8 Filsuf Muslim Beserta Biografi dan Karyanya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Setiap manusia diyakini memiliki kemampuan dan keahliannya di bidang khusus. Begitu juga dengan ilmu pengetahuan yang setiap cabangnya diisi oleh orang-orang yang ahli di bidangnya masing-masing.

Pada pembahasan kali ini kita akan mengulas tentang filsuf yaitu orang yang ahli dalam fenomena kehidupan dan pemikiran manusia yang khususnya filsuf muslim. 

1. Al-Kindi

Jika kita berbincang mengenai tokoh filsuf muslim maka erat kaitannya dengan sosok Al-Kindi. Beliau adalah pria keturunan asli Arab Saudi, khususnya suku Kindah pada tahun 801 M di Kufah yang dikenal sebagai filosof Arab pertama.

Nama aslinya adalah abu Yusuf Yaqub ibn al-Sabbah ibn Imran ibn Muhammad ibn al-Asy’ats ibn Qais al-Kindi. Al Kindi yang sudah menjadi yatim sejak kecil ini memiliki kegigihan dalam mengejar ilmu utamanya ilmu agama, filsafat, logika, matematika, musik, astronomi, fisika, kimia, geografi, kedokteran dan teknik mesin. Ia juga fasih dalam berbahasa asing seperti bahasa Yunani dan Suryani. 

Buah pemikiran AL-Kindi diakui oleh para cendekiawan ternama pada masanya. Kemampuan berbahasa Al Kindi membuahkan hasil yaitu terjemahan buku-buku filsafat Yunani seperti karangan Aristoteles dan ilmuwan besar lainnya. Menurut Al-kindi filsafat adalah ilmu tentang kebenaran yang sesuai dengan kesanggupan manusia. Konsep lainnya adalah filsafat jiwa yakni jiwa tidak tersusun namun sangat penting. 

Pada dasarnya pemikiran Al Kindi adalah sebuah perpaduan antara filsafat dan agama yang seimbang. Pemikiran Al Kindi ini lah yang membuka jalan para filsuf muslim besar lainnya. 

2. Ibnu Rusyd

Abu al-Walid Muhammad Ibnu Rusyd atau lebih dikenal sebagai Ibnu Rusyd adalah seorang ahli filsafat yang lahir di Cordoba yang hidup pada tahun 1126-1198 M. Ia dikenal sebagai sosok yang sangat jenius yang tak hanya menguasai filsafat saja tetapi juga al-Quran, fisika, kedokteran, biologi, dan astronomi dan juga seorang ahli hukum. Di Bumi belahan barat namanya lebih dikenal sebagai Averrhoa karena ia lah yang menemukan genus tumbuh-tumbuhan ini. 

Pemikiran-pemikiran sang komentator terbesar dari karya Aristoteles ini disebut sangat berpengaruh terhadap filsafat kristen yang berjaya pada abad pertengahan. Ibnu Rusyd mampu mengisi kekurangan karya Aristoteles dan dan juga plato sehingga menjadi lebih lengkap serta menerjemahkannya.

Beberapa karya Aristoteles yang dilengkapinya adalah De Organon, De Anima, Physica, Metaphisica, De Partibus Animalia, Parna Naturalisasi, Metodologia, Rhetorica, dan Nicomachean Ethic.

Karya filsafat Ibnu Rusyd yang melegenda adalah kitab Tahafut at-Tahafut  yang isinya sebagai penengah antara pemikiran Aristoteles dengan Abu Hamid al-Ghazali yang pada saat itu berseberangan. Kitab ini dipercaya sebagai karya terbaik sepanjang sejarah pemikiran islam. 

3. Ar-Razi

Iran khususnya di Teheran pada masa 864 hingga 925 M hiduplah seorang filsuf terkemuka yang bernama lengkap Abu Bakar Muhammad bin Zakaria ar-Razi atau secara umum dikenal sebagai Ar-Razi.

Selain sebagai seorang filsuf cerdas ia adalah seorang dokter yang amat berjaya pada masa Islam klasik. Dalam kesibukannya sebagai dokter dan kimiawan, sosok yang lebih dikenal sebagai Rhazes di dunia barat ini banyak menulis terutama tentang ilmu kedokteran dan filsafatnya. 

Konsep filsafat yang paling terkenal dari Ar Razi adalah prinsip lima kekal atau dikenal Five Co-Eternal Principles/Al-Mabadi’ Al-Qadimah Al Khamsah. Kelima prinsip tersebut antara lain:

  • Sang pencipta yaitu Tuhan yang Maha Tinggi dan Sempurna.
  • Jiwa universal, yakni jiwa yang hidup dari jasa hingga jasad sampai waktu mengantarkannya pada kebebasan yang hakiki.
  • Materi pertama yaitu tentang materi dari Tuhan yang menjadi awal terciptanya dunia yaitu berasal dari atom.
  • Ruang absolut yakni ruang yang terbagi menjadi mutlak dan relatif.
  • Waktu absolut maksudnya adalah waktu tidak berawal dan tidak berakhir alias abadi.

4. Al-Farabi

Dalam dunia ilmu filsafat nama Al Farabi tentu sudah sangat tersohor sebagai komentator besar filsafat Yunani pada masanya.

