  • Menjadi pendengar yang baik. Mendapat feedback dari orang lain dalam komunikasi interpersonal maupun kelompok akan mendapatkan self-knowledge (informasi tentang diri kita). Dengan begitu, kita akan paham apa saja yang perlu diperbaiki dalam diri kita.
  • Mencari informasi tentang diri sendiri secara aktif. Dengan melakukan ini, selain kita akan memperkecil wilayah blind-self kita, kita juga akan lebih memiliki self-awareness yang baik.
  • Meningkatkan wilayah open-self. Dengan adanya perluasan wilayah open-self, maka akan berimplikasi pada menyempitnya wilayah blind-self. Tindakan ini berarti kita melakukan self-disclosure (membuka diri) terhadap orang lain yang mana akan memberikan perluasan informasi kepada orang lain.
  • Melihat diri kita dari sudut pandang yang lain. Perbedaan persepsi orang lain terhadap kita membuat kita memiliki image tersendiri bagi setiap yang menilai kita. dengan melihat diri kita melalui sudut pandang orang lain akan menambah kesadaran tentang diri kita sendiri.

Self-Schema (Skema Diri)

Istilah skema mengacu pada struktur kognitif yang kita miliki untuk menggambarkan berbagai hal atau pengetahuan tentang dunia.

Skema diri (self-schema) adalah kategori pengetahuan yang mencerminkan bagaimana kita mengharapkan diri kita untuk berpikir, merasakan, dan bertindak dalam pengaturan atau situasi tertentu. Masing-masing keyakinan ini mencakup seperangkat susunan self generalizations (hal-hal umum) yang didapatkan dari penilaian diri sendiri serta pengetahuan kita tentang pengalaman masa lalu dalam situasi serupa.

Sebagai contoh, ketika Anda melakukan sebuah presentasi, skema diri Anda menggambarkan Anda adalah orang yang pemalu jika harus berbicara di depan umum.

Karena Anda memiliki keyakinan seperti itu dan didukung oleh pengalaman serupa di masa lalu, maka Anda akan memiliki pemikiran dan keyakinan bahwa pemalu adalah salah satu identitas diri Anda.

  • Bagaimana Skema Diri (Self Schema) Terbentuk

Skema diri seseorang mulai terbentuk sejak ia masih dalam usia dini. Keterlibatan orang tua berperan penting dalam hal ini.

Semakin dekat dan tertarik orang tua dalam pengasuhan, maka semakin baik pula skema diri yang terbentuk pada anak, dan sebaliknya.

Sosiolog John DeLamater, Jessica Collet, dan Daniel Meyers mengemukakan bahwa skema diri kita dihasilkan dari hubunngan sosial kita. Sepanjang hidup, saat kita bertemu dengan orang baru dan memasuki kelompok baru. Pandangan kita tentang diri dimodifikasi oleh umpan balik yang kita terima dari orang lain.

Berbagai peran yang kita mainkan sepanjang hidup juga membentuk skema diri kita. Pengalaman kita sebagai anak, saudara kandung, teman, orang tua, rekan kerja dan peran-peran yang lainnya akan mempengaruhi cara kita merasakan tentang diri sendiri, berpikir, dan bertindak dalam situasi tertentu.

The post Kognisi Sosial: Pengertian dan Konsep appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
4 Jenis Gaya Kelekatan dan Relasi yang Terbentuk https://haloedukasi.com/jenis-gaya-kelekatan Wed, 26 Oct 2022 03:50:00 +0000 https://haloedukasi.com/?p=39241 Tanpa disadari, perilaku dan cara seseorang membangun sebuah relasi baik dalam keluarga, pertemanan, ataupun hubungan romantis dipengaruhi oleh gaya kelekatan yang dimilikinya. Menurut psikoanalisis dan psikiater Inggris John Bowlby (1950), kelekatan (attachment) didefinisikan sebagai sebuah keterkaitan secara psikologis antarmanusia yang berlangsung lama. Hubungan ini terbentuk sejak seseorang masih bayi dan dipengaruhi bagaimana bentuk respon yang […]

The post 4 Jenis Gaya Kelekatan dan Relasi yang Terbentuk appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Tanpa disadari, perilaku dan cara seseorang membangun sebuah relasi baik dalam keluarga, pertemanan, ataupun hubungan romantis dipengaruhi oleh gaya kelekatan yang dimilikinya.

Menurut psikoanalisis dan psikiater Inggris John Bowlby (1950), kelekatan (attachment) didefinisikan sebagai sebuah keterkaitan secara psikologis antarmanusia yang berlangsung lama.

Hubungan ini terbentuk sejak seseorang masih bayi dan dipengaruhi bagaimana bentuk respon yang orang tua berikan terhadap kebutuhannya.

Dalam perkembangannya, gaya kelekatan terbagi menjadi empat jenis, yaitu insecure, anxious, avoidant, dan disorganized. Berikut penjelasannya:

  • Gaya Kelekatan Aman (Secure Attachment Style)

Gaya kelekatan ini dinilai paling berhasil karena adanya ikatan cinta yang kuat dan relasi yang hangat antara anak dengan orang tuanya. Orang tua yang peka, responsif dan selalu “hadir” untuk anak adalah ciri gaya kelekatan aman.

Adanya sikap menerima dari orang tua, sehingga menumbuhkan rasa percaya dalam diri anak bahwa setiap ia mengalami hal buruk atau emosi negatif, akan ada orang yang membantunya untuk tetap merasa aman.

Seorang anak yang kebutuhan emosionalnya sudah tercukupi, ketika dewasa ia akan tumbuh dengan perasaan aman dan percaya diri dalam menjalin relasi dengan orang lain. Mereka cenderung memiliki tingkat penerimaan terhadap diri sendiri yang baik sehingga tidak membutuhkan validasi apapun dari orang lain.

  • Gaya Kelekatan Cemas (Anxious Attachment Style)

Dalam gaya kelekatan ini, anak cenderung merasa dunia di sekitarnya adalah tempat yang mengerikan dan penuh dengan ancaman. Takut akan ditinggalkan dan selalu mencari persetujuan dari orang tuanya selalu mendominasi perasaan anak.

Terkadang orang tua akan bertindak sangat responsif terhadap kebutuhan anak, namun di lain waktu orang tua akan abai terhadap kebutuhan anak sekalipun itu merupakan kebutuhan yang mendesak dan beresiko.

Inkonsistensi orang tua dalam pengasuhan menyebabkan anak berpikir bahwa orang tua bukanlah orang yang dapat diandalkan saat anak membutuhkan. Alhasil, anak akan tumbuh dengan perasaan rendah diri, selalu menyalahkan diri sendiri dan sulit memiliki kepercayaan terhadap lingkungan baru. Hingga akhirnya memunculkan potensi seorang anak menjadi pribadi yang banyak menuntut, manja, dan mudah marah.

  • Gaya Kelekatan Penghindaran (Avoidant Attachment Style)

Gaya kelekatan penghindar terbentuk karena gagalnya orang tua dalam membangun relasi dengan anak akibat tidak adanya keintiman fisik maupun emosional.

Orang tua sering menganggap remeh kebutuhan emosi anak, menolak membantu anak saat kesulitan, dan lambat dalam menanggapi kebutuhan dasar anak. Alhasil, anak akan terus menerus menghindari keintiman baik secara fisik maupun emosional, terutama dengan orang tua.

Anak yang tumbuh dengan gaya kelekatan penghindaran, cenderung lebih memilih untuk belajar kuat, mandiri dan tidak menunjukkan perasaanya meski sedang dalam kesusahan sekalipun, dikarenakan memiliki bayangan adanya penolakan dari orang tua.

Dalam hubungan romantis, mereka cenderung lebih memilih menghindari keintiman secara emosional dengan pasangan dan lebih banyak menghabiskan waktu sendiri daripada berinteraksi dengan pasangan.

  • Gaya Kelekatan yang Tidak Diatur (Disorganized Attachment Style)

Dalam beberapa kasus, anak-anak dengan gaya kelekatan ini tak jarang merupakan korban dari kekerasan orang tuanya, baik secara fisik, verbal, maupun seksual.

Orang tua dengan terang-terangan menunjukkan penolakan terhadapa anak, ditambah sikap yang selalu mencemooh dan merendahkan anak. Alih-alih menjadi menjadi sumber rasa aman, orang tua justru menjadi momok paling menakutkan bagi anak-anaknya.  

Anak yang tumbuh dalam gaya kelekatan ini cenderung memiliki kasus yang lebih pelik dibanding gaya kelekatan lain. Saat bertumbuh, mereka akan mencari sosok yang dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan emosional yang tidak ia dapatkan, namun mereka sendiri pula yang akan mendorong sosok itu menjauh karena rasa takut akan disikiti.

Mereka hampir sama seperti orang-orang avoidant yang menghindari keintiman, namun bedanya, mereka masih memiliki kemauan untuk dicintai.

The post 4 Jenis Gaya Kelekatan dan Relasi yang Terbentuk appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Teori Johari Window: Pengertian, Konsep dan Bagian https://haloedukasi.com/teori-johari-window Sat, 19 Mar 2022 03:34:09 +0000 https://haloedukasi.com/?p=32701 Apa Itu Teori johari Window? Johari window atau di bahasa Indonesia berarti jendela johari adalah suatu bentuk teknik atau teori yang dikemukakan oleh Joseph Luft dan Harry Ingham pada tahun 1955. Teknik ini adalah sebuah teori tentang bagaimana bisa seseorang dapat memahami dirinya sendiri dan tim melalui sebuah teknik komunikasi yang terbuka untuk bisa saling […]

The post Teori Johari Window: Pengertian, Konsep dan Bagian appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Apa Itu Teori johari Window?

Johari window atau di bahasa Indonesia berarti jendela johari adalah suatu bentuk teknik atau teori yang dikemukakan oleh Joseph Luft dan Harry Ingham pada tahun 1955.

Teknik ini adalah sebuah teori tentang bagaimana bisa seseorang dapat memahami dirinya sendiri dan tim melalui sebuah teknik komunikasi yang terbuka untuk bisa saling meningkatkan kesadaran dan pemahaman antara satu sama lain.

Penjelasan sederhananya dari teknik johari window adalah semakin ada orang yang memahami kami dan semakin kamu terbuka terhadap orang lain, maka hubungan antara kamu dan orang lain tersebut akan semakin baik serta kepercayaanmu terhadap orang lain pun akan meningkat.

Jadi dapat dikatakan bahwa teori ini dibuat atas dua prinsip, yaitu:

  • Kepercayaanmu terhadap orang lain saat mengungkapkan informasi tentang dirimu sendiri, dan
  • Belajar mengenai diri sendiri dengan umpan balik dari orang lain demi memperbaiki kesadaran serta efektivitas diri sendiri menjadi individu lebih baik.

Konsep Teori Johari Window

Konsep dari teori ini adalah dapat digunakan dalam menciptakan hubungan intrapersonal dan hubungan interpersonal. Dengan kata lain yaitu hubungan diri sendiri dan hubunganmu dengan orang lain.

