Daftar isi
Dalam penyajian suatu narasi tulisan baik ataupun informasi, dikenal istilah diksi. Istilah ini juga tentu tidak asing lagi bagi kalangan yang akrab dalam dunia sastra dan literasi.
Diksi adalah pilihan kata di dalam tulisan yang digunakan untuk menyampaikan suatu makna dan gagasan sesuai dengan tujuan dan keinginan penulis. Akan tetapi diksi tidak hanya sebatas pemilihan kata saja, melainkan juga bertujuan untuk mengungkapkan gagasan atau menceritakan sebuah peristiwa. Diksi juga meliputi gaya bahasa, ungkapan, dan sebagainya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online, diksi adalah pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan).
Menurut Wikipedia, pengertian diksi adalah pilihan kata di dalam tulisan yang digunakan untuk memberi makna sesuai dengan keinginan penulis dan harus ditulis dengan tepat, benar, dan lazim. Pemilihan diksi yang tidak tepat dapat menyebabkan gagasan penulis tidak tersampaikan.
Penggunaan diksi yang benar akan membantu lawan bicara atau pembaca dalam memahami pesan yang disampaikan. Diksi yang benar juga sangat berguna dalam penulisan berbagai karya tulis baik baik itu berupa cerpen, puisi, novel, dan lain-lain. Setiap pembicara atau penulis wajib memperhatikan diksi yang digunakan agar gagasan atau ide mereka dapat tersampaikan dengan baik kepada pendengar atau pembaca.
Secara garis besar, diksi terbagi menjadi dua jenis yaitu diksi berdasarkan makna dan diksi berdasarkan leksikal. Berikut penjelasan kedua jenis diksi tersebut.
1. Diksi Berdasarkan Makna
Berdasarkan maknanya, diksi terbagi menjadi 2 macam yaitu makna denotatif dan makna konotatif. Menurut Chaer (2009: 65), perbedaan diksi berdasarkan makna denotatif dan konotatif sesuai pada ada atau tidak adanya nilai rasa pada sebuah kata. Singkatnya, denotatif bersifat umum dan konotatif bersifat khusus
a. Makna Denotatif
Jenis diksi berdasarkan makna denotatif adalah diksi dengan makna yang sebenarnya dari suatu kata atau kalimat. Dengan kata lain, makna denotatif adalah makna yang objektif tanpa membawa perasaan tertentu atau murni.
Diksi dengan makna denotatif memiliki ciri-ciri antara lain memiliki makna yang lugas karena sifatnya yang literal dan biasanya hasil dari observasi dari panca indra, yakni penglihatan, penciuman, pendengaran, perasaan atau Pengalaman fisik lainnya.
b. Makna Konotatif
Jenis diksi berdasarkan makna konotatif adalah diksi dengan makna yang bukan sebenarnya. Dengan kata lain, makna konotatif merupakan makna kias yang berkaitan dengan nilai rasa.
Diksi dengan makna konotatif dipengaruhi oleh nilai dan norma yang dipegang oleh masyarakat tertentu. Meski demikian, diksi dengan makna konotatif akan beruabh seiring dengan perubahan nilai dan norma di masyarakat.
2. Diksi Berdasarkan Leksikal
Berdasarkan leksikal, diksi terbagi menjadi beberapa macam antara lain:
a. Sinonim
Sinonim adalah dua kata atau lebih yang memiliki persamaan makna. Penggunaan diksi sinonim bertujuan untuk membuat apa yang dituliskan menjadi lebih sesuai dengan ekspresi yang akan diungkapkan.
b. Antonim
Antonim adalah pemilihan kata yang memiliki makna berlawanan atau berbeda.
c. Homonim
Homonim merupakan pemilihan diksi yang memiliki pelafalan dan ejaan yang sama, namun artinya berbeda satu sama lain.
d. Homofon
Homofon adalah pemilihan diksi yang memiliki ejaan dan makna berbeda tapi pelafalannya sama.
e. Homograf
Homograf adalah kata yang memiliki lafal dan arti berbeda, tetapi ejaannya sama.
f. Polisemi
Polisemi adalah diksi atau frasa kata yang memiliki lebih dari satu arti, seperti bunga dan kepala.
g. Hipernim
Hipernim merupakan diksi yang mewakili banyak kata lainnya atau mencakup makna kata lainnya.
h. Hiponim
Hiponim merupakan diksi yang bisa terwakili oleh kata hipernim.
