Candi Sumberjati: Sejarah, Ciri-Ciri dan Faktanya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Tidak hanya dikenal sebagai Kota Proklamator, Blitar nampaknya juga menyimpan beragam cerita sejarah. Mulai dari masa pemerintahan Kerajaan Hindu-Buddha sampai pada masa kemerdekaan.

Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa candi peninggalan dan tempat bersejarah yang ada di Blitar. Salah satu peninggalan yang paling bersejarah di Kota Blitar adalah Candi Sumberjati.

Candi Sumberjati merupakan salah satu candi peninggalan Kerajaan Majapahit. Candi Sumberjati juga sering disebut dengan Candi Simping. Dengan kata lain, kedua nama candi tersebut adalah bangunan yang sama.

Candi ini terletak di Dusun Krajan, Desa Sumberjati, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Jika dari Kota Blitar, untuk menuju Candi Sumberjati hanya berjarak sekitar 12 km ke arah selatan. Selain itu, candi ini berada pada satu jalur menuju wisata Pantai Tambakrejo.

Candi Sumberjati adalah tempat peristirahatan terakhir atau makam dari Raden Wijaya atau dikenal Sri Kertarajasa Jaya Wardhana yang merupakan raja pertama dari Kerajaan Majapahit sekaligus pendiri di mana pusat pemerintahannya berada di Trowulan, Mojokerto.

Sejarah Candi Sumberjati

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, Candi Sumberjati adalah tempat peristirahatan Raden Wijaya yang wafat pada tahun 1309. Namun dalam Kitab Negarakertagama juga menyebutkan bahwa Raden Wijaya ini diperabukan di Candi Brahu, Trowulan.

Di zaman Kerajaan Hindu-Buddha yang berkuasa di Indonesia, makam raja yang meninggal biasanya akan dicandikan dan diwujudkan sebagai dewa yang mereka sembah semasa hidup. Hal itu dikarenakan raja dianggap sebagai perwujudan dewa.

Berdasarkan Prasasti Kudadu (1216 Saka), Kerajaan Singasari pada pemerintahan Raja Kertanegara telah mendapatkan serangan dari tentara Kediri di bawah pimpinan Jayakatwang.

Keadaan tersebut sudah menyisakan seorang ksatria bernama Raden Wijaya. Seorang putra mahkota ini sempat menyelamatkan diri dan meminta perlindungan dari sahabatnya yang bernama Arya Wiraraja di Madura.

Kisah Raden Wijaya mendirikan Kerajaan Majapahit dimulai pada saat dirinya ditugaskan sebagai pengatur hutan di Tarik yang merupakan tempat prabu Daha berburu.

Ketika itu, Raden menemukan buah Maja yang rasanya pahit, sehingga dukuh Tarik pun diubah namanya menjadi Majapahit. beberapa lama kemudian, tentara Tartar dari Mongol ingin menggempur Singasari yang telah runtuh.

Hal tersebut dimanfaatkan oleh Raden Wijaya untuk bergabung dengan para tentara dan menggempur Kerajaan Kediri yang dianggap sebagai penerus dari Kerajaan Singasari.

Hasil dari penggabungan pasukan tersebut akhirnya berhasil menghancurkan Kerajaan Kediri. Runtuhnya Kerajaan Kediri menjadi awal munculnya Kerajaan Majapahit di bawah pemerintahan Raden Wijaya.

Kemudian Raden Wijaya sangat dihormati dan dimuliakan oleh rakyatnya berkat kemakmuran dan keadilan yang diberikan. Raja Wijaya dikenal rendah hati dan tidak pernah melupakan leluhurnya. Bahkan beliau memperhatikan beberapa candi yang digunakan sebagai pendharmaan para leluhurnya di daerah.

Di masa-masa tuanya, banyak terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh teman dekatnya yaitu pemberontakan Ranggalawe dan pembalasan Lembu Sora dapat dipadamkan pada tahun 1300 Masehi.

Kemudian di tahun 1309 Masehi, Raden Wijaya telah mangkat dan pendharmaan abunya di Antahpura yakni dalam perpih yang tersimpan di Candi Sumberjati atau Candi Simping.

Ciri-Ciri Candi Sumberjati

Bentuk Bangunan Candi Sumberjati

Hingga kini, Candi Sumberjati hanya terdapat lantai pondasi saja, sedangkan bangunan utuhnya sudah runtuh. Candi Sumberjati dibangun dari batu andesit di mana berbeda dengan candi-candi yang ditemukan di Trowulan, Mojokerto.

Dinas Kepurbakalaan telah membuat konstruksi gambar yang menggambaran bahwa candi ini indah dan strukturnya yang ramping meninggi.