Konsep dari teori jendela johari mempunyai empat bagian atau perspektif yang dimana bagian ini memiliki istilah dan makna yang masing-masing berbeda antara satu dengan yang lain. Dimana setiap bagian ini memiliki makna yang mengandung tentang pemahaman yang dipengaruhi oleh pandangan seseorang.

Apakah perilaku, perasaan, dan kesadaran yang dimiliki hanya bisa dipahami oleh diri sendiri, dan hanya dipahami oleh orang lain atau keduanya dapat saling memahaminya.

4 Bagian Teori Johari Window

Oleh karena itulah, agar dapat memahami lebih dalam tentang teori johari window, maka penemu sudah menjelaskannga menjadi dalam empat bagian, yaitu:

  • Open atau Free Area

Open atau Free Area adalah tentang bagaimana apa yang diketahui dirimu sendiri juga akan diketahui oleh orang lain juga.

Biasanya dari bagian pertama ini, informasi yang diperoleh adalah emosi, sikap, perilaku, pengalaman, pengetahuan, ketrampilan, perasaan, pandangan, dan lain-lain yang dapat diketahui oleh dirimu dan juga akan diketahui oleh orang lain. 

Jadi saat sedang bekerja dalam sebuh kelompok, maka yang harus dikembangkan adalah area open. Agar kamu dan tim dapat bekerja sama dengan efektif dan produktif.

Melalui teori open area ini maka komunikasi dan kerja sama dalam tim bisa berjalan dengan sangat baik, sehingga bisa menghindari yang namanya kebingungan, ketidakjelasan, gangguan, dan konflik dalam timmu.

Untuk itulah dalam memperluas teori open area kamu bisa melakukan dengan cara menawarkan umpan balik secara sensitif, agar bisa mengungkapkan informasi, pemikiran, dan/atau perasaan dari tiap-tiap anggota tim.

  • Blind Area

Bagian kedua dari teori johari window adalah blind area yanga memiliki arti yaitu apa yang tidak diketahui oleh dirimu tetapi dapat diketahui orang lain.

Cara teori ini dalam meminta umpan balik dari penjelasan bagian pertama tadi, dapat digunakan untuk mengurangi blind area tersebut.

Teori blind area ini adalah teori yang tidak produktif. Karena tidak mengetahui tentang dirimu sendiri. Area buta juga inilah yang dapat mencakup suatu masalah yang sedang disembunyikan oleh orang lain tersebut darimu. Karena dia susah untuk mengungkapkannya kepadamu.

Karena itulah adalah beberapa cara yang bisa dipakai untuk mengukur blind area tersebut, yaitu:

  • Bisa memberikan suatu umpan balik yang sensitif, supaya mendorong seseorang agar mau berbagi cerita akan kesulitannya.
  • Seorang manajer seharusnya tidak membuat suasana lingkungan kerja yang tidak menghakimi siapapun. Agar tidak membuat seseorang takut dalam mengungkapkan masalahnya.
  • Dapat memberikan perhatian dalam masalah mental dari karyawan tersebut. Agar karyawan tersebut bisa menerima umpan balik yang diberikan.
  • Hidden Area atau Area Tersembunyi

Bagian ketiga adalah hidden area yang memiliki arti yaitu apa yang kamu ketahui tentang dirimu, tidak juga diketahui oleh orang lain.

Pada umumnya hidden area ini yaitu meliputi sebuah ketakutan, rahasia, niat manipulatif yang diketahui oleh dirimu. Tetapi tidak diungkap untuk alasan tertentu.

Karena itulah menjadi hal yang wajar bila informasi pribadi yang tidak memiliki kaitan apapun dengan pekerjaan, disembunyikan dari diri orang lain.

Akan tetapi, jangan sampai ada suatu informasi pribadi yang berkaitan dengan pekerjaan yang disembunyikan. Alangkah baik jika informasi tersebut ditempatkan dalam open area.

Cara yang berikutnya yang dapat dilakukan adalah dengan mengungkapkan dan memaparkan informasi tersebut juga merupakan hal yang bisa digunakan untuk mengurangi hidden area tersebut.

Karena itulah, tidak mengherankan jika budaya kerja dapat mempengaruhi seberapa besar kesiapan dari karyawan dalam mengungkapkan jati diri mereka sendiri.

  • Unknown Area atau Area yang Tidak Diketahui

Bagian keempat dan juga terakhir adalah teori unknown area, yang memiliki arti sebagai berikut yaitu apa yang tidak diketahui tentang dirimu, juga tidak diketahui oleh orang lain.

Bagian keempat ini menyimpan suatu informasi, kemampuan, dan bakat pengalaman yang tidak ketahui dan orang lain pun tidak mengetahui nya.

Contoh dari unknown area ini adalah:

  • Kemampuan yang diremehkan karena kurangnya pengalaman dan dorongan.
  • Bakat yang tidak disadari.
  • Perasaan yang tertekan dan/atau tidak sadar.
  • Penyakit yang kamu tidak ketahui.

proses yang terjadi dalam menemukan beberapa contoh unknown area tersebut adalah bisa terjadi karena kamu mencarinya sendiri, hasil pengamatan dari orang lain atau bersama-sama, dan/atau di dapat dari proses konseling yang dilakukan.

Seorang manajer juga bisa dapat membantu seorang karyawan dalam mengikis bagian keempat ini. Dengan membuat lingkungan kerja yang mendorong sebuah self discovery, mempromosikan self discovery, dan memberikan feedback dari tim sampai dengan proses penelitian konstruktif.

The post Teori Johari Window: Pengertian, Konsep dan Bagian appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Teori Kebutuhan Maslow: Pengertian, Konsep dan Pembagian https://haloedukasi.com/teori-kebutuhan-maslow Wed, 02 Mar 2022 02:02:58 +0000 https://haloedukasi.com/?p=31777 Abraham Maslow, adalah seorang tokoh Humanistik yang memperkenalkan ke seluruh dunia tentang teorinya. Ia terkenal dengan pemikiran out of the box, namun jika dipikir kembali. Teori-teorinya memang sangat relate dengan kehidupan manusia. Termasuk dengan teori yang akan terbahas dalam artikel kali ini. Berikut ulasannya: Pengertian Teori Kebutuhan Maslow Dalam beberapa literatur yang ada. Teori kebutuhan […]

The post Teori Kebutuhan Maslow: Pengertian, Konsep dan Pembagian appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Abraham Maslow, adalah seorang tokoh Humanistik yang memperkenalkan ke seluruh dunia tentang teorinya.

Ia terkenal dengan pemikiran out of the box, namun jika dipikir kembali. Teori-teorinya memang sangat relate dengan kehidupan manusia.

Termasuk dengan teori yang akan terbahas dalam artikel kali ini. Berikut ulasannya:

Pengertian Teori Kebutuhan Maslow

Dalam beberapa literatur yang ada. Teori kebutuhan menurut Abraham Maslow adalah teori yang memunculkan sebuah motivasi dalam diri manusia.

Untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam hidup secara keseharian. Pendapat tersebut tercetus ketika ia menerbitkan sebuah buku.

Bertajuk “A Theory of Human Motivation”, yang rilis pada tahun 1943. Dalam teori tersebut, terbagi atas 5 jenis kebutuhan manusia dalam kehidupannya.

Banyak orang yang mengenalnya sebagai “piramida kebutuhan manusia”. Dan yang paling tertinggi, adalah kebutuhan manusia, dalam aspek “aktualisasi diri”.

Untuk mencapai puncak kebutuhan tertinggi, pada dasarnya seorang manusia harus memenuhi kebutuhan dasar mereka terlebih dahulu. Baru mereka bisa menaikkan level kebutuhannya.

Konsep Teori Abraham Maslow

Adapun konsep daripada teori kebutuhan Abraham Maslow, yang terbagi atas beberapa poin, diantararnya adalah:

  • Seseorang bisa memenuhi kebutuhan paling tertingginya, ketika kebutuhan dasar yang ada sudah terpenuhi dengan sempurna.
  • Dalam mencapai tingkatan yang lebih tinggi masalah persoalan kebutuhan, mereka akan menggunakan kuasa mereka untuk bisa naik level.
  • Kuasa tersebut ialah sebuah “motivasi”. Hal tersebut terbagi atas 2 jenis, yang bisa dimanfaatkan.
  • Pertama ada deficiency growth adalah sebuah motivasi yang berasal dari perspektif “kekurangan” seorang individu. Kemudian dijadikan sebagai kekuatan untuk bisa naik level.
  • Kedua ada motivation growth adalah motivasi yang mengarah ke sebuah perkembangan. Dimana prosesnya nanti, bisa menjadi motivasi mereka untuk naik level dalam memenuhi kebutuhannya.

Pembagian Hierarki Kebutuhan Maslow

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya. Dalam teori kebutuhan menurut Abraham Maslow, terbagi atas beberapa pembagian.

Terdiri atas 5 bagian, yang ternyata dalam aspek kehidupan manusia, hampir secara keseluruhan tergolong dalam beberapa bagiannya.

  • Kebutuhan Fisiologis

Yang pertama ada kebutuhan fisiologis. Dimana untuk kebutuhan ini lebih kepada kepentingan diri secara fisik dan sejenisnya.

Contoh paling konkretnya adalah kebutuhan akan makan, minum, istirahat, kebutuhan seksual, dan sebagainya.

  • Kebutuhan Rasa Aman

Yang selanjutnya ada kebutuhan rasa aman. Kebutuhan tersebut lebih prefer kepada suatu tindakan perlindungan.

Atau suatu rasa yang membuat mereka nyaman, aman, dan terhindar dari bahaya yang mengintai mereka.

Seperti contohnya adalah membutuhkan tempat tinggal yang nyaman dan bisa melindungi mereka dari panas dan dinginnya udara.

Atau level yang agak tinggi, seperti mendapatkan rasa aman karena adanya perlindungan hukum ketika seorang individu terkena kasus tertentu dan menjadi korban, dan sebagainya.

  • Kebutuhan Sosial

Yang ketiga ada kebutuhan sosial. Kebutuhan ini menitiberatkan pada manusia memenuhi kebutuhannya secara sosial.

Seperti misanya kebutuhan akan mendapatkan kasih sayang, cinta, hak kepemilikan atas hal tertentu. Hingga kebutuhan akan pengakuan dari orang lain.

Beberapa jenis kebutuhan sosial tersebut, biasanya akan mereka dapati di lingkungan sosial mereka. Entah dari pertemanan, rekan kerja, pasangan, dan sebagainya.

  • Kebutuhan Akan Sebuah Penghargaan

Untuk kebutuhan jenis ini, terbagi atas dua bagian. Mengingat hal tersebut bisa di dapatkan dari diri sendiri, juga dari orang lain.

  • Dari Diri Sendiri

Jika tidak asing dengan kata self reward. Itu merupakan salah satu sikap dari menghargai diri sendiri.

Atas semua proses seorang individu untuk bisa mencapai tingkat kesuksesan yang diinginkan atau yang tidak terduga.

