Daftar isi
Tuntutan reformasi banyak disuarakan masyarakat pada akhir masa orde baru (tahun 1998). Hal tersebut dipicu dengan adanya krisis multidimensional yang terjadi saat itu.
Para mahasiswa pun tidak luput untuk berperan menyuarakan tuntutan tersebut. Beberapa mahasiswa yang muncul berasal dari beberapa kampus ternama yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Medan serta Makassar.
Dalam penyampaian aspirasi tersebut mahasiswa mengusung demonstrasi positif dengan beberapa tema, seperti:
- Tuntutan untuk menurunkan harga sembako yang melejit pada saat itu.
- Penghapusan politik monopoli.
- Penghapusan KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme).
- Menginginkan pergantian kepemimpinan secara nasional.
Berikut beberapa contoh demonstrasi mahasiswa yang menuntut reformasi:
1. Demonstrasi Mahasiswa di Jakarta
Universitas Indonesia (UI)
Jakarta merupakan ibukota yang telah ditetapkan oleh pemerintah Indonesia pasca proklamasi kemerdekaan.
Jarak yang dekat antara para mahasiswa dengan pusat pemerintahan Indonesia, semakin membuat para mahasiswa yakin bahwa demonstrasi yang mereka lakukan akan semakin didengar oleh pemerintah pusat.
Mahasiswa yang melakukan demonstrasi di wilayah Jakarta ini berasal dari Universitas Indonesia (UI), demonstrasi tersebut adalah demonstrasi pertama yang dilakukan oleh para mahasiswa.
Para mahasiswa hanya meminta kepada pemerintahan orde baru secara sadar dan damai untuk mengundurkan diri dari pemerintahan Indonesia karena telah dianggap gagal dalam menjalankan amanat yang telah diberikan oleh rakyat.
Dan dengan pengunduran secara damai tersebut, para mahasiswa juga mengharapkan adanya pemerintahan baru yang lebih memihak kepada kepentingan rakyat Indonesia, bukan sebaliknya.
Universitas Trisakti
Selain gerakan demonstrasi yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Indonesia, aksi demonstrasi yang berada di Jakarta juga diwarnai dengan aksi mahasiswa Trisakti.
Namun, aksi demonstrasi yang dilakukan oleh mahasiswa Trisakti ini bisa dibilang menjadi pemicu demonstrasi yang anarkis, sebab pada demonstrasi ini mengakibatkan jatuhnya korban jiwa diantara para mahasiswa.
Pada awalnya demonstrasi dilakukan di dalam area kampus sesuai dengan yang dianjurkan oleh aparat.
Namun dalam perkembangannya, mahasiswa mulai berani untuk menuntut dilaksanakannya demo di depan gedung DPR ataupun MPR dengan tujuan agar inspirasi mereka bisa tersampaikan dengan langsung kepada pemerintah Indonesia.
Demonstrasi yang dilakukan oleh mahasiswa ini semakin hari semakin tidak dapat dikendalikan, sehingga dengan terpaksa para aparat harus mengamankan mereka dengan menggunakan peluru tajam, yang berakhir dengan tewasnya empat mahasiswa.
Keempat mahasiswa yang tewas tersebut tertembak saat ribuan mahasiswa Trisakti sedang kembali memasuki kampus setelah melakukan demonstrasi besar besaran. Peristiwa itupun dikenal dengan peristiwa Trisakti (12 Mei 1998).
2. Demonstrasi Mahasiswa di Yogyakarta
Pada 5 Mei 1998, mahasiswa Universitas Gajah Mada atau (UGM) mulai menunjukkan eksistensinya dalam menyuarakan tuntutan reformasi.
Hal tersebut tidak lain dipicu akibat terpuruknya kondisi perekonomian dan merosotnya kepercayaan masyarakat terhadap kinerja pemerintah yang dianggap lalai dengan amanat yang diberikan rakyat.
Puncak dari protes tersebut terjadi tepat pada tanggal 8 Mei 1998 di Yogyakarta. Peristiwa tersebut terjadi tepat seusai solat jumat,ada sekiranya lima ribu mahasiswa yang berasal dari UGM yang melakukan demonstrasi di bundaran kampus universitas gajah mada ini.
Dalam demonstrasi tersebut tidak hanya dilakukan oleh para mahasiswa UGM, melainkan juga terdapat mahasiswa yang berasal dari beberapa kampus lain yang juga berada di Yogyakarta.
Mahasiswa yang mulai bergerak mengikuti jejak UGM yakni, mahasiswa dari Universitas Sanata Dharma serta Institut Agama Islam Negeri (IAIN). Demonstrasi yang diniatkan dilakukan secara damai, seiring dengan berkembangnya menjadi tidak terkendali lagi.
Aparat keamanan yang tidak memberikan izin terhadap aksi tersebut, membuat mahasiswa semakin geram. Mahasiswa yang sudah terlanjur kecewa dan tidak bersedia untuk membubarkan diri akhirnya terlibat bentrokan dengan aparat keamanan.
Bentrokan tersebut terus terjadi hingga malam hari, hingga menyebabkan tewasnya beberapa mahasiswa. Selain mengakibatkan jatuhnya korban jiwa, bentrokan antara aparat keamanan dengan mahasiswa ini juga mengakibatkan ratusan orang mengalami luka-luka.
3. Demonstrasi Mahasiswa Surabaya
Gejolak reformasi pada tahun 1998 tidak hanya terjadi di ibukota Jakarta dan sekitarnya. Demonstrasi yang didasarkan dengan tuntutan reformasi ini juga disuarakan oleh mahasiswa Surabaya.
Pergerakan demonstrasi yang berasal dari Kota Pahlawan ini juga tidak kalah heroik. Pergerakan yang terjadi di Surabaya dibagi menjadi empat distrik. Gedung Grahadi menjadi titik tumpul dalam pelaksanakan pergerakan ini.
Dalam melakukan pergerakan ini para mahasiswa dibantu dengan berbagai unsur yang bekerja di berbagai bidang, seperti buruh serta petani.
Pergerakan tersebut berjalan begitu masif yang mengakibatkan para aparat keamanan tidak tinggal diam untuk menertibkan para masa demonstrasi.
Bahkan, pada malam hari aparat masih melakukan penyisiran pada kampus-kampus dan tidak segan segan melakukan tindakan penangkapan terhadap mahasiswa yang masih melancarkan aksinya pada malam hari.
Dalam aksi tersebut terdapat dua orang yang berasal dari Universitas Airlangga yang tak kunjung ditemukan sampai saat ini.
Purnawan Basundoro, sejarawan Universitas Airlangga menyebutkan bahwa gerakan demonstrasi yang telah terjadi di Surabaya ini dipicu oleh pengaruh dari mahasiswa yang berada di Jakarta dan Yogyakarta yang tergabung dalam Serikat Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi.
Gerakan demonstrasi yang marak terjadi di berbagai wilayah Indonesia tersebut memiliki misi yang sama,yakni menuntut mundurnya Presiden Soeharto dalam pemerintahan serta perubahan dalam seluruh bidang kehidupan berbangsa dan bernegara.