Adapun penjelasan bagian-bagian dari Candi Sumberjati diantaranya:

  • Pada bagian batur candi terdapat berbagai relief macam binatang seperti Singa, Angsa, Burung Garuda, Merak, Babi Hutan dan Kera.
  • Pada bagian tengah batur candi terdapat batu yang berbentuk kubus. Pada bagian atasnya terdapat relief bergambar kura-kura dan naga yang saling mengkait dan mengitari batu tersebut. Namun tidak terlalu jelas apa kegunaan dari batu yang berbentuk kubus itu.
  • Pada bagian badan candi yang sudah direkonstruksi terletak di halaman candi ada hiasan-hiasan dengan motif suluran dan bunga.
  • Pada mustaka candi terdapat pelipit-pelipit garis dan bingkai Padma atau bunga teratai.
  • Pada bagian atas pintu utama terdapat kelapa Kala yang tampak menyeramkan sebagai penjaga pintu yang mengelilingi 4 sisi candi.
  • Pada sebelah utara, timur dan selatan ada cerukan di mana masing-masing di atasnya terdapat pahatan patung Kala. Namun pahatan tersebut kini terlihat berserakan di halaman candi.
  • Pada halaman candi tepatnya di sebelah timur laut ada tiga buah Lingga-Yoni berukuran kecil. Akan tetapi masih belum jelas terkait asal tempatnya. Hanya saja yang menjadi aneh di bagian bawah Lingga untuk menancapkan ke Yoni tidak berbentuk silinder, melainkan segi empat. Sementara di bagian atas berbentuk segi delapan.
  • Pada sebelah tenggara dari halaman candi ada sebuah patung singa yang duduk di atas padmasana. Namun patung singa ini tidak lagi memiliki kepala dan hanya tersisa badan saja.

Ukuran Candi Sumberjati

Adapun ukuran Candi Sumberjati beserta bagian-bagian yang ada di dalamnya sebagai berikut:

  • Candi Sumberjati ini memiliki ukuran panjang sekitar 10,5 m dan lebar 8,5 m dengan menghadap ke arah barat.
  • Berdiri dengan ketinggian sekitar 166 m di atas permukaan laut.
  • Struktur candi yang ramping ini memiliki tinggi sekitar 18 m.
  • Batur candi yang ada memiliki panjang 600 cm dan lebar 750 cm dengan tinggi sekitar 75 cm.
  • Untuk batu yang ada di tengah batur candi memiliki ukuran 75 cm x 75 cm x 75 cm.

Fungsi Candi Sumberjati

Jika dilihat dari sejarahnya, Candi Sumberjati berfungsi sebagai tempat peristirahatan atau makam yang diperuntukkan kepada Raden Wijaya. Pendharmaan abu jenazah Raden Wijaya ini di Pura Antahpura dalam peripih yang tersimpan di Candi Sumberjati.

Selain sebagai tempat makam, kini candi ini telah dibuka sebagai objek wisata sejarah yang ada di Blitar. Bahkan karena keunikannya tersebut, Candi Sumberjati ini selalu ramai dikunjungi oleh para wisatawan.

Fakta Tentang Candi Sumberjati

Adapun beberapa fakta Sumberjati sebagai berikut:

  • Candi Sumberjati merupakan jejak terakhir dari Raden Wijaya, raja pertama Kerajaan Majapahit.
  • Candi yang masih tersisa berupa pondasi saja.
  • Pada candi ini, Raden Wijaya diwujudkan sebagai Arca Harihara. Hal itu dikarenakan peranannya yang sangat besar dalam sejarah Singasari dan Majapahit. bahkan dia dianggap sebagai Dewa Wisnu yang berhasil menyelamatkan Singasari dari serangan Jayakatwang.
  • Sempat dilakukan pemugaran pada zaman Raja Hayam Wuruk di mana kondisinya yang telah dilihat sekarang.
  • Salah satu candi yang menarik para peneliti asing seperti J.E. Teijsmann, F.F.K Boscj, dan P.J. Perquin. Hasil penelitian dari mereka akhirnya mengundang banyak peneliti untuk melakukan penelitian tentang Candi Sumberjati.

Kondisi Candi Sumberjati yang hampir raya dengan tanah dan beserta sisa reruntuhannya tersebut tidak memungkinkan untuk dilakukan pemugaran karena banyak bagian dari candi yang sudah hilang. Meskipun demikian, sisa-sisa reruntuhan candi ini ditata rapi dan juga dirawat dengan baik oleh penjaga candi tersebut.

fbWhatsappTwitterLinkedIn