5 Faktor Penyebab Konflik di Masyarakat Beragam beserta Contoh Kasusnya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Dalam kehidupan sosial, masyarakat hidup saling berdampingan. Kehidupan sosial membentuk berbagai macam hubungan, baik yang harmonis maupun yang tidak.

Menurut studi sosiologi, hubungan antar individu dalam masyarakat disebut interaksi sosial. Ada dua dampak yang bisa dihasilkan dari interaksi sosial, yakni asosiatif dan disosisatif.

Asosiatif artinya hubungan yang terjadi semakin erat. Misalnya kerja sama atau kolaborasi antar individu. Sebaliknya, disosiatif berarti hubungan yang terjadi semakin renggang dan menimbulkan konflik.

Terjadinya konflik bisa disebabkan oleh perbedaan prinsip, pendapat, maupun keyakinan.

Kita mungkin sering menyaksikan terjadinya konflik di sekitar kita. Namun apakah yang dimaksud dengan konflik? Dan apa saja penyebab terjadinya konflik?

Apa yang Dimaksud dengan Konflik?

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istilah konflik mencakup banyak arti. Konflik dapat diartikan sebagai percekcokan, perselisihan, dan pertentangan.

Babun Suharto dalam Moderasi Beragama (2019) menyebutkan umumnya istilah konflik, mengacu pada rangkaian peristiwa pertentangan dan pertikaian antar pribadi hingga pertentangan dan peperangan di masyarakat.

Sedangkan menurut Soejono Soekanto, konflik merupakan kondisi pertentangan antar dua pihak yang saling berusaha memenuhi tujuannya dengan cara menentang lawannya.

Konflik bersifat inheren. Artinya konflik akan selalu ada dalam kehidupan bermasyarakat, di mana saja dan kapan saja. Misalnya konflik dalam keluarga, konflik antar teman, atau konflik antar warga.

Dampak Terjadinya Konflik di Masyarakat

Dalam teori konflik yang dikemukakan Lewis A. Coser, konflik tidak selalu bersifat negatif. Konflik sosial yang terjadi juga bisa memberikan dampak positif.

Dampak negatif yang bisa muncul akibat konflik sosial antara lain:

  • Menimbulkan perpecahan antar golongan
  • Adanya kerugian ekonomi dan kerusakan sarana prasarana
  • Timbulnya perpecahan antar golongan
  • Menyebabkan jatuhnya korban jiwa dan trauma bagi masyarakat.

Namun di sisi lain, konflik juga bisa memberikan dampak positif bagi masyarakat, antara lain:

  • Dapat memunculkan norma baru
  • Meningkatkan kesadaran kelompok yang tengah berkonflik untuk berkompromi
  • Menumbuhkan solidaritas kelompok
  • Melatih kekuatan setiap individu untuk menghadapi ragam situasi konflik.

Meskipun konflik memiliki sisi positif, namun bukan berarti kita harus menormalisasi terjadinya konflik. Karena kerugian yang ditimbulkan adanya konflik tetap lebih besar. Sehingga sebisa mungkin kita menghindari faktor terjadinya konflik.

Faktor Penyebab Konflik di Masyarakat Beragam

Konflik tidak muncul tanpa suatu penyebab yang jelas. Ada beragam faktor penyebab konflik di masyarakat beragam, antara lain sebagai berikut:

  • Perbedaan Antar Individu

Manusia pada dasarnya merupakan individu yang unik dan berbeda satu dengan yang lain. Perbedaan ini muncul dari segi prinsip, perasaan, ataupun sudut pandang. Konflik ini terjadi antara dua orang yang saling bertentangan.

Adanya perbedaan ini dapat menjadi salah satu pemicu faktor penyebab konflik di masyarakat beragam. Dalam kehidupan bersosial, kita tidak mungkin bisa selalu selaras dengan pendapat orang lain.

Contoh terdekat adalah konflik antar teman. A memiliki pendapat yang berbeda dengan B tentang pembelian tiket sebuah konser musik. A merasa marah dan memaki B karena pendapatnya tidak diterima.

  • Perbedaan Latar Belakang Budaya

Sebagai makhluk sosial, manusia tentunya banyak mendapatkan pengaruh dari lingkungan dan kelompoknya. Beragam pemikiran dan prinsip yang dianut oleh kelompok tersebut, akan menghasilkan individu yang berbeda.

Berdasarkan data sensus BPS tahun 2010, di Indonesia sendiri ada lebih dari 300 kelompok etnik dan 1.340 suku bangsa. Banyaknya kelompok dan etnis yang ada, menciptakan keberagaman bangsa. Namun di sisi lain, keberagaman tersebut juga bisa menjadi pemicu kemunculan konflik.

Hal ini terjadi karena adanya gesekan budaya. Misalnya konflik suku Madura dari Jawa Timur dan suku Dayak di Kalimantan yang memicu peristiwa berdarah pada tahun 2001.

  • Perbedaan Kepentingan Individu atau Kelompok

Sebagaimana yang kita ketahui, setiap individu unik dan memiliki tujuannya masing-masing. Maka perbedaan tersebut juga membentuk kepentingan yang berbeda.

Terkadang individu bisa saja melakukan pekerjaan yang sama namun dengan tujuan yang berbeda.

Contohnya konflik yang terjadi karena perbedaan kepentingan saat razia pedagang kaki lima. Satpol PP memiliki kewajiban untuk menertibkan dan menjaga suasana jalan tetap kondusif. Namun para pedagang juga memerlukan lahan untuk tempat berjualan.

Dari contoh tersebut, satpol PP dan pedagang sama-sama melakukan kewajiban mereka. Namun untuk kepentingan dan tujuan yang berbeda.

  • Perbedaan Ras dan Etnis

Di setiap negara, hampir semuanya terdiri dari beragam ras dan etnis di dalamnya. Perbedaan nilai dan norma yang dianut oleh satu etnis dengan etnis lainnya dalam masyarakat beragam, dapat menjadi salah satu faktor terjadinya konflik.

Demikian pula dengan konflik yang disebabkan perbedaan ras. Ketegangan antar ras bisa menimbulkan diskriminasi. Adanya kecemburuan sosial antara ras minoritas kepada mayoritas bisa mengakibatkan konflik yang berkepanjangan.

Sebagai contoh, konflik yang terjadi antara ras kulit hitam dan kulit putih yang ada di Amerika. Dilansir dari BBC News, keturunan Afrika lebih banyak mendapatkan diskriminasi dalam berbagai hal.

Mulai dari pelayanan hingga pemenuhan hak. Warga kulit hitam di Amerika juga lebih banyak menerima penangkapan polisi dibanding kulit putih.

  • Perbedaan Keyakinan dan Agama

Faktor yang terakhir adalah agama. Di Indonesia, beberapa kali kita melihat konflik yang berawal dari perbedaan kepercayaan dan agama.

Perbedaan tersebut bahkan bukan hanya terjadi antar agama saja, namun bisa juga muncul dalam kelompok agama itu sendiri.

Contohnya konflik antar umat beragama di Aceh pada tahun 2015 dan konflik di Sumatera Utara di tahun 2016. Ada pula konflik karena perbedaan agama di India tahun 2020. Konflik ini terjadi antara umat Islam dengan Hindu di sekitar kota Delhi.

Konflik memang bisa terjadi di mana saja dan kapan saja. Namun adanya konflik harus diselesaikan secepat mungkin, untuk menghindari kerusakan dan korban jiwa yang lebih banyak.

fbWhatsappTwitterLinkedIn