Bahasa Indonesia

31 Contoh Bahasa Kiasan Metafora

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Metafora merupakan majas yang menggunakan kata dengan arti tidak sebenarnya. Kata dengan arti tidak sebenarnya biasa disebut dengan kata kiasan. Majas metafora biasanya akrab digunakan dalam sebuah karya sastra, baik itu puisi atau prosa.

Bahkan beberapa karya sastra drama juga kerap menggunakan majas metafora untuk menambah nilai seni dalam kalimat dan membuat pembaca lebih tertarik dan tidak merasa bosan. Metafora adalah gaya Bahasa kiasan untuk menyamakan sesuatu.

Berikut adalah beberapa contoh Bahasa kiasan metafora untuk menambah pemahaman mengenai majas ini :

  • Melihat ibuku tersenyum seindah embun pagi selalu menenangkan hatiku.

Seindah embun pagi = menenangkan

  • Orang yang memakan kaca mata sering disebut kutu buku.

Kutu buku = orang yang senang membaca dan menelaah buku di mana saja

  • Meskipun sudah belajar dengan giat, nilai yang didapat Gio tidak sesuai yang diharapkan. Namun, Gio belajar untuk berlapang dada.

Lapang dada = menerima apa adanya dengan ikhlas

  • Kita harus senantiasa rendah hati, tetapi tidak boleh rendah diri.

Rendah hati = bersikap baik dan tidak angkuh

Rendah diri = rasa tidak percaya diri

  • Pebrik mebel ayahku habis dilahap si jago merah.

Dilahap si jago merah = hangus terbakar oleh api

  • Angin puting beliung itu membabi buta tanpa ampun.
  • Bulan pertama menjadi anak bawang di kantor sangat berat.
  • Dimas mati kutu saat dimarahi ibunya.
  • Sosok berjiwa besar itu adalah ayahku.
  • Wanita bermulut harimau tersebut kini sedang menjalani persidangan.
  • Julukan kepala udang diberikan kepada Doni
  • Pendeta mempunyai buku putih yang tidak boleh dibuka oleh siapapun.
  • Aliran-aliran yang menyesatkan telah mencuci otak anggotanya.
  • Persidangan dalam film itu menunjukkan bahwa hakim bersikap berat sebelah.
  • Akal bulus seseorang bisa menyesatkan orang disekitarnya.
  • Presiden Rusia tersulut api amarah.
  • Pria itu seorang buaya darat.
  • Malas baca jadi otak udang.
  • Ibuku dulu adalah kembang desa.
  • Pegawai baru itu cari muka di hadapan atasan.
  • Tikus kantor masih berkeliaran bebas di negeri ini.

Tikus kantor = koruptor

  • Dewi malam telah menyinarkan sepercik cahaya di balik awan.

Dewi malam = bulan

  • Dendi adalah anak mas dari Pak Udin, seorang lurah karismatik dari Desa Batur.

Anak mas = anak kesayangan

  • Ibu tersebut terlihat murung karena si buah hati sedang jatuh sakit.

Buah hati = anak

  • Dasar kepala batu!. Sulit sekali untuk membuatmu berhenti merokok.

Kepala batu = keras kepala

  • Sepulang dari Jepang, kakakku membawa buah tangan yang sangat banyak.

Buah tangan = oleh-oleh

  • Rivaldi adalah seorang bintang kelas di kelasnya.

Bintang kelas = murid pintar

  • Demi memenuhi kebutihan keluarga, dia rela membanting tulang setiap hari di jalanan.

Membanting tulang = kerja keras

  • Jundi selalu cari muka saat berhadapan dengan gurunya di sekolah.

Cari muka = berbuat baik, namun perbuatan tersebut hanya ingin dinilai baik karena ada maksud tertentu, bukan dalam artian baik yang sesungguhnya.

  • Raja siang sudah menampakkan diri.

Raja siang = matahari

Metafora adalah semacam analogi yang membandingkan dua hal secara langsung, tetapi dalam bentuk yang singkat. Majas metafora adalah majas yang menggunakan kata-kata yang bukan arti sebenarnya atau kata kiasan berdasarkan persamaan atau perbandingan untuk melengkapi gaya Bahasa.

Fungsi majas metafora adalah semacam analogi yang membandingkan sua hal secara langsung, tetapi dalam bentuk yang singkat. Dalam proses membandingkan atau menyamakan suatu objek tertentu, majas ini pun tidak menggunakan kata-kata penghubung. Seperti bak, laksana, dan lainnya. Tetapi, majas metafora memiliki karakteristik secara langsung menuju atau menggunakan kata kiasan tersbeut.