Candi Jabung: Sejarah – Ciri dan Fungsinya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Selain disebut sebagai Kota Angin, nampaknya Probolinggo di Jawa Timur ini masih menyimpan beragam sejarah lainnya yang tentunya sangat melekat dengan kota ini. Seperti yang kita ketahui, Jawa Timur memang sangat identik dengan sejarah Kerajaan Majapahit dengan banyaknya peninggalan-peninggalan yang ditemukan di sana. Salah satunya adalah Candi Jabung yang ada di Probolinggo.

Apa yang dimaksud dengan Candi Jabung?

Candi Jabung

Candi Jabung adalah salah satu candi peninggalan dari Kerajaan Majapahit dengan bercorak Buddha. Candi ini terletak di Dusun Jabung, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Candi Jabung ini terbuat dari batu bata merah dan sebagian lainnya ada yang terbuat dari batuan andesit.

Berdasarkan Kitab Nagarakertagama, Candi Jabung sering disebut dengan Bajrajina Paramitapura. Secara etimologi, nama tersebut berasal dari Bahasa Sansekerta yakni Bajra yang berarti sebutan untuk seorang dewa Buddhis dan Jina berarti tiga dewa. Sementara Paramita berarti ajaran Buddha Mahayana Tantra dan Pura berarti bangunan candi.

Sementara dalam kitab Pararaton telah disebut dengan Sajabung yang berarti tempat pemakaman Bhra Gundal. Bhra Gundal ini adalah salah satu tokoh wanita dari Keluarga Hayam Wuruk. Nama Jabung itu sendiri adalah nama pohon yang digunakan oleh masyarakat setempat.

Sejarah Candi Jabung

Beberapa bulan setelah menjadi raja dari Kerajaan Majapahit, kemudian Hayam Wuruk melakukan sebuah ritual semedi. Dalam semedinya tersebut, Raja Hayam Wuruk melihat kawasan yang terbilang potensial untuk dikembangkan. Akhirnya raja berniat untuk mengunjungi kawasan Kerajaan Majapahit yang berada di sisi timur Jawa.

Tujuan perjalanan dari Hayam Wuruk bersama rombongan pada dasarnya yaitu untuk memantau keadaan masyarakat yang dipimpinnya. Perjalanan itu juga sebagai salah satu dhara yang wajib dilakukan yakni menyatukan kawasan Majapahit. Adapun kawasan yang dilewati oleh raja dan rombongannya yakni Lasem, Lodaya, Palah, Lwang, Balitar, Jime, Kalayu, Simping, Kebonagung, Sajabung dan juga Paiton. Saat mereka tiba di Paiton, raja menemukan sebuah daerah yang pernah dilihat dalam semedinya.

Kata Paiton merupakan nama pemberian dari raja yakni gabungan dari dua kata yaitu Pait dan Ton. Pait berarti bagian dari kata Majapahit, sementara Ton berarti terlihat. Sehingga apabila kata tersebut digabungkan akan terbentuk kata Paiton yang berarti Majapahit terlihat.

Akhirnya di bawah pemerintahan dari Raja Hayam Wuruk, kebudayaan dan sastra mulai berkembang cukup pesat. Kemudian sejumlah candi dibangun untuk digunakan sebagai tempat pemujaan atau penyembahan salah satunya adalah Candi Jabung. Pada tahun 1353, Raja Hayam Wuruk melakukan pemugaran pada Candi Jabung.

Ciri-ciri Candi Jabung

Bentuk Bangunan Candi Jabung

Struktur dari Candi Jabung itu sendiri terdiri dari empat bagian yakni bagian batur, kaki, tubuh dan atap. Di atas batur ini, terdapat selasar keliling yang tidak begitu luas dan ada juga beberapa relief yang menggambarkan kehidupan sehari-hari. Adapun relief-relief tersebut menceritakan tentang:

  • Terdapat relief yang menggambarkan seorang petapa yang mengenakan sorban sedang mengajar siswanya.
  • Terdapat juga relief yang menggambarkan dua orang pria yang sedang berada di dekat sumur, lalu satu orang lainnya memegang tali timba.
  • Terdapat relief yang menggambarkan dua singa yang saling berhadapan satu sama lainnya.

Sementara untuk bagian kaki candinya ini terbagi lagi menjadi dua bagian yaitu kaki candi tingkat pertama dan kaki candi tingkat kedua.

