Sejarah

Candi Brahu: Pengertian – Sejarah dan Fungsinya

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Indonesia memiliki 34 provinsi yang tersebar secara menyeluh. Setiap provinsinya tentu saja memiliki keunikan dan kebudayaannya masing-masing. Salah satunya adalah provinsi Jawa Timur. Yap, provinsi yang sangat kental dengan pengaruh Kerajaan Majapahit ini telah meninggalkan beberapa peninggalan bersejarah salah satunya adalah Candi Brahu.

Apa itu Candi Brahu?

Candi Brahu adalah candi peninggalan bercorak Buddha yang dipercaya berusia lebih tua daripada Kerajaan Majapahit. Menurut masyarakat setempat, Candi Brahu ini berfungsi sebagai tempat pembakaran mayat namun tidak terdapat bukti arkeologis yang mendukung cerita tersebut. Selain itu, Candi Brahu ini juga salah satu candi yang memiliki gaya candi yang berbeda dengan candi lainnya. hal itu dikarenakan wujud arsitektur yang masih bertahan sampai sekarang.

Candi Brahu terletak di Trowulan tepatnya berada di Dukuh Jambu Mete, Desa Bejjong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Akses jalan menuju Candi Brahu juga terbilang mudah untuk dijangkau yakni dari Jalan Raya Mojokerto – Jombang, tepat di depan kantor Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Provinsi Jawa Timur ada sebuah jalan untuk menuju ke utara. Kita bisa mengikuti jalan itu dengan jarak hanya 1,8 kilometer saja. Candi ini berada di sebelah kanan jalan tersebut.

Sejarah Candi Brahu

Berbeda dengan candi-candi kerajaan yang ada di Jawa Timur lainnya seperti Candi Kidal, Candi Tikus, dan Candi Jago di mana dibangun sebagai makam bagi para raja-raja terdahulu. Candi Brahu ini dibangun hanya sebagai tempat untuk beribadah. Candi ini adalah candi yang diperkirakan sudah dibangun sebelum adanya pemerintahan Kerajaan Majapahit yang menguasai Trowulan.

Dengan kata lain, Candi Brahu telah ada sejak Kerajaan Majapahit ini dipimpin oleh Hayam Wuruk. Bahkan candi ini sudah ada saat masa pemerintahan Raja Brawijaya I. Oleh karena itu, sejarah pembangunan candi ini diperkirakan menjadi candi pertama kali yang dibangun di situs sejarah Trowulan.

Candi Brahu didirikan oleh Empu Sendok yang merupakan raja dari Kerajaan Mataram Kuno dan diperkirakan bahwa candi ini adalah salah satu peninggalan kerajaan tersebut. Hal itu ditemukan pada sebuah prasasti bernama Tembaga Alasantan yang berukuran 45 meter di sebelah barat dari candi tersebut. Dalam prasasti itu disebutkan kata Warahu atau Wanaru yang artinya bangunan suci untuk acara keagamaan.

Dari kata Wanaru, kemudian dihubungkan dengan kata Brahu. Prasasti yang berangka tahun 861 saka atau 9 September 939 Masehi itu menyebutkan bahwa pembuatan Candi Brahu atas dasar perintah dari raja Mpu Sendok yang berasal dari Kahuripan. Apabila dilihat dari tahun 939 tersebut, diperkirakan bahwa candi ini memiliki usia yang jauh lebih tua dibandingkan Kerajaan Majapahit.

Sementara, ketika masa Kerajaan Majapahit candi ini dianggap sebagai bangunan suci yang digunakan untuk tempat ibadah dan berdoa. Jika dilihat dari struktur bangunannya, Candi Brahu adalah candi Buddha yang mempunyai stupa yang merupakan ciri khas dari candi bercorak Buddha. Hal ini tentunya sangat berlawanan dengan peninggalan dari Kerajaan Majapahit yang kita kenal sebagai Kerajaan Hindu di Indonesia.

Menurut masyarakat setempat percaya bahwa Candi Brahu dulunya digunakan sebagai tempat untuk pembakaran jenazah raja-raja dari Kerajaan Majapahit mulai dari Raja Brawijaya I hingga Raja Brawijaya IV. Akan tetapi, tidak ditemukan bekas abu dari sisa pembakaran jenazah tersebut.

