Daftar isi
Sikap atau pandangan yang berpangkal pada masyarakat dan kebudayaan sendiri, biasanya disertai dengan sikap dan pandangan yang meremehkan masyarakat dan kebudayaan lain.
Pengertian Secara Umum
Etnosentrisme adalah sebuah cara pandang yang dimiliki oleh individu yang beranggapan bahwa kebudayaan yang dimilikinya lebih tinggi atau lebih baik dari budaya lainnya.
Atau bisa dikatakan sebuah pandangan yang menganggap budaya lain lebih rendah.
Pengertian Menurut Para Ahli
Etnosentrisme memiliki ciri-ciri atau karaktersistik. Menurut Larry ada 3 tingkatan dalam etnosentrisme, berikut penjelasannya.
Sebuah keyakinan seorang individu bahwa budaya yang dimilikinya lebih baik dari budaya lain.
Karakter ini terbentuk alami berasal dari budaya asli individu.
Di mana seorang individu percaya bahwa budayanyaadalah pusat dari segalanya dan budaya lain harus dinilai dan diukur berdasarkan standar budaya individu tersebut.
Karakteristik ini berbahaya karena menganggap budaya yang dimiliki dan diyakininya sebagai yang paling benar dan bermanfaat.
Sebuah karakteristik yang juga menganggap budayanya sebagai yang paling berkuasa dan percaya bahwa nilai dan kepercayaan yang dimilikinya harus diadopsi atau diikuti oleh orang lain.
Etnosentrisme pada dasarnya terletak pada identitas sosial yang mendasar yaitu: “Kami”.
Manusia mengkotak-kotakkan dirinya sendiri kemudian menciptakan kategori berdasarkan persepsinya dan muncullah istilah “Kami” dan “Bukan Kami”
Solidaritas dalam kelompok ini dapat tercipta dalam waktu satu menit di dalam sebuah laboratorium.
Hal ini dibuktikan oleh Henri Tajfel dan rekan-rekannya pada tahun 1971, ia mengadakan sebuah eksperimen di sekolah khusus lelaki di Inggris.
Budaya Politik berkembang di masyarakat cenderung bersifat tradisional dan tidak rasional.
Hal ini membuat masyarakat cenderung bersikap subjektif, primordial dan penuh emosional dalam merespon dan bertindak.
Masyarakat berinteraksi dengan keadaan-keadaan politik yang ada, hal ini membuat masyarakat lebih memikirkan kepentingannya sendiri atau golongannya.
Golongan yang dimaksud yaitu agama, suku, etnis dsb.
2. Pluralitas Bangsa Indonesia
Keadaan Indonesia yang kaya akan bermacam-macam suku, ras, etnis dan budaya menjadi salah satu faktor yang rawan memunculkan etnosentris di masyarakat.
Golongan, suku, ras dan agama bahkan etnis yang bermacam-macam mudah menyebabkan beberapa perselisihan dan masalah sosial.
Kondisi tersebut karena keberagaman yang ada membuat setiap golongan, suku, ras dan agama masing-masing saling berdaulat dan menguasai satu sama lain.
Budaya Carok dalam masyarakat Madura. Yaitu adat atau kebiasaan suku Madura yang dilakukan oleh laki-laki Madura untuk membunuh atau menghilangkan nyawa seseorang yang membuat harga dirinya terusik.
Konsep carok dianggap sebagai perilaku yang brutal dan tidak masuk akal jika dipandang dari kaca mata kebudayaan kelompok lain.
Karena merupakan tindakan yang tidak manusiawi dan tidak masuk akal.
Namun, bagi masyarakat Madura harga diri merupakan konsep yang sakral dan harus selalu dijunjung tinggi di dalam masyarakatnya.
Contoh etnosentrisme dalam menilai secara negatif konteks sosial budaya tentang carok dalam masyarakat Madura banyak ditentang oleh para ahli ilmu sosial.
Koteka atau pakaian yang digunakan oleh masyarakat Papua di pedalaman juga menjadi contoh etnosentrisme.
Ketika koteka dipandang sebagai hal yang tidak beradab dan memalukan oleh orang-orang yang memiliki kehidupan moderen atau jika dinilai dari golongan beragama tertentu.
Tetapi warga pedalaman papua melihat koteka sebagai pakaian yang wajar bahkan mereka memakai koteka dianggap sebagai suatu kewajaran, bahkan dianggap sebagai suatu kebanggaan.
Dampak Negatif Etnosentrisme
Dampak Positif Etnosentrisme