1. Fonem
Fonem merupakan bunyi bahasa yang mirip kedengarannya namun sebenarnya berbeda dan menyebabkan perbedaan arti. Dalam ilmu bahasa, penulisan fonem ditandai dengan garis miring /a/, /k/, /kh/, /p/, /ng/, dan lain sebagainya.
2. Vokal dan Konsonan
Sebuah kata bisa tersusun atas vokal saja, konsonan saja, atau gabungan vokal dan konsonan. Vokal merupakan huruf-huruf yang menghasilkan bunyi a, i, u, e, o. Sedangkan konsonan merupakan huruf-huruf selain kelima huruf tersebut seperti b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.
3. Silabel atau Suku Kata
Suku kata sering disebut dengan istilah silabel yang berasal dari bahasa Yunani dan merupakan unit pembentuk kata yang tersusun dari fonem, vokal, dan konsonan. Sebagai contoh, kata rajin terdiri dari dua suku kata yaitu ra dan jin. Suku kata juga dapat mempengaruhi ritme suatu kata.
4. Konjungsi
Konjungsi merupakan kata hubung atau kata sambung yang mana kata tersebut digunakan untuk menghubungkan ungkapan, kata, maupun kalimat. Konjungsi berdiri sendiri dan tidak berfungsi untuk menghubungkan objek atau menerangkan kata tertentu. Contoh kata konjungsi antara lain: dan, atau, ketika, tetapi, pun, karena, namun, dan lain sebagainya.
5. Kata Benda
Kata benda atau nomina merupakan tingkatan atau kelas kata yang menyatakan nama tempat, benda, maupun nama seseorang. Kata benda terdiri dari dua jenis yaitu kata benda konkret yang bisa dilihat panca indra seperti pensil, meja, kursi, almari, dan lain sebagainya. Sedangkan jenis kata benda yang kedua adalah kata benda abstrak yang hanya dapat dikenal dengan pikiran dan rasa. Sebagai contoh kata cinta, benci, rindu, bingung, pusing, dan lain sebagainya.
6. Kata Kerja
Kata kerja disebut juga sebagai verba dan biasanya digunakan sebagai predikat dalam suatu susunan kalimat. Definisi kata kerja merupakan tingkatan kata yang menyatakan tindakan, pengalaman, keberadaan, dan pengertian dinamis lain. Contoh kata kerja: lari, memukul, memotong, makan, minum, dan lainnya.
7. Infleksi
Infleksi merupakan perubahan pentuk kata tanpa mengubah kelas kata atau identitas leksikal kata tersebut. Infleksi hanya membuat perubahan bentuk katanya saja namun jenis kata dan makna yang terkandung tidak berubah. Contoh: kucuci-kau cuci, mencuci-dicuci.
8. Uterans
Uterans merupakan sub elemen yang mempengaruhi diksi dengan penggunaan dan pemahaman yang jelas dan efektif berdasarkan kemampuan bahasa. Contoh: Jika rajin belajar, kamu pintar.
Dalam pembuatan karya sastra, diksi memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:
Tujuan diksi adalah sebagai berikut:
1. Contoh Diksi Berdasarkan Makna
a. Denotatif
b. Konotatif
2. Contoh Diksi Berdasarkan Leksikal
a. Sinonim
b. Antonim
c. Homonim
d. Homofon
e. Homograf
f. Polisemi
g. Hipernim
h. Hiponim