Self reward tersebut bisa berbagai bentuk. Seperti berbelanja untuk diri sendiri, traveling untuk menyenangkan diri sendiri, dan sejenisnya.

  • Dari Orang Lain

Selanjutnya dari orang lain. Dimana seorang individu dihargai atas kerja keras mereka untuk mencapai suatu hal dalam hidupnya.

Atau telah sukses melaksanakan suatu tugas dari atasan jika dalam dunia kerja. Penghargaan tersebut juga bisa berbagai bentuk.

Contohnya seperti appreciation, sanjungan, hingga penobatan kepada individu tersebut, karena telah mencapai rencana yang telah terkoordinir sedemikian rupa di perusahaan mereka bekerja.

  • Kebutuhan Aktualisasi Diri

Yang terakhir adalah kebutuhan aktualisasi diri. Jenis tersebut merupakan paling tinggi menurut Abraham Maslow.

Dimana tahap tersebut, manusia sudah merasa menjadi “manusia” seutuhnya. Mengingat mereka sudah mengerti bagaimana cara mengekspresikan dirinya.

Mengerti apa yang dia mau, hingga sampai memikirkan bagaimana cara mereka untuk bisa berdampak bagi orang lain.

Contoh dari aktualisasi diri antara lain:

  1. Menerima diri dan keadaan diri sendiri
  2. Menerima realita yang ada dalam kehidupan serta bisa menyikapinya
  3. Problem centering, atau lebih mudahnya adalah seorang individu bisa melakukan kegiatan tolong menolong, serta bisa menjadi pemecah masalah, mencari alternatif dalam menghadapi problem tertentu.
  4. Spontanitas, dalam hal ini tindakan yang dilakukan (bentuk positif) adalah spontan, reflek, dan sebagainya.

Jadi, untuk bisa berada di tahap “aktualisasi diri”. Seseorang harus memenuhi 4 kebutuhan paling dasar dan tengah terlebih dahulu.

Seperti fisiologis, rasa aman, penghargaan, juga sosial. Dengan begitu manusia akan merasa dirinya seutuhnya “manusia”.

The post Teori Kebutuhan Maslow: Pengertian, Konsep dan Pembagian appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Problem Based Learning: Karakteristik – Tujuan dan Langkah Penerapan https://haloedukasi.com/problem-based-learning Tue, 28 Dec 2021 04:02:35 +0000 https://haloedukasi.com/?p=30004 Pembelajaran berbasis masalah atau biasa dikenal dengan problem based learning merupakan salah satu jenis model pembelajaran. Model pembelajaran ini menggunakan atau mengangkat permasalahan sebagai salah satu sumber belajar siswa. Pembahasan selengkapnya mengenai problem based learning di bawah ini. Pengertian Problem Based Learning Problem based learning adalah jenis model pembelajaran yang menuntut siswa untuk belajar, bekerja […]

The post Problem Based Learning: Karakteristik – Tujuan dan Langkah Penerapan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pembelajaran berbasis masalah atau biasa dikenal dengan problem based learning merupakan salah satu jenis model pembelajaran. Model pembelajaran ini menggunakan atau mengangkat permasalahan sebagai salah satu sumber belajar siswa. Pembahasan selengkapnya mengenai problem based learning di bawah ini.

Pengertian Problem Based Learning

Problem based learning adalah jenis model pembelajaran yang menuntut siswa untuk belajar, bekerja sama mencari solusi dari permasalahan di dunia nyata. Di mana masalah tersebut yang akan membuat rasa ingin tahu siswa semakin besar pada pembelajaran.

Menurut Nurhadi, problem based learning merupakan kegiatan interaksi antara dua hubungan arah belajar yakni stimulus dan respons. Lingkungan akan memberikan dorongan kepada siswa berupa bantuan serta masalah sementara sistem saraf otak memiliki fungsi untuk menafsirkan hal tersebut dengan jalan diselidiki, dinilai, dianalisis serta dicari akar permasalahannya.

Sedangkan menurut Kamdi, problem based learning adalah jenis kurikulum yang memiliki keterkaitan dengan dunia nyata siswa. Masalah yang diseleksi mempunyai dua ciri-ciri penting yakni masalah tersebut harus autentik dan berhubungan dengan konteks sosial siswa. Sementara itu, masalah kedua harus berkaitan pada materi yang ada di kurikulum.

Maka, dapat disimpulkan bahwa problem based learning merupakan pembelajaran yang berkaitan erat dengan permasalahan pada dunia nyata, yang di mana permasalahan tersebut akan diselidiki, dicari, dianalisis dan dinilai oleh siswa.

Karakteristik Problem Based Learning

Menurut Rusman (2010), model pembelajaran Problem Based Learning memiliki karakteristik sebagai berikut:

  1. Permasalahan menjadi poin awal dalam pembelajaran.
  2. Permasalahan yang diambil merupakan permasalahan yang ada di dunia nyata.
  3. Permasalahan yang diangkat memerlukan perspektif ganda (multiple perspective). 
  4. Permasalahan yang diambil menantang pengetahuan yang dimiliki oleh siswa, sikap, serta kompetensi. Kemudian hal tersebut memerlukan identifikasi.
  5. Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama.
  6. Memanfaatkan sumber pengetahuan yang beragam, penggunaannya, serta evaluasi sumber informasi adalah proses yang esensial dalam problem based learning. 
  7. Belajar merupakan hal yang kolaboratif, komunikasi, dan kooperatif. 
  8. Pengembangan keterampilan inquiry dan pemecahan masalah sama pentingnya dengan penguasaan isi.

Tujuan Problem Based Learning

Model pembelajaran problem based learning atau PBl memiliki tujuan yang sebagaimana dikemukakan oleh Rohman (2011). Adapun tujuan tersebut adalah sebagai berikut.

  1. Untuk mendorong siswa agar melakukan kerja sama dalam menyelesaikan tugas. Kerja sama merupakan salah satu sikap yang harus dimiliki oleh siswa. Maka, dari itu, pembelajaran seharusnya dapat menghasilkan atau menanamkan sikap tersebut pada diri siswa. Dengan model PBL ini, siswa didorong agar melakukan kerja sama saat menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.
  2. Mendorong tingkah laku siswa untuk melakukan pengamatan dan kegiatan ilmiah lainnya. Di dalam model PBL ini siswa diajarkan untuk melakukan kegiatan ilmiah seperti mencari, meneliti, menganalisis dan lainnya.
  3. Kemungkinan siswa untuk memahami dan menjelaskan fenomena yang terjadi lebih besar. Hal ini dikarenakan siswa diajak terlibat langsung untuk menyelidiki fenomena tersebut.
  4. Model pembelajaran ini melibatkan seluruh aspek atau ranah seperti kognitif, afektif serta psikomotorik yang ada dalam diri siswa. Ketiga aspek tersebut dilibatkan secara seimbang sehingga hasil belajar akan meresap lebih lama dalam ingatan siswa
  5. Membangun rasa optimisme yang ada dalam diri siswa. Dengan melibatkan siswa dalam penyelidikan masalah, akan membuat siswa yakni bahwa setiap masalah adalah hal menarik yang harus dipecahkan atau ditemukan solusinya.

Langkah-Langkah Problem Based Learning

Dalam model pembelajaran ini, sebelum siswa memahami konsep materi, mereka terlebih dahulu akan diberikan masalah yang harus dipecahkan. Dengan pemberian masalah, maka siswa dituntut untuk memiliki atau membutuhkan pengetahuan untuk memecahkan masalah tersebut. Sehingga, siswa akan lebih tertantang untuk mempelajari materi.

Untuk mengenal lebih dalam mengenai model ini, maka perhatikan langkah-langkah penerapannya. Berikut ini langkah-langkah menerapkan model problem based learning.

  1. Orientasi Siswa

Pada tahapan ini, guru akan menjelaskan tujuan pembelajaran serta perlengkapan apa saja yang akan diperlukan dalam pembelajaran. Selain itu, sebelum memberikan masalah, guru terlebih dahulu akan memotivasi siswanya agar terlibat dalam proses pemecahan masalah yang telah dipilihnya.

  1. Pengorganisasian

Pada tahap ini, siswa akan dibantu guru untuk mengorganisasikan tugas belajar yang berkaitan dengan masalah yang telah dipilih.

  1. Fase Penyelidikan

Tahap selanjutnya yakni adalah tahap penyelidikan. Pada tahap ini, siswa akan menyelidiki, menganalisis masalah yang telah dipilih. Kemudian, pada tahap ini juga siswa akan diminta menemukan solusi dari setiap permasalahan.

Contoh Penerapan Problem Based Learning

Pada pembelajaran Sosiologi terdapat sub materi mengenai permasalahan sosial. Siswa diberikan sebuah permasalahan yang berkaitan dengan materi. Lalu, kemudian dia diminta untuk menganalisis, menyelidiki dan menemukan solusi atas permasalahan tersebut.

Kelebihan Problem Based Learning

Menurut Sudrajat, model pembelajaran problem based learning memiliki kelebihan yang di antaranya adalah sebagai berikut:

  1. Siswa lebih paham mengenai konsep yang dipelajari sebab mereka sendiri yang mencari dan menemukan pengetahuan tersebut.
  2. Siswa lebih aktif dalam pembelajaran. Siswa dituntut terlibat aktif dalam memecahkan masalah serta tingkat keterampilan berpikir siswa akan lebih tinggi.
  3. Pengetahuan yang tertanam berdasarkan atas skema yang dipunyai siswa sehingga proses pembelajaran akan lebih makna.
  4. Hasil pembelajaran jauh lebih dirasakan manfaatnya oleh siswa. Hal ini dikarenakan setiap masalah yang dipecahkan memiliki kaitannya dengan kehidupan nyata. Selain itu, pemecahan masalah juga dapat meningkat motivasi dan ketertarikan siswa dalam memahami bahan ajar yang sedang dipelajarinya.
  5. Mengajarkan siswa untuk bersikap mandiri. Sebab, setiap proses pembelajaran dilakukan sendiri. Selain itu, siswa diajarkan untuk dewasa, dapat menerima pendapat dan memberikan saran.
  6. Model pembelajaran ini diyakini dapat mengembangkan kreativitas yang ada dalam diri siswa.

Kekurangan Problem Based Learning

Sementara itu, menurut Endriani (2011), problem based learning ini memiliki kekurangan sebagai berikut:

  1. Persiapan pembelajaran seperti alat, konsep dan problem dinilai kompleks sehingga menyulitkan tahap persiapan.
  2. Kesulitan untuk menemukan permasalahan yang relevan dengan materi yang diajarkan.
  3. Sering terjadi mis konsepsi/ mis komunikasi.
  4. Model pembelajaran ini memerlukan waktu yang cukup banyak. Sehingga, pembelajaran dinilai tidak efektif.

Problem based learning memiliki banyak sekali kegunaan dan manfaatnya. Seperti mengajarkan mandiri, meningkatkan kreativitas siswa dan mengembangkan ketiga ranah yang ada dalam diri siswa.