Ciri-ciri Candi Brahu

Secara umum, Candi Brahu ini mempunyai struktur utama yang hampir mirip dengan candi-candi lainnya yang ada di Jawa Timur. Adapun ciri-ciri tersebut antara lain:

  • Bangunan candi yang berbentuk ramping.
  • Atap candi terdiri dari beberapa perpaduan dari tingkatan.
  • Puncak atap candi berbentuk kubus.
  • Pintu dan relung terukir kala di mana hanya di bagian atasnya saja serta tidak ditemukan Makara.
  • Relief yang ada tidak terlalu timbul dengan penggambaran tokoh-tokohnya yang mirip seperti wayang kulit.
  • Candi ini terletak di belakang halaman.
  • Kebanyakan dari bagian candi ini menghadap ke arah barat.
  • Sebagian besar dalam pembuatan candi ini menggunakan bahan dasar dari batu bata merah. Hal itu dikarenakan tidak terdapat batu andesit untuk membuat seperti candi-candi lainnya.

Bentuk Bangunan Candi Brahu

Struktur bangunan dari Candi Brahu ini terdiri dari kaki candi, tubuh candi dan atap candi. Adapun perbedaannya sebagai berikut:

  • Kaki candi ini terdapat bingkai bawah, tubuh candi dan bingkai atas. Dalam bingkai tersebut terdapat pelipit rata, sisi genta dan setengah lingkaran. Selain itu, pada bagian kaki candi ini juga ditemukan susunan bata yang terpisah di mana diperkirakan sudah ada sejak masa sebelumnya. Di bagian kaki candi ini juga terdapat dua tingkat dengan selasarnya dan juga tangga di sebelah barat yang belum diketahui bentuknya dengan jelas.
  • Pada bagian tubuh candi berbentuk tidak terlalu persegi melainkan bangunan dengan bersudut banyak, tumpul dan berlekuk. Di bagian tenganya melekuk ke dalam seperti pinggang. Lekukan itu dipertegas dengan pola susunan dari batu bata pada dinding barat (dinding depan) candi. Selain itu, bagian tubuh ini sebagian besar disusun dari batu bata baru yang dipasang pada masa pemerintahan Belanda.
  • Pada bagian atap candi juga tidak memiliki bentuk prisma bersusun maupun segi empat, melainkan bangunan dengan bersudut banyak dengan puncaknya datar. Pada sudut tenggara dari atap terdapat sisa-sisa hiasan berdenah lingkaran yang diduga sebagai bentuk stupa.

Ukuran Candi Brahu

Dari bagian-bagian bangunan Candi Brahu ini memiliki ukuran tertentu. Adapun ukuran Candi Brahu sebagai berikut:

  • Kaki Candi Brahu memiliki ukuran sekitar 17,5 meter x 17 meter.
  • Bagian tubuh Candi Brahu ini memiliki ukuran sekitar 10 x 10,5 meter dan tingginya sekitar 9,5 meter. Pada bagian dalam candi ini terdapat sebuah ruangan dengan luasnya yaitu 4 meter x 4 meter dengan lantai yang rusak.
  • Atap candi memiliki tinggi sekitar 6 meter.
  • Secara keseluruhan Candi Brahu ini berukuran sekitar tinggi 25,7 meter dan lebarnya 20,7 meter.

Fungsi Candi Brahu

Setiap candi yang dibangun tentu memiliki fungsinya masing-masing. Begitupun dengan Candi Brahu. Berikut beberapa fungsi dari Candi Brahu yang perlu diketahui:

  • Sebagai tempat sembahyang bagi umat Buddha. Bahkan sejak masa Kerajaan Majapahit candi ini sudah dianggap sebagai bangunan suci di mana dipakai untuk tempat beribadah dan berdoa.
  • Kini, candi ini juga difungsikan sebagai tempat wisata sejarah bagi kaum pelajar atau lainnya.

Fakta Tentang Candi Brahu

Adapun fakta-fakta terkait Candi Brahu yang perlu diketahui antara lain:

  • Candi Brahu dipercaya merupakan candi yang lebih tua dibandingkan dengan candi yang ada di sekitar Trowulan. Bahkan candi ini lebih tua dari munculnya Kerajaan Majapahit.
  • Candi yang letaknya berdekatan dengan Candi Gentong dan Patung Buddha Tidur Maha Vihara.
  • Salah satu candi peninggalan Kerajaan Majapahit dengan bangunan bercorak Buddha.

Candi Brahu telah dibuka bagi siapapun yang berkunjung baik itu pelajar, traveler, dan sebagainya. Ketika, para pengunjung akan melihat kemegahan dari Candi Brahu. Selain itu, prasati-prasasti yang ada juga dapat menambah pengetahuan mengenai sejarah candi tersebut.