Daftar isi
Dunia flora dan fauna memiliki keanekaragaman jenis yang selalu menarik untuk dipelajari. Ada hewan sekilas terlihat seperti tumbuhan dan hewan bertulang namun tulangnya lunak.
Demospongiae berasal dari kindom Animalia dan filum porifera. Porifera digolongakan dan dibagi menjadi tiga kelas yang didasarkan pada perbedaan zat penyusunnya. Kelas tersebut ialah Demospongiae, Calcarea dan Hexactinellida.
Kelas ini tergolong ke dalam hewan invertebrata atau hewan tanpa tulang belakang. Demospongiae dikatakan berasal dari Bahasa Yunani yaitu demo yang memiliki makna tebal dan spongia yang bermakna spons.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Demospongiae merupakan hewan yang sebagian besar habitat hidupnya di air baik air laut maupun air tawar dimana ciri khas tubuhnya ialah tubuh berongga dan memiliki flagel.
Hewan dari kelas Demospongiae ini jika dilihat sekilas akan tampak seperti tumbuhan yang cantik karena sebagian besar spesiesnya memiliki warna terang yang mencolok.
Secara umum Demospongiae memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Sebagian besar porifera memiliki struktur tubuh spongosel atau tubuh yang berongga rongga. Dinding tubuhnya terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan luar dan lapisan dalam.
Demospongiae memiliki tersusun atas bagian tubuh yang memiliki peranan dan fungsinya masing-masing. Berikut adalah bagian tubuh Demospongiae secara garis besar :
Oskulum ini berfungsi sebagai tempat keluarnya. Air yang keluar ini berasal dari spongosol.
Bagian tubuh ini merupakan lapisan yang berfungsi sebagai pelapis antara lapisan luar dan lapisan dalam.
Porosit adalah saluran yang menghubungkan pori-pori hewan dengan spongosol yang menjadi tempat masuknya air.
Spongosol adalah rongga yang terletak di bagian dalam tubuh Demospongiae dimana air dan zat lainnya dapat masuk dan diserap.
Sel dalam tubuh Demospongiae yang berfungsi untuk mengedarkan nutrisi dan makanan.
Epidermis merupakan lapisan terluar yang dimiliki Demospongiae.
Spikula adalah zat penyusun dan pembentuk tubuh Demospongiae. Spikula tersusun dari kalsium maupun kalsium karbonat atau serabut spongin.
Flagel ada hampir di seluruh spesies dari kelas hewan ini, dimana flagel berguna sebagai alat gerak koanosit. Koanosit sendiri ialah sel yang melapisi spongosol dan berfungsi sebagai alat untuk mencerna makanan.
Demospongiae tergolong hewan yang tidak mudah ditemui karena habitatnya yang cukup sulit dijangkau dan tidak setiap saat didatangi manusia.
Habitat dari Demospongiae ini adalah di dalam air, dimana pada umumnya ialah di air laut baik dangkal maupun dalam. Habitat Demospongiae ini dimulai dari bagian tepi pantai dan ada juga yang hingga di kedalaman 5 kilometer. Namun beberapa jenisnya juga ada yang hidup di air tawar.
Demospongiae yang hidup di air tawar contohnya ialah halicionna yang hidup dengan menempel pada batuan atau benda lain yang bisa ditempeli yang berada di bagian dasar laut.
Reproduksi adalah cara semua jenis makhluk hidup untuk dapat mempertahankan kelangsungan spesiesnya sehingga tidak mengalami kepunahan.
Sama seperti sebagian besar reproduksi yang dijalani oleh kelas porifera lainnya, pada Demospongiae juga mengalami reproduksi secara seksual dan aseksual.
Reproduksi seksual dilakukan dengan membentuk zigot. Hal ini dilakukan dalam satu tubuh dimana kebanyakan Demospongiae bersifat hermaprodit sehingga satu individu mampu memproduksi sel telur dan sel sperma. Peleburan dari keduanya kemudian akan menghasilkan zigot.
Sementara itu, reproduksi aseksual dilakukan melalui pembentukan tunas atau gemulae.
Berikut adalah fakta-fakta menarik mengenai hewan dari kelas Demospongiae :