Namun, sayangnya model pembelajaran ini memiliki beberapa kekurangan seperti waktu yang lama, persiapan yang dinilai kompleks dan kerap terjadi mis komunikasi. Sehingga, hal tersebut akan menyebabkan pembelajaran mengalami kendala

The post Problem Based Learning: Karakteristik – Tujuan dan Langkah Penerapan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Psikologi Abnormal: Pengertian – Teori dan Ruang Lingkupnya https://haloedukasi.com/psikologi-abnormal Tue, 23 Nov 2021 03:43:53 +0000 https://haloedukasi.com/?p=28092 Setelah membahas mengenai psikologi sastra, berikut kita akan membahas mengenai Psikologi Abnormal. Pengertian Psikologi Abnormal Psikologi Abnormal adalah salah satu jenis ilmu psikologi yang mempelajari pola perilaku yang abnormal dan menggunakan cara tertentu untuk membantu orang yang mengalami abnormalitas. Cakupan psikologi abnormal ini sangat luas dari sekedar gangguan psikologi saja. Psikologi abnormal mempunyai beragam istilah […]

The post Psikologi Abnormal: Pengertian – Teori dan Ruang Lingkupnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Setelah membahas mengenai psikologi sastra, berikut kita akan membahas mengenai Psikologi Abnormal.

Pengertian Psikologi Abnormal

Psikologi Abnormal adalah salah satu jenis ilmu psikologi yang mempelajari pola perilaku yang abnormal dan menggunakan cara tertentu untuk membantu orang yang mengalami abnormalitas.

Cakupan psikologi abnormal ini sangat luas dari sekedar gangguan psikologi saja. Psikologi abnormal mempunyai beragam istilah yang spesifik, seperti mental illness, mental disorder, perilaku maladaptive, psikopatology, emotional discomfort, dan gangguan mental.

Berikut ini pengertian psikologi menurut para ahli yang perlu kamu ketahui:

  • Menurut Singgih Dirgagunarsa, Psikologi abnormal yang disebut juga sebagai psikopatologi adalah bidang psikologi yang berkaitan dengan hambatan atau kelainan kepribadian, di mana ini menyangkut isi dan proses kejiwaan.
  • Menurut Kartini Kartono, Psikologi abnormal adalah cabang ilmu psikologi yang menyelidiki bentuk abnormalitas jiwa dan gangguan metal.

Teori Psikologi Abnormal

Terdapat beberapa aliran terori yang menjadi dasar perkembangan psikologi abnormal, yaitu:

  • Psikodinamika
    Sigmund Freud adalah seorang ahli yang mengemukakan psikodinamika. Menurut psikodinamika terdapat tiga struktur dalam kepribadian yaitu, id, ego, dan superego. Ketika struktur tersebut menjadi kekuatan yang saling bertentangan. Fungsi keseimbangan yang dinamis antara id, ego, superego sebagai struktur psikis yang merupakan kesehatan mental.
  • Behaviorisme
    Teori ini dikemukakan oleh John B. Watson dan Ivan Pavlov. Behavorisme ini meyakini adanya peran dari belajar untuk menjelaskan perilaku baik itu perilaku normal maupun abnormal.
  • Kognitif-Sosial
    Albert Bandura, Walter Mischel dan Julian B Rotteryang mengemukakan teori kognitif sosial ini. Di mana teori ini berfokus pada peranan kognisi atau proses berpikir belajar melalui pengamatan ataupun modeling dari perilaku manusia lain.
  • Humanistik
    Teori Humanistik dikemukakan oleh Abraham Maslow dan Carl Rogers. Dalam teori ini ada dorongan untuk mencapai self actualization atau aktualisasi diri. Aktualisasi diri yang dimaksud menjadi apa pun yang mampu diraih. Teori ini percaya bahwa manusia adalah aktor dan bukan reaktor dalam kehidupan.
  • Kognitif
    Psikiater Aaron Beck dan Psikolog Albert Ellis yang mengembangkan model teori kognitif dan digunakan dalam pola perilaku abnormal. Teori kognitif menggunakan pendekatan pemrosesan informasi dengan menjelaskan pola perilaku abnormal.
  • Diatesis Stres
    Diatesis stres merupakan suatu predisposisi atau kerentanan pada gangguan tertentu. Pada teori ini menjelaskan bahwa masalah-masalah yang terjadi dari perilaku abnormal meliputi interaksi antara peristiwa dan kerentanan. Peristiwa ini dapat menyangkut pengalaman kehidupan yang penuh dengan kestresan.

Ruang Lingkup Psikologi Abnormal

  • Assesment
    Asessment adalah proses di mana informasi mengenai subyek atau klien dikumpulkan. Assesment bertujuan untuk mendapatkan pemahaman dan informasi yang detail tentang seseorang.
  • Intervensi
    Intervensi adalah upaya yang dilakukan dengan mengubah beberapa aspek dari seseorang seperti pikiran, perilaku dan perasaan. Intervensi ini dilakukan supaya seseorang menjadi lebih baik dalam menjalani kehidupannya.
  • Penelitian
    Penelitian dalam psikologi abnormal adalah kegiatan di mana dalam psikologi abnormal dilakukan untuk membuktikan kebenaran teori dan bagaimana cara praktik dari teori tersebut. Penelitian psikologi abnormal juga dilakukan untuk memahami keunikan individu mulai dari perasaan, perilaku dan pikiran.

Obyek Kajian Psikologi Abnormal

Para ahli psikologi abnormal biasanya melakukan klasifikasi terhadap gangguan psikologis yang berdasarkan pada DSM dan PPDGJ untuk Indonesia. Berikut ini beberapa contoh golongan dari gangguan psikologis, antara lain:

  • Gangguan kecemasan dan peristiwa traumatis
    Gangguan kecemasan merupakan gangguan yang tidak mampu dalam mengatasi kecemasan atau biasa disebut dengan anxiety. Individu yang mengalami gangguan kecemasan dapat mengalami kecemasan dalam situasi tertentu dimana orang lain tidak mengalaminya. Berdasarkan DSM IV gangguan kecemasan, meliputi Gangguan panik dengan agoraphobia atau tanpa agoraphobia, agoraphobia tanpa riwayat gangguan panik, phobia spesifik, phobia sosial, gangguan stres setelah traumatik, gangguan stres akut, gangguan kecemasan umum, gangguan kecemasan yang tidak terdefinisi, dan gangguan obsesif-kompulsif.
  • Gangguan Suasana Perasaan
    Gangguan suasana perasaan ini mengacu pada gejala yang dapat menimbulkan perubahan suasana perasaan seseorang dengan ekstrem, dan perubahan suasana perasaan ini dapat bertahan dalam jangka waktu lama sehingga mengganggu tanggung jawab normal. Beberapa jenis gangguan perasaan meliputi Episode maniac, gangguan depresi, gangguan bipolar, gangguan distimik, gangguan siklotimik, dan bunuh diri.
  • Gangguan kepribadian
    Gangguan kepribadian merupakan istilah yang digunakan dalam kondisi bagaimana cara dalam memahami situasi, cara dalam berpikir dan berhubungan individu dengan orang lain yang tidak berfungsi. Gangguan kepribadian memiliki potensi yang dapat merusak diri sendiri dan individu dapat berperilaku acuh pada situasi di sekitarnya.

Manfaat Psikologi Abnormal

Psikologi abnormal dapat memberikan manfaat dalam dunia psikologi maupun dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini manfaat dari psikologi abnormal, antara lain:

  • Psikologi abnormal bermanfaat di dalam bidang konseling dan psikiatri untuk membantu memahami klien atau pasien.
  • Psikologi abnormal bermanfaat di dalam keilmuannya, seperti mengembangkan metode intervensi, dalam penelitian serta bebagai alat Bandu yang memudahkan intervensi klinis pada subyek yang teridentifikasi mengalami abnormalitas.
  • Bagi Konselor, manfaat psikologi abnormal adalah dapat membantu dalam melakukan penanganan dan pencegahan terjadinya gangguan psikologis pada peserta didik.
  • Dengan mempelajari psikologi abnormal, maka seseorang akan mendapatkan manfaat berupa pemahaman dan pengetahuan mengenai jenis, gejala, pencegahan, penyebab dan penanganan dari perilaku abnormal.
  • Psikologi abnormal juga bermanfaat untuk individu yang mengalami abnormalitas yang dapat melakukan fungsi sosial dengan normal.

Kesimpulan Pembahasan

Psikologi abnormal merupakan salah satu jenis ilmu psikologi yang mempelajari tentang pola perilaku yang abnormal dan menggunakan cara tertentu untuk membantu orang yang mengalami abnormalitas.

Namun perlu diketahui juga bahwa abnormal dengan buruk itu berbeda, begitu juga dengan perbedaan dari normal dan abnormal yang tidak sama dengan perbedaan dari baik dan buruk.

Hal tersebut dilakukan untuk mencegah kasus bunuh diri dan mengurangi pemikiran negatif masyarakat dan agar masyarakat lebih sadar mengenai kesehatan mental masing-masing sehingga turut serta dalam menjaga kesehatan mental di lingkungan sekitar.

Perlu diketahui juga bahwa ketidaknormalan itu tidak selamanya adalah sesuatu yang buruk. Tetaplah bertahan untuk dirimu sendiri para pejuang kesehatan mental.

The post Psikologi Abnormal: Pengertian – Teori dan Ruang Lingkupnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Psikologi Sastra: Pengertian – Tujuan dan Contohnya https://haloedukasi.com/psikologi-sastra Tue, 23 Nov 2021 03:39:28 +0000 https://haloedukasi.com/?p=28109 Pada pembahasan kali ini kita akan membahas mengenai Psikologi Sastra. Berikut pembahasannya. Pengertian Psikologi Sastra Sastra merupakan kata serapan dari bahasa sanskerta yang artinya “tulisan yang mengandung instruksi atau pedoman”. Dalam hal ini sastra lebih cenderung ke arah fiksi atau merujuk pada kesusastraan, yaitu karya sastra penulisan yang mengandung keindahan dan unsur sendiri, seperti puisi, […]

The post Psikologi Sastra: Pengertian – Tujuan dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pada pembahasan kali ini kita akan membahas mengenai Psikologi Sastra. Berikut pembahasannya.

Pengertian Psikologi Sastra

Sastra merupakan kata serapan dari bahasa sanskerta yang artinya “tulisan yang mengandung instruksi atau pedoman”. Dalam hal ini sastra lebih cenderung ke arah fiksi atau merujuk pada kesusastraan, yaitu karya sastra penulisan yang mengandung keindahan dan unsur sendiri, seperti puisi, drama, dan esai.

Sedangkan Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku dan proses mental manusia, di mana psikologi cenderung ke arah yang berdasarkan fakta (Jatman, 1985). Psikologi biasanya digunakan pengarang dalam memilih karakter tokoh untuk jalan ceritanya.

Jadi, psikologi sastra adalah kajian sastra yang berpusat pada aktivitas kejiwaan baik dari tokoh yang ada dalam karya sastra, pengarang yang menciptakan karya sastra, ataupun pembaca sebagai penikmat karya sastra.

