Daftar isi
Awal masuknya agama islam di Indonesia masih belum diketahui secara pasti. Peninggalan-peninggalan yang digunakan sebagai sumber informasi mempunyai kelebihan dan kekurangan sehingga belum bisa dijadikan sumber yang kuat dan valid.
Berikut adalah beberapa peninggalan dari masuknya agama islam ke Indonesia:
1. Batu Nisan Maemunah
Batu nisan ini ditemukan pada tahun 475 H (1082 M) di Leran, Jawa Timur. Nama Maemunah merupakan nama yang jarang digunakan oleh bangsa Indonesia saat itu, sehingga para ilmuwan menduga bahwa batu nisan Maemunah bukan milik orang Indonesia, batu nisan tersebut sengaja diangkut dari luar negeri sebagai pemberat kapal.
2. Catatan Perjalanan Marcopolo
Marcopolo adalah seorang musafir dari Cina. Catatan ini ditulis saat Marcoplo sedang singgah di Sumatera tahun 1292, dia menyebutkan bahwa Perlak merupakan sebuah kota islam, sedangkan dua kota di sekitarnya yaitu Basma dan Samana bukan kota islam.
Kota Basma dan Samana sering dikaitkan dengan Samudera dan Pasai. Samudera Pasai sendiri merupakan kerajaan islam pertama di Indonesia, sehingga keterangan dari Marcopolo diragukan oleh para ilmuwan.
Para ilmuwan menduga bahwa Marcopolo salah menyebutkan bahwa Basma dan Samana bukan kota islam. Atau juga mungkin para ilmuwan yang salah menduga bahwa Basma dan Samana bukan merupakan Samudera dan Pasai.
3. Batu Nisan Milik Sultan Malik As Shalih
Sultan Malik As Salih merupakan raja pertama dari Kerajaan Samudera Pasai. Bisa dikatakan bahwa bukti ini adalah bukti yang paling valid apabila dibandingkan dengan bukti-bukti yang sebelumnya.
Batu nisan ini merupakan bukti bahwa pada abad ke XIII di Sumatera Utara sudah berada di bawah kepemimpinan islam. Bukti ini sekaligus mematahkan catatan bukti dari Marcopolo bahwa di Basma dan Samana (Samudera Pasai) bukan kota islam.
4. Dua Batu Nisan dari Minye Tunjoh
Batu Nisan ini diketahui berasal dari abad XIV dan ditemukan di Minye Tunjoh. Kedua batu nisan ini diukir di sepasang batu nisan dan diperkirakan dimiliki oleh satu orang yang sama yaitu Putri dari Sultan Malik al-Zahir.
Keunikannya adalah prasasti ini ditulis dengan dua bahasa yang berbeda. Salah satu prasasti ditulis menggunakan bahasa melayu kuno dan berhuruf Sumatera Kuno dan yang lain ditulis menggunakan bahasa Arab. Perbedaan yang lain adalah terdapat selisih penulisan angka hingga 10 tahun.
5. Batu Trengganu
Batu Trengganu merupakan sebuah petikan suatu maklumat yang diketahui berasal dari tahun 1302 dan 1387. Batu tersebut menggambarkan masuknya hukum islam ke suatu daerah yang sebelumnya wilayah tersebut bukan wilayah islam.
7. Batu Nisan Trowulan dan Troloyo
Trowulan dan Troloyo merupakan sebuah situs yang menjadi bagian dari Kerajaan Hindu Majapahit.
Batu nisan ini memuat potongan ayat-ayat Al-Quran, namun masih menggunakan tarikh saka sebagai sistem penanggalannya.
Bentuk dari batu nisan ini juga unik karena memiliki hiasan ukiran yang begitu rumit. Sehingga diduga batu nisan ini dimiliki oleh kaum elite Kerajaan Majapahit.