Apa rasisme itu? Jika dilihat pengertiannya dari Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, rasisme diartikan sebagai rasialisme.
Rasisme merupakan sebuah paham yang merasa bahwa ras diri sendiri itu merupakan ras paling unggul. Pramoedya Ananta Toer mengartikan rasisme adalah pemahaman yang menolak suatu golongan masyarakat yang berdasarkan atau berbeda ras.
Alo Liliweri menyatakan bahwa rasisme merupakan suatu ideologi yang mendasarkan pada diskriminasi terhadap seseorang atau kelompok orang karena ras mereka, bahkan menjadi doktrin politis. Pengertian rasisme dapat disimpulkan sebagai paham diskriminasi terhadap suku, agama, ras, adat atau disingkat menjadi SARA, serta diskriminasi terhadap kelompok dengan ciri-ciri tertentu.
Rasisme dapat berwujud sikap intimidasi, kekerasan, atau membenci. Sikap rasis juga dapat terjadi lewat bullying, cemoohan, maupun mengucilkan orang lain dari kegiatan dan kelompok tertentu karena perbedaan asalnya.
Sikap rasisme yang dilakukan oleh individu tentu tidak muncul begitu saja. Individu melakukan rasisme pasti ada penyebabnya bisa dari internal, interpersonal, maupun sistematik. Ada beberapa faktor-faktor penyebab seseorang melakukan tindakan rasis kepada individu atau golongan tertentu.
- Munculnya Rasa Tidak Aman
Rasisme bisa terjadi karena adanya rasa kehilangan identitas diri. Saat merasa tidak memiliki identitas, individu akan mencari kelompok yang memiliki kesamaan dengan dirinya.
Kesamaan seperti warna kulit, ras, suku, agama, dan lain sebagainya. Ketika individu ini berada di kelompok yang berisi orang-orang mirip dengan dirinya akan merasa aman.
Namun, ketika individu tersebut berada di kelompok yang berbeda dengannya dia merasa tidak aman. Perasaan itu dapat mendorong dirinya berbuat rasis kepada orang yang berbeda dengannya.
- Hilangnya Rasa Menghormati Orang Lain
Perasaan tidak aman yang mendera individu akan membuat dirinya sulit menghormati orang lain. Ia hanya memandang golongannya saja yang berperilaku baik.
Sementara, pandangannya terhadap golongan lain selalu buruk dengan mudah menghakimi mereka. Individu tersebut hanya terus melihat perbedaan yang ada. Alhasil, kesamaan yang sebenarnya ada tertutup karena hilang rasa menghormati orang lain dalam dirinya
- Memusuhi Golongan Lain
Setelah individu merasa sudah memiliki identitas diri, kemudian akan membangun identitas kelompok. Identitas ini dapat membuat individu memusuhi orang di luar golongannya.
Permusuhan mencuat sebab setiap golongan ingin menjadi yang lebih kuat. Namun, kedekatan individu dengan orang-orang dalam golongannya membuat ia mencintai prinsipnya.
Dampak dari kedekatan itu justru bisa mematik konflik dengan golongan lain. Perbedaan kecil bisa menjadi masalah antar agama, ras, dan lain sebagainya.
- Pelampiasan Terhadap Golongan Lain
Jika dari dalam diri sudah membenci seseorang atau golongan yang berbeda dengannya maka emosi dapat terpendam. Emosi negatif tersebut berbahaya apabila dilampiaskan langsung kepada seseorang maupun golongan yang berbeda.
Individu ini dapat tindakan rasisme seperti membully atau mencemooh. Bahkan beberapa kasus rasisme yang ekstream sampai berujung penganiayaan dan pembunuhan.
- Sosialisasi dalam Keluarga
Peran keluarga sangat penting untuk membentuk kepribadian anak sebelum menjadi individu yang mandiri berbaur dengan masyarakat. Cara orangtua mendidik akan melekat pada diri anak.
Jika orangtua sejak anak kecil sudah menanamkan sikap rasisme kepada orang atau golongan lain. Maka akan membuat anak tumbuh sebagai individu yang rasis. Dampaknya dapat memunculkan rantai rasisme yang tidak akan putus karena didoktrin antargenerasi.
- Budaya dan Adat Istiadat
Setiap kelompok masyarakat, daerah, maupun bangsa tentu hidup dalam budaya dan adat istiadat yang berbeda-beda. Perbedaan ini dapat menjadi penyebab individu melakukan rasisme kepada golongan lain.
Sebab, budaya dan adat istiadat yang sudah tertanam kuat bisa mempengaruhi pemikiran, perasaan serta pemahaman individu kepada golongan lain.
- Stereotip
Masih terkait dengan budaya dan adat istiadat yang bebeda. Penyebab tindakan rasisme selanjutnya yakni keberadaan sterotip yang muncul dalam suatu golongan kepada golongan lain.
Misalnya, sterotip yang seringkali dijumpai di masyarakat kita antara lain, orang kulit hitam pasti kriminal, orang Batak selalu kasar, orang Sunda pemalas, dan masih banyak lagi. Padahal sterotip yang dilabelkan kepada sebuah golongan tertentu tidaklah benar.
Setiap orang pasti mempunyai kepribadian berbeda. Jadi, tidak bisa disamakan ratakan sifatnya meskipun berasal dari golongan sama.
- Kebijakan Pemerintah
Suatu negara dengan masyarakat majemuk rentan terjadi tindakan rasisme. Tidak terkecuali disebabkan oleh kebijakan pemerintah.
Apabila pejabat di pemerintahan didominasi orang-orang satu golongan dan rasis. Maka kebijakan yang dibuat untuk masyarakat mungkin mengedepankan golongannya sendiri tanpa melihat keberagaman yang ada.
Kedelapan faktor-faktor penyebab rasisme dapat dikategorikan dalam beberapa jenis. Pertama, rasisme internal yang berasal dari dalam diri disebabkan oleh faktor perasaan tidak aman, hilangnya rasa menghormati orang lain, dan pelampiasan kepada orang lain.
Kedua, rasisme interpersonal yakni rasisme yang mempengaruhi interasi antar individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok. Rasisme interpersonal disebabkan oleh pelampiasan terhadap golongan lain, budaya dan adat istiadat, sosialisasi dalam keluarga, hingga stereotip.
Ketiga, rasisme sistematik yaitu rasisme dalam sistem politik, ekonomi dan hukum yang dapat disebabkan karena kebijakan pemerintah. Akibatnya terjadi ketimpangan dalam berbagai bidang.