Psikologi sastra adalah dua cabang atau aspek pengetahuan yang berbeda tetapi keduanya memiliki berbagai keterkaitan.

Sedangkan berikut ini pengertian psikologi sastra menurut para ahli yang perlu kamu ketahui, antara lain:

  • Endaswara (2011:96)
    Psikologi sastra adalah kajian sastra yang memandang sebuah karya sebagai aktivitas kejiwaan. Di mana pengarang akan menggunakan cipta, rasa, dan karyanya dalam berkarya. Karya sastra yang dipandang sebagai fenomena psikologis, akan menampilkan aspek-aspek kejiwaan melalui tokoh-tokoh apabila kebetulan teks berupa prosa maupun drama.
  • Wellek dan Austin (1989:90)
    Psikologi sastra menurut Wellek dan Austin mempunyai empat arti. Pertama, psikologi sastra adalah pemahaman kejiwaan penulis sebagai pribadi atau tipe. Kedua, pengkajian terhadap proses kreatif dari karya tulis tersebut. Ketiga, analisa terhadap hukum-hukum psikologi yang di terapkan dalam suatu karya sastra. Dan yang keempat, psikologi sastra dijadikan sebagai studi atas dampak dari sastra terhadap kondisi kejiwaan pembaca.
  • Ratna (240:350)
    Psikologi sastra menurut Ratna adalah analisa terhadap sebuah karya sastra dengan menggunakan pertimbangan dan relevansi ilmu psikologi. Hal tersebut artinya penggunaan ilmu psikologi dalam melakukan analisa terhadap karya sastra dari sisi kejiwaan pengarang, tokoh maupun para pembaca.

Sejarah Perkembangan Psikologi Sastra

Sejarah perkembangan Psikologi sastra dilatar belakangi oleh meluasnya ajaran-ajaran dari Freud yang diterbitkan dalam buku The Interpretation of Dreaming dan Three Contributions to a Theory of Sex.

Selain itu, pendekatan psikologi sastra lainnya juga muncul oleh I.A Richards yang merilis buku Principles of Literary. Dalam buku tersebut menjelaskan hubungan kritik sastra dengan uraian-uraian pada psikologi sistematik.

Menurut Richard, bahasa kritik sastra tersebut akan sangat mendukung pandangannya apabila karya sastra adalah objek yang estetik dan tidak memiliki pengaruh, karena sastra sendiri adalah sebuah pengalaman pribadi dari pembaca.

Pendekatan psikologi sastra lainnya juga muncul dari Wordworth yang merupakan penyair romantik. Beliau menjelaskan bahwa psikologi dapat digunakan dalam menguraikan puisi.

Freud yang juga merupakan psikoanalisis juga memberikan pengaruhnya pada karya sastra dan  menjelaskan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara karya sastra dengan penyairnya. Kreativitas dari pengarang merupakan bentuk dari sebuah pelarian.

Tujuan dan Manfaat Psikologi Sastra

Psikologi sastra memiliki tujuan untuk memahami aspek kejiwaan dalam suatu karya sastra. Sesuai dengan hakikatnya, karya sastra memberikan pemahaman terhadap tokoh-tokohnya, misalnya masyarakat dapat memahami perubahan yang ada kaitannya dengan psikologi.

Manfaat dari psikologi sastra cukup beragam, berikut ini manfaat psikologi sastra yang perlu kamu ketahui, antara lain:

  • Bermanfaat dalam memberikan penilaian terhadap karya sastra karena psikologi dapat memberikan pemahaman terhadap proses kreatif, seperti kebiasaan pengarang dalam menulis lalu melakukan revisi dan menulis karyanya kembali.
  • Dalam sebuah karya, bermanfaat dalam melihat ketidakteraturan, perubahan dan distorsi dalam karya sastra.
  • Memberikan analisa psikologis terhadap tokoh-tokoh dalam karya sastra.
  • Bermanfaat memberikan kesimpulan terhadap kondisi jiwa dari pengarang.

Contoh Psikologi Sastra

Berikut ini beberapa contoh Psikologi sastra, di antaranya:

  • Delire et Reves dana “La Grandiva” de Jensen
    Dalam buku ini, Freud melakukan analisa terhadap sebuah cerpen karya Jensen yang berjudul “La Grandiva” di mana dalam analisanya, Freud menyimpulkan bahwa kepribadian dari toloh-tokoh dan kejadian-kejadian dalam cerpen tersebut sesuai dengan teori-teori tentang kepribadian manusia.
  • L’interpreration des Reves
    Buku ini merupakan terbitan tahun 1899 yang mempunyai arti interpretasi mimpi. Buku ini adalah buku klasik yang menguraikan tentang tafsir mimpi. Dalam buku ini juga terdapat dasar teoritis tentang hubungan antara psikoanalisis dan sastra.

Kesimpulan Pembahasan

Psikologi sastra ini bertujuan dalam memahami aspek kejiwaan di dalam sebuah suatu hasil karya sastra, dan juga psikologi sastra ini sangat bermanfaat dalam memberikan penilaian terhadap hasil karya sastra karena dapat memberikan pemahaman terhadap proses kreatif.

Sehingga pada akhirnya,  ilmu psikologi mampu melakukan pendekatan pada berbagai jenis ilmu pengetahuan lainnya, termasuk ilmu sastra. Hal ini dikarenakan ilmu psikologi merupakan ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dalam kehidupan sehari-hari ini.

The post Psikologi Sastra: Pengertian – Tujuan dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Psikologi Kognitif: Pengertian – Ruang Lingkup dan Contoh Penerapannya https://haloedukasi.com/psikologi-kognitif Sat, 30 Oct 2021 03:39:06 +0000 https://haloedukasi.com/?p=28055 Pada pembahasan kali ini kita akan membahas mengenai Psikologi Kognitif. Pengertian Psikologi Kognitif Psikologi Kognitif terdiri dari dua kata dasar, yaitu Psikologi dan Kognitif. Sebelum membahas mengenai pengertian dari psikologi kognitif, sebaiknya kita ketahui terlebih dahulu arti dari dua kata dasar tersebut secara independen. Psikologi, kata psikologi merujuk pada kata Psycho yangartinya jiwa, dan logos […]

The post Psikologi Kognitif: Pengertian – Ruang Lingkup dan Contoh Penerapannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pada pembahasan kali ini kita akan membahas mengenai Psikologi Kognitif.

Pengertian Psikologi Kognitif

Psikologi Kognitif terdiri dari dua kata dasar, yaitu Psikologi dan Kognitif. Sebelum membahas mengenai pengertian dari psikologi kognitif, sebaiknya kita ketahui terlebih dahulu arti dari dua kata dasar tersebut secara independen.

Psikologi, kata psikologi merujuk pada kata Psycho yangartinya jiwa, dan logos yang memilik makna ilmu. Istilah psikologi adalah ilmu jiwa atau yang kerap disebut sebagai ilmu yang mempelajari mengenai gejala-gejala kejiwaan.

Namun semakin modernnya jaman, psikologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari mengenai tingkah laku manusia. Sedangkan Kognitif, kognisi atau kognitif adalah ilmu yang mempelajari mengenai hal-hal yang dialami oleh manusia, seperti sikap, ide, harapan, dan sebagiannya.

Tetapi terlepas dari itu belum ada kesepakatan secara umum mengenai kata yang serapan dari cognition. Jadi, Psikologi Kognitif adalah ilmu yang mempelajari mengenai proses mental yang pada umumnya membahas mengenai cara berfikir, melihat, daya ingat dan belajar dari seseorang, di mana psikologi kognitif ini berfokus pada cara manusia memperoleh, memproses, serta menyimpan maklumat. Setiap komponen tersebut sangat penting dalam membentuk identitas perilaku kita.

Beberapa pendapat mengatakan bahwa pengertian Psikologi Kognitif adalah ilmu psikologi yang mempelajari bagaimana arus informasi yang ditangkap oleh Indra manusia lalu diproses dalam jiwanya tersebut sebelum diendapkan dalam kesadaran atau diwujudkan dalam bentuk tingkah laku, dan hal-hal yang berhubungan dengan sikap, ide, harapan, dan sebagainya.

Sejarah Perkembangan Psikologi Kognitif

Sejarah perkembangan psikologi kognitif muncul pada era 60-an atas buntut dari ketidakpuasan manusia terhadap konsep manusia yang memandang manusia sebagai makhluk yang bereaksi pasif terhadap lingkungan, melainkan sebagai makhluk yang selalu berpikir.

Perkembangan psikologi kognitif ini memiliki hubungan yang erat dengan perkembangan tokoh-tokoh yang membesarkan nama psikologi kognitif, sehingga kini dikenal sebagai salah satu cabang dari ilmu psikologi.

Berikut ini Sejarah perkembangan psikologi kognitif berdasarkan para ahli yang terlihat dan menyumbangkan sebagian hidupnya untuk perkembangan ilmu psikologi kognitif:

  • Aristoteles dan Plato
    Sejarah psikologi kognitif ini pertama kali berawal dari kolaborasi guru dan murid, yaitu Aristoteles dan Palato. Pada saat itu Plato dan muridnya Aristoteles memperdebatkan mengenai cara manusia dalam memahami dan mengerti pengetahuan, dunia, serta alam. Plato berpendapat bahwa manusia mendepatkan pengetahuan melalui cara penaklukan secara logis yang kemudian disebut dengan aliran rasionalisme. Aliran Rasionalisme adalah aliran yang berpandangan bahwa akal adalah sumber dari segala pengetahuan. Dengan demikian kriteria kebenaran berbasis pada intelektualitas.
  • Wilhelm Wundt
    Pada abad 19 dan abad 20, Wilhelm Wundt adalah seorang ahli psikologi dari Jerman yang berpendapat bagaimana cara mempelajari pengalaman sendiri menalalui cara introspeksi diri. Dalam memehami proses perpindahan cara berpikir, maka cara berpikir tersebut harus dibagi dalam beberapa struktur berpikir yang ruang lingkupnya jauh lebih kecil, aliran strukturisme Wundt menumpukan pada proses berpikir, namun aliran fungsionalisme mempunyai pendapat bahwa sangat penting untuk manusia untuk tahu apa dan mengapa mereka melakukan sesuatu tersebut.
  • Edward Lee Thorndike
    Pada tahun 1894-1949, Edward Lee Thorndike memunculkan sebuah aliran yang dinamai aliran sosiasi, aliran ini adalah aliran yang menggunakan stimulus dan diikuti dengan aliran behaviorisme yang menggabungkan stimulus dan respons pada proses belajar.

Peran Psikologi Kognitif

Psikologi kognitif mempunyai beberapa peran yang oenting dalam dunia psikologi dan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini peran psikologi kognitif yang perlu kamu ketahui, yaitu:

  • Psikologi Kognitif berperan penting dalam dunia psikologi, karena kognisi merupakan oorses mental atau pikiran yang berperan penting dan mendasar untuk studi-studi psikologi manusia.
  • Psikologi kognitif berpengaruh besar dan berperan penting bagi bidang-bidang dalam ilmu psikologi lainnya, seperti psikologi kognitif umum yang digunakan dalam psikologi konseling, psikologi konsumen, dan lainnya.
  • Psikologi kognitif berperan penting karena konsep-konsep kognisi di mana seseorang bisa mengelola informasi secara efisien dan terorganisir dengan baik.