  • Kaki candi tingkat pertama ini dimulai dari lis di atas batur yang berbentuk agief yang telah dihiasi dengan daun padina. Lis datar itu memiliki ketinggian sekitar 60 cm. Selain itu, di atas lis itu ada bidang panil yang memiliki 30 lapis bata merah dengan tinggi 12 m pada bagian panil yang dipahat dengan motif medallion.
  • Pada kaki candi tingkat kedua ini memiliki bentuk yang hampir sama dengan candi tingkat pertama yakni dimulai dari hiasan daun padina dan lis datar. Selain itu, di berapa bagian juga terdapat sebuah bidang vertikal dengan lebar sekitar 50 cm di mana didalamnya berisi ukiran kala dan ornament dedaunan.

Untuk bagian tubuh candi ini terbagi menjadi beberapa bagian yakni bagian dasar, sudut tenggara, tengah dan atas  candi.

  • Pada bagian dasar tubuh candi memiliki bentuk persegi yang didalamnya terdapat relief manusia, rumah dan pepohonan. Selain itu, di bagian dasar tubuh candi yang berbentuk silinder dihiasi dengan relief dan ukiran-ukiran yang menawan.
  • Pada bagian sudut tenggara dari candi terdapat relief yang menggambarkan wanita sedang menunggangi punggung seekor ikan.
  • Pada bagian tengah tubuh candi terdapat bilik candi. Di dalam bilik candi ini juga masih ada arca.
  • Pada bagian atas candi terdapat sebuah batu penutup cungkup yang sudah diberi ukiran.

Dan untuk bagian atap candi ini bersifat Buddhistik. Hal itu dapat kita lihat dengan penampakan atap yang berbentuk pagoda atau stupa dengan hiasan bermotif sulur-suluran.

Ukuran Candi Jabung

Adapun ukuran-ukuran dari bagian Candi Jabung sebagai berikut:

  • Candi Jabung ini berdiri pada area tanah yang luasnya sekitar 35 x 40 m.
  • Candi Jabung memiliki ukuran panjang sekitar 13,14 m dan lebarnya 9,6 m.
  • Candi Jabung ini juga berdiri di ketinggian sekitar 16,2 m.
  • Di dalam Candi Jabung terdapat juga candi kecil yang terbuat dari bata merah dengan ukuran masing-masingnya yaitu sisi 2,55 m dan tingginya 6 m.
  • Untuk bagian bilik candi yang berada di bagian tengah tubuh candi memiliki ukuran sekitar 2,6 x 2,58 m dan tingginya 5,52 m.

Fungsi Candi Jabung

Adapun beberapa fungsi dari Candi Jabung:

  • Dalam penjelasan Kitab Pararaton, Candi Jabung ini berfungsi sebagai tempat pemakaman untuk Bhra Gundul yang merupakan salah satu keluarga raja.
  • Dahulunya, candi ini digunakan sebagai tempat pemujaan.
  • Candi pernah dijadikan sebagai tempat sembahyang oleh rombongan orang Hindu dari Bali yang berkunjung ke sana.
  • Untuk saat ini, Candi Jabung juga lebih difungsikan sebagai maskot atau lambang dari pemerintahan.
  • Selain itu, candi ini juga difungsikan sebagai tempat wisata bersejarah karena letak dan lokasinya yang berada dekat dengan jalan raya pantura.

Fakta Tentang Candi Jabung

Adapun beberapa fakta mengenai Candi Jabung yang perlu diketahui sebagai berikut:

  • Setiap hari Waisak tiba, di candi ini biasanya dilaksanakan perayaan yang dilakukan oleh Mjelis Buddhayana Indonesia Jawa Timur. Bahkan perayaan ini juga dihadiri oleh pihak pemerintahan Kabupaten Probolinggo. Adapun salah satu rangkaian acaranya adalah pembagian sembako untuk masyarakat yang tinggal di sekitar candi.
  • Di sekitar candi, terdapat banyak sekali pohon Maja yang buahnya berwarna hijau dengan ukurannya sebesar melon dan rasanya yangpahit.
  • Sering dijadikan sebagai lokasi untuk tempat berkumpul antarkomunitas oleh para pemuda-pemudi di sana. Hal itu dikarenakan tempatnya yang sejuk dan indah.
  • Di sekelilingnya juga terdapat hamparan rumput yang hijau dan bersih di mana akan semakin menambah keindahan panorama. Sehinngga pengujung yang datang tidak harus membawa alas untuk duduk bersantai ria di sekitarnya.

Hingga kini, Candi Jabung masih terawat dan terjaga keasliannya. Selain itu, candi ini sekarang lebih digunakan sebagai objek wisata bagi para wisatawan yang ingin belajar sejarah maupun melihat panorama yang dimiliki oleh candi tersebut.

fbWhatsappTwitterLinkedIn