Metafora merupakan majas yang menggunakan kata dengan arti tidak sebenarnya. Kata dengan arti tidak sebenarnya biasa disebut dengan kata kiasan. Majas metafora biasanya akrab digunakan dalam sebuah karya sastra, baik itu puisi atau prosa.
Bahkan beberapa karya sastra drama juga kerap menggunakan majas metafora untuk menambah nilai seni dalam kalimat dan membuat pembaca lebih tertarik dan tidak merasa bosan. Metafora adalah gaya Bahasa kiasan untuk menyamakan sesuatu.
Berikut adalah beberapa contoh Bahasa kiasan metafora untuk menambah pemahaman mengenai majas ini :
Seindah embun pagi = menenangkan
Kutu buku = orang yang senang membaca dan menelaah buku di mana saja
Lapang dada = menerima apa adanya dengan ikhlas
Rendah hati = bersikap baik dan tidak angkuh
Rendah diri = rasa tidak percaya diri
Dilahap si jago merah = hangus terbakar oleh api
Tikus kantor = koruptor
Dewi malam = bulan
Anak mas = anak kesayangan
Buah hati = anak
Kepala batu = keras kepala
Buah tangan = oleh-oleh
Bintang kelas = murid pintar
Membanting tulang = kerja keras
Cari muka = berbuat baik, namun perbuatan tersebut hanya ingin dinilai baik karena ada maksud tertentu, bukan dalam artian baik yang sesungguhnya.
Raja siang = matahari
Metafora adalah semacam analogi yang membandingkan dua hal secara langsung, tetapi dalam bentuk yang singkat. Majas metafora adalah majas yang menggunakan kata-kata yang bukan arti sebenarnya atau kata kiasan berdasarkan persamaan atau perbandingan untuk melengkapi gaya Bahasa.
Fungsi majas metafora adalah semacam analogi yang membandingkan sua hal secara langsung, tetapi dalam bentuk yang singkat. Dalam proses membandingkan atau menyamakan suatu objek tertentu, majas ini pun tidak menggunakan kata-kata penghubung. Seperti bak, laksana, dan lainnya. Tetapi, majas metafora memiliki karakteristik secara langsung menuju atau menggunakan kata kiasan tersbeut.