Daftar isi
Citraan merupakan kesan atau gambaran yang muncul saat membaca sekumpulan kata, frasa, kalimat serta larik-larik puisi. Citraan ini umumnya dapat dirasakan oleh pancaindra. Membuat kita seolah dapat mendengar, melihat, merasa, mencium dan mengecap secara nyata isi puisi yang dibaca. Berikut ini adalah macam-macam citraan yang wajib diketahui, agar bisa memahami puisi lebih dalam lagi.
1. Citraan Penglihatan (Visual Imagery)
Citaraan penglihatan adalah citraan yang merangsang mata sebagai indra penglihatan untuk mendapatkan kesan seakan benar-benar dapat melihat apa yang digambar puisi secara nyata.
Contoh:
Bersama merekahnya jingga, aku ingin bercerita perihal rasa yang tak sempat bersuara. Namun pupus bersama keraguan yang meraja. Menyisakan sesal yang tak mampu disangkal.
(Pitara Lusiana, Efek Ragu)
2. Citraan Pendengaran (Auditory Imagery)
Citraan pendengaran merupakan citraan yang muncul saat membaca kata yang mendefinisikan atau meniru suatu bunyi. Citraan ini dibuat untuk memberikan kesan seolah kata yang dibaca dalam larik-larik puisi sungguh dapat didengar oleh telinga.
Contoh:
Lagu yang sama kuputar malam ini
(Pitara Lusiana, Redam)
Maka kenangan lama yang coba kuabaikan kembali bermain lagi
Tentang senyum yang sering kau tagih
Perihal rasa yang pernah kau doa
3. Citraan Penciuman (Olfactory Imagery)
Citraan penciuman adalah citraan yang muncul ketika membaca kata-kata yang menguraikan suatu aroma. Citraan ini membuat kita seakan benar-benar bisa mencium aroma yang dideskripsikan dalam puisi.
Contoh:
Dua puluh tiga matahari
(WS Rendra, Nyanyian Suto untuk Fatima)
Bangkit dari pundakmu
Tubuhmu menguapkan bau tanah
4. Citraan Gerak (Kinaesthetic Imagery)
Citraan gerak merupakan citraan muncul dari pendeskripsian mengenai suatu pergerakan, yang betul-betul membuat pembaca merasa bahwa gerakan itu benar adanya.
Contoh:
Kau menghindar
(Pitara Lusiana, Halu)
Sekejap setelah menghadirkan debar
Meredupkan harap yang tengah hingar-bingar
Dan rasaku menggelepar
5. Citraan Pengecapan (Gustatory Imagery)
Citraan pengecapan adalah citraan yang memberikan ilusi di mana indra pengecap seakan merasakan setiap rasa (pahit, manis, asam, pedan atau manis) yang digambarkan oleh baris-baris puisi.
Contoh:
Seketika sekelebat kenangan membayang
(Pitara Lusiana, “Apa Kabar?”)
menyusul sapa yang kau layangkan
Menelusup rasa manis memabukan
Sebelum ledakan pahit menjelang
6. Citraan Taktil/Perabaan (Tactile Imagery)
Citraan perabaan/taktil merupakan citraan yang timbul ketika membaca atau mendengar frasa-frasa dalam puisi yang menggambarkan sensasi yang didapat ketika indra perabaan (kulit) melakukan kontak dengan sesuatu. Dimana kita seolah benar-benar merasakan sensasi itu secara nyata.
Contoh:
Satu hari kau sehangat senja, lain kali sedingin fajar.
(Pitara Lusiana, Teruntuk Halu)
Seolah kau bercanda dengan debar.
Memupuk harap lalu menghindar, melatih sabar.
Atau kau memang barbar?