Pemilik nama lengkap Abu Nasr Muhammad Ibn Muhammad Ibn Tarkhan Ibn Uzalagh Al- Farabi lahir di Farab, Kazakhstan serta hidup pada masa 870-950 Masehi. Sedangkan di belahan Bumi barat ia lebih terkenal dengan nama Alpharabius, Al-Farabi, Farabi, dan Abu Nasir.

Buah pemikiran dari Al Farabi yang paling terkenal adalah tentang syarat utama terbentuknya sebuah negara. Menurutnya adanya manusia sebagai warga negara adalah salah satu terbentuknya negara karena manusia akan saling membutuhkan satu sama lain.

Konsep negara karya Al Farabi ditulis dalam buku monumental atau ara’ ahl al-madinah al-fadhilah. Pemikiran Al Farabi dinilai sangat penting dan berpengaruh sepanjang masa hingga disebut bahwa dunia modern berhutan pada Al Farabi.  

5. Al-Ghazali

Muhammad bin Ahmad, Al-Imamul Jalil, Abu Hamid Ath Thusi Al-Ghazali adalah nama asli dari Al Ghazali yang merupakan filsafat muslim dan juga ulama besar. Ia lahir di Thusi wilayah Khurasan, Persia pada tahun 450 H atau 1058 Masehi.

Al Ghazali memperdalam ilmunya kepada Imam Al-Haromain yang saat itu berada di Naisabur. Selama hidupnya ia kerap berpindah-pindah tempat seperti ke Syam hingga Palestina. Di Baghdad, pemilik gelar hujjatul Islam ini dipercaya untuk menjadi guru besar di perguruan Nidzamiyah. 

Secara garis besar karya filsafat Al Ghazali sangat berseberangan dengan pemikiran filsafat Yunani. Ia cenderung meluruskan teori yang sudah ada dengan menyesuaikan dengan sebab akibat yang telah ditetapkan Tuhan.

Pemikirannya tersebut dituangkan dalam buku yang berjudul “The Incoherence of Philosophers” dengan nama teorinya yaitu teori occasionalism. Imam Al Ghazali adalah orang yang memegang peranan penting dalam memadukan antara sufisme dan syariah. 

6. Ibnu Khaldun 

Pada awal bulan Ramadhan tahun 732 H atau tahun 132 M di Tanah Tunisia lahirlah seorang bernama Abu Zayd Abdurrahman Ibnu Khaldun.

Pria ini kelak menjadi ilmuwan besar dalam bidang filsafat sejarah yang memiliki gelar Waliyuddin. Beliau adalah filsafat sejarah sekaligus ilmuwan sosial pertama. Sebab itu lah Ibnu Khaldun mendapat julukan sebagai bapak filsafat sejarah dunia. 

Ibnu Khaldun mencatat dan mengembangkan teori-teori sejarah berdasarkan fakta yang ada sehingga mendapatkan sebab akibat peristiwa itu terjadi.

Pengembangan pemikiran ini berhasil mematahkan mitos dan kepalsuan yang beredar pada saat itu. Teori tersebut tercatat dalam buku yang diberi judul “Muqaddimah” atau dikenal juga dengan “Muqaddimah Al Khaldun”. 

7. Ibnu Thufail

Abu Bakar Muhammad ibn Abd Al-Malik Ibn Muhammad ibnu Muhammad Ibnu Thufail adalah nama lengkap dari seorang filsuf muslim terkemuka yang hidup pada tahun 1110-1185 Masehi.

Beliau adalah seorang keturunan Arab Qais yang lahir di Granada, Spanyol. Selain merupakan seorang filsuf ia juga adalah seorang dokter, penyair sekaligus gubernur di sana. 

Karya terbesar dari seorang Ibnu Thufail adalah risalah dengan judul “Hayy ibn Yaqzhan” yang berisikan tentang pendidikan, sistem pengetahuan, matematika, filsafat, sastra hingga ilmu tasawuf. Karya-karyanya tersebut menyebar dengan cepat mulai dari belahan Bumi timur hingga ke barat dalam satu lintas generasi.

Pemikiran Ibnu Thufail bukanlah sesuatu hal yang baru tetapi ia menuangkan kembali ide yang sudah ada dalam bentuk kisah roman. 

8. Ibnu Arabi 

Ibnu Arabi adalah seorang sufi besar sekaligus filsafat cerdas yang lahir di Andalusia, Spanyol pada tanggal 14 Agustus 1165. Karya dan buah pikirannya selalu menuai kontroversi di kalangan muslim bahkan ia dianggap kafir oleh sebagian ulama.

Beberapa karyanya yang menuai kritikan tegas adalah Futūhāt Makiyyah dan Fushūsul Hikam. Meski begitu jika dibandingkan maka lebih banyak yang mendukung Ibnu Arabi daripada yang mengkritiknya.

Pemikiran Ibnu Arabi yang kontroversi tersebut justru menjadi awal dari kemunculan tasawuf falsafi. Pemilik nama lengkap Muhammad bin Ali bin Muhammad bin Ahmad Abdullah al Thai al Hatimi ini mengemukakan wadah al-wujud yang hingga kini masih digunakan oleh para ulama-ulama modern. Sepanjang hidupnya filsuf yang berjulukan Syaikh Al-Akbar ini telah menggarap 300 buku. 

fbWhatsappTwitterLinkedIn