Hal tersebut dirasa sangat krusial mengingat pada masa sekarang ini sistem informasi yang sangat canggih dan perkembangannya meluas serta susah untuk dikendalikan.

Ruang Lingkup Psikologi Kognitif

Psikologi kognitif mempunyai ruang lingkup studi atau pembahasan pembelajaran yang sangat luas, dimulai dari proses kognitif paling sederhana hingga proses kognitif yang sangat kompleks.

Terdapat tiga belas ruang lingkup psikologi kognitif yang dicetuskan oleh ilmuan Ms. Suharnan pada tahun 2005. Berikut ini pembahasan mengenai tiga belas ruang lingkup dalam psikologi kognitif, yaitu:

  • Persepsi (Perseption)
    Persepsi atau Perseption adalah sebuah proses untuk mendeteksi dan menginterpretasi stimulus yang diterima oleh alat indra yang dimiliki oleh manusia. Persepsi melibatkan pada penggunaan pengetahuan yang telah disimpan di dalam ingatan seorang manusia. Persepsi merupakan proses yang paling awal di dalam keseluruhan pemrosesan informasi yang dilakukan oleh manusia.  
  • Pengambilan Pola (Pattern Recognition)
    Adalah proses awal mengenali stimulus yang tersusun secara kompleks yang diterima melalui sistem alat indra manusia, misalnya penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan dan pengecap.
  • Perhatian (Attention)
    Perhatian dalam ilmu psikologi kognitif adalah pemusatan pikiran terhadap suatu obyek atau tugas tertentu dan pada saat yang sama mengabaikan obyek atau tugas yang lain.
  • Ingatan (Memory)
    Ingatan adalah penyimpanan pengarahan di dalam sistem pikiran dan otak manusia, ingatan manusia berlangsung mulai dari beberapa detik sampai dengan jangka waktu sepanjang hidup.
  • Imajinasi
    Imajinasi adalah proses membayang kembali di dalam pikiran mengenai peristiwa yang terlah di persepsi, hal tersebut bisa disebut juga sebagai sebuah fiksi yang dialami oleh otak dan pikiran manusia.
  • Bahasa (Language)
    Bahasa adalah kata yang diucapkan melalui melalui lisan. Bahasa merupakan cara universal untuk menyampaikan informasi baik itu dalam bentuk lisan maupun tulisan seperti pada buku, majalah, dan surat kabar.  
  • Penalaran
    Penalaran adalah sistem penarikan kesimpulan menurut aturan logika, penalaran biasanya dibedakan menjadi dua macam penalaran, yaitu penalaran induktif dan penalaran deduktif. Penalaran induktif adalah sistem penarikan kesimpulan yang bermula dari khusus menjadi umum. Sedangkan penalaran deduktif adalah sistem penarikan kesimpulan yang bermula dari umum menjadi ke hal yang khusus.
  • Pembuatan keputusan
    Pembuatan keputusan dalam ruang lingkup psikologi kognitif adalah suatu proses ketika seseorang sedang memilih di antara dua alternatif atau lebih, menaksir frekuensi suatu kejadian atau memprediksi situasi di depan berdasarkan informasi yang terbatas.
  • Pemecahan masalah (Problem Solving)
    Pemecahan masalah adalah proses mencari dan menemukan jalan keluar terhadap suatu masalah dan kesulitan yang terjadi atau yang sedang dihadapi.
  • Pembentukan konsep
    Pembentukan konsep adalah penggunaan aturan tertentu, yang digunakan untuk mengategorikan obyek yang memiliki kemiripan di dalam struktur dan fungsinya.
  • Perkembangan kognitif
    Perkembangan kognitif adalah suatu tahap perkembangan kognitif manusia mulai dari usia anak hingga dewasa, dan mulai dari berpikir secara konkret atau melibatkan konsep konkret, sampai dengan konsep yang lebih tinggi yaitu konsep yang abstrak dan logis.
  • Inteligensi manusia (Human Intelligence)
    Inteligensi manusia adalah kemampuan manusia dalam memahami bahasa secara umum, mengikuti instruksi, mengubah deskripsi verbal dalam tindakan nyata, dan berprilaku menurut aturan budaya. Intelegensi juga mempunyai inteligensi buatan, yaitu suatu program komputer yang memiliki kemampuan dalam melakukan tugas kognitif, dengan sebagaimana manusia melakukannya misalnya robot dan permainan yang bersifat stimulasi.
  • Emosi dan proses kognitif
    Emosi dan proses kognitif merupakan suatu topik yang mempelajari peran atau pengaruh emosi dan suasana hati terhadap efektivitas pikiran manusia ketika memproses informasi atau mengerjakan tugas kognitif yang lain.

Contoh Penerapan Psikologi Kognitif

Psikologi Kognitif adalah ilmu psikologi yang menyelidiki tentang pola atau jalan pikir manusia. Berikut ini contoh Psikologi kignitif dalam kehidupan sehari-hari:

  • Memilih menggunakan bahasa
    Psikologi kognitif mengatur bagaimana berkomunikasi dan menggunakan bahasa yang dibutuhkan. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi diri dengan orang lain, sehingga orang lain memahami apa yang dimaksud. Psikologi kognitif bertujuan untuk memilih penggunaan bahasa sehari-hari khususnya ketika sedang berkomunikasi dengan orang tertentu agar tidak terjadi kesalahan komunikasi.
  • Beradaptasi
    Ketika beradaptasi mungkin bagi orang yang gampang bergaul itu adalah hal yang mudah, namun untuk sebagian orang hal tersebut menjadi suatu hal yang sulit. Mengingat beradaptasi tidak hanya terlibat dengan satu dua orang saja, namun terlibat oleh banyak dan juga beragam karakter serta kebiasaan.
  • Bangun Saat Alarm Berbunyi
    Ketika menggunakan alarm untuk membangunkan diri, seseorang sudah memutuskan atau menentukan apa yang dibutuhkan dan apa yang diharapkan.

Kesimpulan Pembahasan

Itulah pembahasan mengenai psikologi kognitif yang perlu kamu ketahui, mulai dari pengertian, sejarah, peran, ruang lingkup dan juga contoh dalam kehidupan sehari-hari.

Dari pembahasan di atas dapat diberikan kesimpulan bahwa psikologi kognitif adalah ilmu psikologi yang mempelajari mengenai proses mental seperti perhatian, penggunaan bahasa, daya ingat, pemecahan masalah, kreativitas, dan pola pikir.  Psikologi Kognitif berperan penting dalam kehidupan sehari maupun dalam dunia psikologi.

Psikologi Kognitif mempunyai tiga belas ruang lingkup di antaranya yaitu persepsi, pencatatan sensori, pengenalan pola, perhatian, ingatan dan pembentukan konsep, bahasa, perkembangan kognitif, penalaran, pemecahan masalah dan kreativitas, pembuatan keputusan intelegensi manusia, dan intelegensi buatan, hubungan antara emosi atau suasana hati dengan proses kognitif manusia.

Psikologi kognitif ini merupakan cabang psikologi yang diprediksi akan semakin dipakai pada tahun-tahun yang akan datang, jadi boleh juga dijadikan fokus kamu.

The post Psikologi Kognitif: Pengertian – Ruang Lingkup dan Contoh Penerapannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Psikologi Industri dan Organisasi: Pengertian dan Objek Kajiannya https://haloedukasi.com/psikologi-industri-dan-organisasi-pengertian-dan-objek-kajiannya Mon, 25 Oct 2021 15:06:51 +0000 https://haloedukasi.com/?p=27943 Melihat ke arah bidang psikologi memang sangatlah luas. Psikologi merupakan bidang ilmu yang menaruh perhatian lebih ke arah manusia serta sifat-sifat dan karakteristiknya. Tidak hanya manusia semata, makhluk hidup lain seperti hewan pun dapat dilihat berdasarkan pandangan psikologi. Berbicara mengenai psikologi, salah satu bidangnya yaitu diantaranya adalah psikologi industri dan organisasi. Pengertian Psikologi Industri dan […]

The post Psikologi Industri dan Organisasi: Pengertian dan Objek Kajiannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Melihat ke arah bidang psikologi memang sangatlah luas. Psikologi merupakan bidang ilmu yang menaruh perhatian lebih ke arah manusia serta sifat-sifat dan karakteristiknya.

Tidak hanya manusia semata, makhluk hidup lain seperti hewan pun dapat dilihat berdasarkan pandangan psikologi. Berbicara mengenai psikologi, salah satu bidangnya yaitu diantaranya adalah psikologi industri dan organisasi.

Pengertian Psikologi Industri dan Organisasi

Psikologi merupakan salah satu bidang ilmu yang mempelajari mengenai sifat-sifat mahkluk hidup. Di dalam psikologi itu sendiri, terdapat beberapa bidang. Satu diantaranya yaitu psikologi industri dan organisasi.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring, industri mengandung makna yaitu sebuah aktivitas membuat sesuatu dalam jumlah besar dengan memanfaatkan sebuah alat-alat di dalam prosesnya.

Sedangkan, organisasi merupakan suatu wadah yang terdiri dari lebih dari satu orang dan menjalankan kegiatan sesuai dengan landasan organisasi yang ditentukan.

Dapat diambil makna bahwa psikologi industri dan organisasi merupakan sebuah ilmu yang menfokuskan pada satu individu dan atau lebih serta kegiatan industri yang dilakukannya. Munandar memberikan pendapatnya mengenai salah satu bidang psikologi ini.

Dirinya memberikan makna bawa psikologi industri dan organisasi adalah sebuah garis besar dan tata cara mengenai tingkah laku manusia terhadapa pekerjaan.  Jadi, psikologi industri dan organisasi adalah aktualisasi ilmu psikologi terhadap manusia itu sendiri dan juga pekerjaannya, baik lingkungan, sistem, dan juga orang-orang di dalamnya.

Sejarah Psikologi Industri dan Organisasi

Psikologi adalah suatu ilmu dengan memnitikfokuskan kepada arah tingkah laku serta sifat-sifat makhluk hidup itu sendiri. Salah satu bidangnya yaitu psikologi industri dan organisasi. Salah satu bidang psikologi ini merupakan ilmu yang melibatkan psikologi terhadap industri (pekerjaan) dan organisasi (individu).

Kehadiran psikologi satu ini sudah ada pada periode awal tahun 1900. Nama psikologi industri dan organisasi dilambungkan melalui buku dengan judul The Theory of Advertising. Buku tersebut merupakan buku mengenai hubungan psikologi dengan dunia kerja.

Setelah itu, bidang psikologi satu ini mulai dibawa ke lapangan dengan menerapkannya dalam tes kemampuan mental yang terdiri dari kemampuan baca dan tulis. Selain itu, pada periode tersebut pula dilakukan penelitian terhadap pengaruh lingkungan kerja terhadap pekerjanya.

