Daftar isi
Bioma merupakan sebuah area luas yang dicirikan oleh vegetasi, iklim, tanah, dan margasatwa yang ada di area tersebut. Umumnya bioma dikenal dalam 5 kategori : perairan, padang rumput, hutan, gurun, dan tundra.
Kategori yang umum tersebut kemudan dibagi lagi menjadi lebih spesifik seperti sabana, hujan hutan tropis, air tawar, laut, hutan hujan sedang, dan taiga. Pembahasan kali ini adalah tentan hutan hujan tropis yang akan dipaparkan berikut ini.
Pengertian Hutan Hujan Tropis
Hutan hujan tropis merupakan hutan lebat yang panas, lembab, dan subur. Jenis bioma ini biasanya ditemukan di sekitar garis khatulistiwa. Hutan hujan tropis menerima curah hujan sekitar 254 cm setiap tahun.
Suhu pada hutan hujan tropis rata-rata sekitar 28 derajat celcius. Suhu terendahnya adalah 20 derajat celcius dan tidak lebih dari 35 derajat celcius. Cuaca di bioma ini mulai panas dan kering, kemudian disertai badai petir dan hujan yang lebat di sore hari.
Hutan hujan tropis umumnya berada di daerah tropis dan ditemukan di Australia, Afrika, Brazil, Bolivia, Chili, Kolombia, Myanmar, Papua Nugini, dan lainnya. Beberapa hutan hujan yang paling dikenal di dunia antara lain Amazon di Brazil, El Yungue di Puerto rico, dan Cekungan Kongo di Afrika.
Ciri-Ciri Hutan Hujan Tropis
Hutan hujan tropis memiliki ciri-ciri yang dibagi ke dalam kategori untuk mempermudah membedakannya dengan jenis bioma lain.
Iklim
- Suasananya panas dan lembab.
- Sangat basah dengan curah hujan lebih dari 200 cm per tahun.
- Sangat hangat dengan suhu harian rata-rata 28°C.
- Tidak memiliki musim, iklim konsisten sepanjang tahun.
- Iklim pada hutan hujan tropis adalah iklim yang ideal untuk pertumbuhan tanaman dan hewan.
Flora
- Pepohonan tumbuh sangat tinggi, memiliki batang yang tipis, dan akar yang besar. Anda dapat melihat akarnya berada di atas tanah.
- Liana adalah pohon yang khas dari bioma ini. Liana adalah tanaman merambat berkayu yang memanjat tinggi untuk mencapai sinar matahari.
- Daun di hutan hujan tropis memiliki bentuk yang khas yaitu ujungnya yang lancip dan memanjang, memungkinkan daun menjatuhkan air tetesan hujan dengan mudah.
- Rendahnya angin di dekat dasar hutan membuat banyak tumbuhan melakukan penyerbukan dengan bergantung pada lebah, kupu-kupu, atau hewan lainnya.
Fauna
- Spesies hewan lebih banyak daripada ekosistem lainnya.
- Hewan yang dapat Anda temukan antara lain gorila, sloth, jaguar, anaconda, serangga, burung, tokek, monyet dan katak pohon.
- Hewan yang tinggal di tempat ini beradaptasi untuk terhindar dar predator, misalnya monyet yang memiliki lengan panjang untuk dapat memanjat dari satu pohon ke pohon lainnya dan sloth bergerak sangat lamban untuk mengecoh pemangsanya.
- Beberapa hewan aktif di malam hari.
Tanah
- Warna tanahnya merah karena mengandung banyak zat besi.
- Sebagian besar tanah di hutan hujan tropis tidak begitu subur.
- Kualitas tanah cenderung buruk karena nutrisi cepat hilang ‘tersapu’ oleh hujan.
- Lapisan tipis tanah subur dapat ditemukan di permukaan tempat daun mati membusuk.
- Siklus nutrisi sangat cepat karena kondisi lembab yang membantu benda mati terurai dengan cepat, yang dibantu juga oleh bakteri dan jamur.
Struktur Hutan
- Di hutan hujan tropis, jumlah synusiae lebih banyak daripada tipe ekosistem lainnya.
- Synusiae dapat dikatakan sebagai perilaku tumbuhan yang membentuk komunitas dengan peran yang berbeda-beda.
- Synusiae berarti bergantung secara mekanis seperti pencekik, pemanjat, epifit, dan tanaman parasit. Campuran pohon ini membentuk beberapa kanopi di bawah lapisan paling atas.
- Kanopi atas hutan hujan tropis umumnya lebih besar dari 40 meter di atas tanah.
Jenis-Jenis Hutan Hujan Tropis
Anda mungkin akan menemukan berbagai jenis hutan hujan tropis, namun secara azonal hutan hujan tropis dibagi ke dalam beberapa kategori di bawah ini.
Hutan Bakau Tropis (Mangrove Forest)
Hutan bakau tropis atau yang mungkin Anda lebih sering dengar sebagai hutan mangrove. Mangrove atau bakau adalah satu-satunya tanaman pesisir yang dapat hidup di air asin yang kemudian menutupi garis pantai yang dikenal sebagai hutan bakau atau mangrove.
Mangrove ditemukan di seluruh daerah tropis dan subtropis di dunia. Indonesia merupakan negara dengan mangrove terbanyak. Selain itu, negara yang banyak memiliki hutan bakau adalah Australia, Brazil, Malaysia, dan Papua Nugini.
Hutan bakau yang tersebar di Indonesia bahkan banyak dijadikan sebagai tempat wisata, misalnya : Mangrove Maerokoco Semarang, Mangrove Edupark Semarang, Mangrove Wonorejo Semarang, Mangrove Muara Bengawan Solo, Hutan Mangrove Wana Tirta Kulon Progo, dan Hutan Mangrove Pasir Kadilangu.
Hutan Rawa Gambut (Peat Forest)
Hutan rawa gambut adalah hutan lembab tropis dimana gambut terbentuk dari akumulasi daun semi-dekomposisi dan bahan tanaman lain yang diendapkan pada lempung laut sulfida atau aluvium sungai yang menciptakan kondisi anaerobik dan menghambat dekomposisi.
Hutan rawa gambut memiliki peran penting bagi makhluk hidup lainnya antara lain menyeimbangkan dampak buruk pemanasan global, menjadi rumah bagi flora dan fauna, serta menjadi lahan pertanian dan peternakan.
Sebagian besar lahan gambut tropis di dunia berada di kawasan Asia Tenggara (Indonesia dan Malaysia), Peruvian Amazon (Amerika Selatan) dan Cekungan Kongo (Afrika tengah).
Hutan Rawa (Swamp Forest)
Hutan rawa adalah ekosistem hutan dataran rendah yang terbentuk di atas tanah gambut yang berasal dari sisa-sisa tanaman berkayu di daerah dengan curah hujan tinggi, suhu tinggi, dan daya serap yang rendah.
Meskipun hutan rawa dianggap “menyeramkan”, jenis hutan ini memiliki manfaat yang besar bagi keberlangsungan makhluk hidup. Hutan rawa menampung cadangan air, menyimpan sumber makanan bagi flora dan fauna, serta mencegah terjadinya banjir.
Hutan rawa tersebar luas dan lebih banyak di daerah tropis. Area hutan rawa terbesar dapat ditemukan di seluruh Afrika tropis, Amerika Tengah, Argentina, beberapa wilayah Asia Tenggara, dan Brazil.