Psikologi industri dan organisasi mengalami perkembangan pesat hingga sekitar awal periode 1960. Pada periode tersebut, tingkah laku manusia dilihat lebih dalam sebagai seorang pembeli serta hal-hal yang melatarbelakanginya.

Bidang psikologi satu ini pula makin melanglangbuana dan lebih menfokuskan tingkah laku tiap-tiap individu dalam organisasi atau pekerjaan yang dijalankannya.

Selain itu pengaruh-pengaruh dari pekerjaan yang bisa memegaruhi perilaku pula mendapatkan perhatiannya dalam bidang psikologi satu ini. Di era modern ini, sistem kerja sudah lebih memperhatikan hubungannya terhadap produktivitas para pekerja.

Seperti jam istirahat, hari libur, serta cuti misalnya. Perkembangan iptek pula sangat memberi dukungan bidang psikologi satu ini. Perkembangan iptek dapat memberikan manfaat yang serba canggih dan cepat terhadap proses kerja sehingga dapat mempermudah pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya.

Ciri-ciri Psikologi Industri dan Organisasi

Kehadiran psikologi industri dan organisasi memberikan gambaran mengenai hal-hal psikologi pada manusia dalam sebuah organisasi. Kehadirannya memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan bidang psikologi lain.

Ciri utama daripada bidang psikologi satu ini yaitu adalah terjadi pada bidang industri, seperti dunia kerja misalnya. Setelah itu, dalam dunia kerja tersebut harus memiliki sebuah organisasi atau kelompok yang terdiri dari lebih dari satu orang.

Hal ini dikarenakan psikologi industri dan organisasi mengarah pada tiap-tiap individu dalam pekerjaan yang dijalankan. Sehinga, terdapat timbal balik antara satu individu dengan individu lain terhadap dunia kerjanya.

Teori Psikologi Industri dan Organisasi

Psikologi menjadi bagian penting dalam dunia ilmu pengetahuan. Salah satu bidangnya yaitu psikologi industri dan organisasi. Bidang psikologi ini pula memiliki teorinya, yang terdiri dari teori klasik, teori neoklasik, serta teori modern.

  • Teori klasik disebut juga dengan teori zaman dahulu karena eksis pada periode awal 1800. Teori ini memberikan gambaran mengenai manusia yang dapat bekerja sesuai dengan perintah atasan serta tanpa batas. Empat hal penting dalam teori klasik ini yaitu disiplin, doktrin, kekuasaan, serta pelayanan.
  • Teori neoklasik lebih maju dibandingkan dengan teori klasik. Hal ini dikarenakan teori neoklasik sudah lebih mementingkan psikologis daripada pekerja. Hal yang penting dalam teori ini yaitu kehadiran kerja, perluasan pada bidang pekerjaan, serta tata cara kerja yang efisien, adil, dan sama rata bagi tiap-tiap pekerja.
  • Teori modern dapat dikatakan sebagai pencampuran antara teori klasik dan teori neoklasik. Dalam teori ini, pandangan mengenai organisasi dan industri saling melengkapi satu lain. Dengan begitu, kesuksesan dunia kerja dan para pekerjanya dapat digapai.

Peran Psikologi Industri dan Organisasi

Kehadiran psikologi dalam kehidupan tidak terlepas dengan perannya masing-masing. Tidak terkecuali psikologi industri dan organisasi. Dalam industri dan organisai yang ada, bidang psikologi ini melakukan perannya sebagai wadah pemilihan, pelatihan, tata cara kerja, serta penilaian.

Pemilihan dilakukan berdasarkan standar dan kualifikasi yang diinginkan. Dengan begitu, suatu industri dapat menentukan orang-orang yang akan bekerja padanya. Setelah melakukan pemilihan, peran kedua yaitu sebagai wadah pelatihan yang nantinya memberikan pelatihan sesuai dengan bidang pada industri tersebut.

Dengan adanya pelatihan, tata cara kerja dapat diketahui sehingga dapat menumbuhkan kemampuan baru dan dapat menunjang pekerjaan. Peran terakhir yaitu sebagai menilai kerja yang dilakukan.

Dari penilaian, dapat dilihat mengenai perkembangan terhadapan para pekerja dan pekerjaannya. Dengan begitu, hal-hal yang dirasa kurang dapat dipelajari lagi agar lebih meningkatkan aktivitas kerja itu sendiri.

Ruang Lingkup Psikologi Industri dan Organisasi

Psikologi industri dan organisasi memegang ruang lingkupnya sendiri. Ruang lingkupnya yaitu sebagai ilmu yang melihat lebih dalam ke arah manusia dan dunia kerja.

Sebagai ilmu, cabang psikologi ini mengedepankan perilaku dan sifat-sifat manusia di dalam suatu industri atau bidang kerja. Sehingga, ruang lingkupnya tidak jauh-jauh dari manusia dan aktivitas kerja manusia itu sendiri.

Selain itu, lingkungan kerja pula menjadi ruang lingkup dari psikologi industri dan organisasi. Lingkungan kerja sangat memberikan pengaruh terhadap tata cara kerja serta lancarnya pekerjaan itu sendiri.

Objek Kajian Psikologi Industri dan Organisasi

Objek kajian merupakan hal-hal yang dilihat lebih dalam dari suatu hal. Psikologi industri dan organisasi sebagai salah satu cabang dari psikologi pula memiliki objek kajiannya. Objek kajiannya antara lain organisasi, kelompok, serta individu.

  1. Organisasi: terdiri dari kelompok besar dan seluruh anggota yang terdapat pada bidang kerja. Tidak hanya sebatas seluruh anggota, melainkan tata cara kerja serta lingkungan kerja.
  2. Kelompok: merupakan bagian kecil pada tiap-tiap bidang kerja. Biasanya terdapat beberapa orang di dalamnya sehingga memberikan gambaran adanya interaksi satu sama lain, baik tiap-tiap individu dan tiap-tiap kelompok.
  3. Individu: merupakan diri sendiri yang terlibat dalam organisasi. Individu menempatkan dirinya sebagai seorang diri dan dapat melihat dirinya sendiri, baik dari perkembangan serta perannya di dalam organisasi atau kelompok.

Aspek Dalam Psikologi Industri dan Organisasi

Psikologi industri dan organisasi memiliki beberapa aspek penting di dalamnya. Aspeknya diantaranya yaitu personel, organisasi, dan suasana kerja. Aspek personel lekat dengan hubungan bagian human resources, yakni seperti melakukan perekrutan, pelatihan, manajemen tata cara kerja.

Aspek organisasi melibatkan tiap-tiap timbal balik yang didapatkan dan diberikan kepada tiap-tiap organisasi. Dalam aspek organisasi pula tiap-tiap individu saling bersosialisasi demi terciptanya keselarasan bagi organisasi.

Aspek suasana kerja merupakan aspek paling penting. Karena aspek ini secara tidak langsung dapat mendatangkan hal-hal yang memengaruhi pikiran dan pekerjaan dan cara kerja itu sendiri. Apabila suasana kerjanya baik, maka organisasi dan industri dapat saling bergandengan.

Pendekatan Psikologi Industri dan Organisasi

Psikologi industri dan organisasi memegang pendekatan sesuai dengan namanya, yaitu organisasi dan industri. Industri sebagai bagian dari aktivitas kerja yang dijalankan ada baiknya disesuaikan dengan orang-orang pada bidang masing-masing. Dengan begitu, aktivitas kerja tidak keluar jalur dan memiliki batas.

Dalam pendekatan organisasi, tersusun atas tata cara organisasi itu dijalankan. Mulai dari setting awal hingga setting akhir harus disusun dengan baik dan rapi. Dengan begitu, aktivitas kerja menjadi lebih terorganisir.

Baik pendekatan industri dan organisasi, kedua pendekatan tersebut harus memegang suasana aman dan nyaman. Hal ini demi kelangsungan industri dan organisasi itu sendiri.

Manfaat Psikologi Industri dan Organisasi

Dengan kehadiran psikologi industri dan organisasi, dunia kerja dan aktivitasnya serta para pekerja menjadi lebih memiliki tujuan.

Selain itu, industri dan organisasi yang saling bekerja sama dapat melihat satu sama lain demi menciptakan suasana yang sehat dan bersih bagi diri sendiri, kelompok, dan juga aktivitas kerja yang dijalankan.

Kesimpulan Pembahasan

Berbicara mengenai psikologi, salah satu bidangnya yaitu diantaranya adalah psikologi industri dan organisasi. Psikologi industri dan organisasi adalah aktualisasi ilmu psikologi terhadap manusia itu sendiri dan juga pekerjaannya, baik lingkungan, sistem, dan juga orang-orang di dalamnya.

Nama psikologi industri dan organisasi dilambungkan melalui buku dengan judul The Theory of Advertising. Ciri utama daripada bidang psikologi satu ini yaitu adalah terjadi pada bidang industri, seperti dunia kerja misalnya. Setelah itu, dalam dunia kerja tersebut harus memiliki sebuah organisasi atau kelompok yang terdiri dari lebih dari satu orang.

Bidang psikologi ini pula memiliki teorinya, yang terdiri dari teori klasik, teori neoklasik, serta teori modern. Bidang psikologi ini pula melakukan perannya sebagai wadah pemilihan, pelatihan, tata cara kerja, serta penilaian. Ruang lingkupnya tidak jauh-jauh dari manusia dan aktivitas kerja manusia itu sendiri.

Selain itu, lingkungan kerja pula menjadi ruang lingkup dari psikologi industri dan organisasi. Objek kajiannya antara lain organisasi, kelompok, serta individu. Dan aspeknya diantaranya yaitu personel, organisasi, dan suasana kerja.

Dengan kehadiran psikologi industri dan organisasi, dunia kerja dan aktivitasnya serta para pekerja menjadi lebih memiliki tujuan. Selain itu, industri dan organisasi yang saling bekerja sama dapat melihat satu sama lain demi menciptakan suasana yang sehat dan bersih bagi diri sendiri, kelompok, dan juga aktivitas kerja yang dijalankan.

The post Psikologi Industri dan Organisasi: Pengertian dan Objek Kajiannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Teori Belajar Sosial: Pengertian – Tokoh dan Contoh Penerapannya https://haloedukasi.com/teori-belajar-sosial Sun, 24 Oct 2021 22:41:00 +0000 https://haloedukasi.com/?p=27897 Makhluk hidup mendiami wilayah muka bumi ini. Salah satu makhluk hidup yaitu adalah manusia. Sebagai bagian daripada makhluk hidup, manusia banyak melakukan aktivitas dan atau kegiatan dalam setiap harinya. Dengan berbagai susunan kompleks dalam tubuhnya, dapat dikatakan bahwa manusia memiliki gerak aktif yang tak ada henti dalam sela-sela napasnya. Aktivitas dan atau kegiatan serta gerak […]

The post Teori Belajar Sosial: Pengertian – Tokoh dan Contoh Penerapannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Makhluk hidup mendiami wilayah muka bumi ini. Salah satu makhluk hidup yaitu adalah manusia. Sebagai bagian daripada makhluk hidup, manusia banyak melakukan aktivitas dan atau kegiatan dalam setiap harinya.

Dengan berbagai susunan kompleks dalam tubuhnya, dapat dikatakan bahwa manusia memiliki gerak aktif yang tak ada henti dalam sela-sela napasnya.

Aktivitas dan atau kegiatan serta gerak aktif yang dilakuka oleh manusia pula dapat memberikan diri mereka pembelajaran bagi hidup dan kehidupan diri mereka sendiri. Tidak heran bahwa manusia melakukan aktivitas dan atau kegiatan belajar pada setiap panjang kehidupannya.

Manusia pula dikatakan sebagai makhluk sosial senantiasa menjalani kehidupan berdampingan dengan manusia lain dan juga makhluk hidup lainnya. Berbicara mengenai belajar dan sosial, dikenal adanya teori belajar sosial. Berikut dibahas mengenai hal tersebut.

Apa itu Teori Belajar Sosial?

Kehidupan manusia sebagai makhluk sosial tidak pernah lepas dari kehadiran manusia lain. Tidak hanya manusia lainnya, hewan serta tumbuhan yang merupakan bagian dari makhluk pun ikut hidup berdampingan bersama dengan manusia.

Apabila melihat lebih dalam ke arah manusia dan sosial, dapat diambil penglihatan bahwa manusia selalu melakukan aktivitas dan atau kegiatan pada setiap detik kehidupannya di muka bumi ini.

Aktivitas dan atau kegiatan yang dilakukan manusia dapat menciptakan proses belajar, serta membuahkan suatu pengalaman serta moment. Maka dari itu, dapat dikatakan bahwa manusia tak pernah lepas akan adanya aktivitas dan atau kegiatan belajar dan sosial.

Jadi, belajar dan sosial saling mengisi satu sama lain. Berbicara mengenai hal tersebut, terdapat teori belajar sosial. Secara umum, belajar mengandung makna yaitu sebuah kegiatan yang dapat memberikan ilmu, wawasan, serta pengalaman.

Sedangkan sosial mengandung makna yaitu suatu hal yang berhubungan dengan masyarakat. Jadi, belajar sosial dapat mengandung makna yaitu sebuah aktivitas mendapatkan wawasan yang bersumber dari sosial atau masyarakat.

Dalam teori belajar sosial, memberikan gambaran mengenai hal-hal yang dapat diambil dari masyarakat. Masyarakat dalam makna teori belajar sosial berfokus pada makhluk hidup lain yang ada, terutama manusia serta lingkungannya.

Dapat diambil pengertian bahwa teori belajar sosial adalah suatu proses belajar dan belajar itu sendiri yang didapatkan berdasarkan penglihatan ke arah manusia dan atau individu serta makhluk hidup lain.

Tokoh Teori Belajar Sosial

Albert Bandura
Albert Bandura

Teori belajar sosial memberikan gambaran mengenai suatu proses belajar dan aktivitas belajar itu sendiri melalui penglihatan ke arah manusia atau individu lain.

Artinya, suatu kegiatan belajar dan prosesnya dapat diambil melalui sikap dan atau tingkah laku individu lain. Teori belajar satu ini tak lepas dari tokoh yang melambungkan nama teori ini. Tokoh tersebut adalah Albert Bandura. Dirinya merupakan salah satu tokoh yang menitikfokuskan pikirannya ke arah teori belajar sosial.

Menurut dirinya, tiap-tiap individu dapat mengadopsi tingkah laku dan atau perilaku berdasarkan penglihatan tiap-tiap individu terhadap manusia lain beserta lingkungannya. Dapat diambil gambaran bahwa setiap tindakan serta lingkungan dari satu individu dapat digunakan sebagai suatu kegiatan belajar bagi individu lain.

Dalam teori belajar sosial, Albert Bandura meyakini empat hal, yaitu diantaranya adanya penglihatan atau pengamatan, adanya ingatan, adanya aktivitas atau tingkah laku yang di dapat dari pengamatan, serta adanya motivasi. Keempat hal tersebut saling mengisi satu sama lain demi terlaksananya suatu proses belajar sosial pada tiap individu.

Ciri-ciri Teori Belajar Sosial

Belajar merupakan suatu kegiatan dan atau akivitas untuk mendapatkan pengetahuan atau wawasan. Dengan belajar, suatu hal yang belum masuk di pikiran menjadi mendiami wilayah pikiran. Berbicara mengenai kegiatan dan atau aktivitas belajar, hal tersebut dapat dilakukan di mana saja.

Tidak terkecuali dari individu lain dan juga lingkungan. Hal ini dikenal dengan teori belajar sosial. Teori belajar sosial merupakan suatu hal yang berhubungan dengan belajar serta sosial itu sendiri.

Dari teori belajar sosial, nantinya  belajar dan prosesnya dapat diambil berdasarkan pengalaman sekitar, baik individu lain dan lingkungan. Dapat disimpulkan bahwa teori belajar sosial melibatkan suatu peniruan proses belajar itu sendiri yang dilakukan oleh individu lain.

Teori belajar satu ini memiliki ciri-cirinya sendiri yang membedakan dengan teori belajar lain. Ciri-ciri paling utama pada teori belajar satu ini yaitu adanya kegiatan pengamatan dan meniru hasil pengamatan.

Artinya, kegiatan belajar yang dilakukan didasari atas pengamatan suatu subjek yang nantinya subjek tersebut dapat ditiru. Setelah melakukan pengamatan, hal-hal dari subjek tersebut ditiru.

Selain itu, teori belajar sosial pula memiliki ciri yaitu adanya timbal balik daripada peniruan yang dilakukan. Adanya timbal balik tersebut nantinya dapat dijadikan sebagai tanda gambaran suatu tingkah laku, fisik, maupun hal-hal lain dari subjek tersebut.

Tujuan Teori Belajar Sosial

Teori belajar sosial masuk dalam deretan teori belajar. Teori belajar satu ini mengedepankan lingkungan sebagai objek pengamatan. Lingkungan tidak hanya manusia itu sendiri, tetapi termasuk makhluk hidup lainnya.

Dengan kehadiran teori belajar satu ini, tiap-tiap individu dapat menjalani aktivitas belajar melalui sekitarnya, baik makhluk hidup lain dan lingkungan. Dengan begitu, tingkah laku tiap-tiap individu dapat dipelajari melalui individu lain dan lingkungannya.

Teori belajar sosial pula memberikan tujuan yaitu dengan belajar ke arah individu lain dan lingkungan, tiap-tiap individu dapat menentukan cara-caranya dalam menjalani kehidupannya.            

Contoh Penerapan Teori Belajar Sosial

Manusia dan lingkungannya beserta makhluk hidup lain saling mendiami wilayah masing-masing di muka bumi ini. Makhluk hidup, terutama manusia pula tak dapat lepas dari keadaan sosial dan lingkungannya. Tak heran bahwa manusia dinobatkan sebagai makhluk sosial.

Berbicara mengenai hal ini, terdapat teori belajar yang berfokus pada manusia dan lingkungannya, yaitu teori belajar sosial. Dengan adanya teori belajar sosial, perilaku dan atau tingkah laku tiap-tiap individu dapat terbentuk berdasarkan sosialnya.

Contoh penerapan teori belajar sosial dapat dilihat pada tingkah laku tiap-tiap individu, baik anak-anak hingga dewasa dan orang tua. Karena sosial dalam teori belajar sosial tidak sebatas lingkungan semata.

Sosial dalam hal ini dapat bersumber dari orang-orang terdekat, seperti teman, keluarga, dan juga rekan/kolega. Dalam penerapannya, teori belajar sosial dapat digunakan pada usia dini atau anak-anak hingga remaja.

Hal ini dikarenakan periode tersebut merupakan periode dimana tiap-tiap individu mengalami perkembangan dan dipenuhi dengan rasa ingin tahu. Selain itu, teori belajar sosial pula melibatkan suatu proses belajar dalam bentuk meniru atau peniruan yang dilakukan. Sehingga, periode usia dini hingga remaja sangat cepat dalam proses tersebut.

Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Sosial

Teori belajar sosial memfokuskan pada lingkungan tiap-tiap individu sebagai bagian dari tingkah lakunya. Kehadiran teori satu ini pula memiliki kelebihan dan kekurangan.

Kelebihan daripada teori belajar sosial yaitu dengan adanya proses belajar dalam bentuk peniruan, tingkah laku tiap-tiap individu dapat dengan mudah diketahui asalnya. Dengan begitu, dapat pula dengan mudah dilihat lebih dalam mengenai perkembangannya.

Selain itu, kelebihan lainnya terletak pada sosial tiap-tiap individu itu sendiri. Jika sosial dan lingkungannya memberikan aura baik, tingkah laku baik pun didapat.

Melainkan apabila proses peniruan berasal dari sosial dan lingkungan dengan aura tidak baik, tingkah laku tidak baik pun di dapat. Hal ini dapat menjadi kekurangan teori belajar sosial.

Kesimpulan Pembahasan

Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial senantiasa menjalani kehidupan berdampingan dengan manusia lain dan juga makhluk hidup lainnya. Berbicara mengenai belajar dan sosial, dikenal adanya teori belajar sosial.

Teori belajar sosial adalah suatu proses belajar dan belajar itu sendiri yang didapatkan berdasarkan penglihatan ke arah manusia dan atau individu serta makhluk hidup lain. Salah satu tokoh teori belajar sosial adalah Albert Bandura.

Albert Bandura meyakini empat hal, yaitu diantaranya adanya penglihatan atau pengamatan, adanya ingatan, adanya aktivitas atau tingkah laku yang di dapat dari pengamatan, serta adanya motivasi yang saling mengisi satu sama lain demi terlaksananya suatu proses belajar sosial pada tiap individu.

Ciri-ciri paling utama pada teori belajar satu ini yaitu adanya kegiatan pengamatan dan meniru hasil pengamatan. Artinya, kegiatan belajar yang dilakukan didasari atas pengamatan suatu subjek yang nantinya subjek tersebut dapat ditiru.

Dengan kehadiran teori belajar satu ini, tiap-tiap individu dapat menjalani aktivitas belajar melalui sekitarnya, baik makhluk hidup lain dan lingkungan.

Dalam penerapannya, teori belajar sosial dapat digunakan pada usia dini atau anak-anak hingga remaja. Hal ini dikarenakan periode tersebut merupakan periode dimana tiap-tiap individu mengalami perkembangan dan dipenuhi dengan rasa ingin tahu sehingga dapat dengan mudah meniru tindakan orang-orang sekitarnya.

Jika sosial dan lingkungannya memberikan aura baik, tingkah laku baik pun didapat. Apabila proses peniruan berasal dari sosial dan lingkungan dengan aura tidak baik, tingkah laku tidak baik pun di dapat. Hal ini dapat menjadi kekurangan teori belajar sosial.

The post Teori Belajar Sosial: Pengertian – Tokoh dan Contoh Penerapannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>