Financial Distress: Gejala – Jenis dan Cara Menanganinya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Pada materi kali ini kita akan membahas materi mengenai kesulitan dalam keuangan atau biasa disebut dengan Finansial Distress yang biasanya dialami baik itu oleh perusahaan atau bisa juga individu pribadi.

Pengertian Financial Distress

Menurut Para Ahli

  • Platt dan Platt
    Finansial distress adalah tahap penuruna kondisi keuangan yang dialami oleh suatu perusahaan, yang terjadi sebelum terjadinya kebangkrutan ataupun likuidasi.
  • Gamayuni
    Finansial distress yaitu keadaan kesulitan keuangan atau likuiditas yang mungkin merupakan awal dari terjadinya kebangkrutan.
  • Brigham dan Daves
    Finansial distress dimulai ketika perusahaan tidak dapat memenuhi jadwal pembayaran atau ketika proyeksi arus kas mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut akan segera tidak dapat memenuhi kewajibannya.
  • Kahya dan Theodossiou
    Finansial distress pada umumnya perusahaan yang kesulitan keuangan mengalami penurunan dalam pertumbuhan, kmampuan dan aset tetap serta peningkatan dalam tingkatan persediaan relatif terhadap perusahaan yang sehat.
  • Darsono dan Ashari
    Finansial distress dapat diartikan sebagai ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajiban keuangannya pada saat jatuh tempo yang menyebabkan kebangkrutan perusahaan.

Secara Umum

Finansial distress adalah kondisi kesulitan keuangan dimana keuangan perusahaan sedang dalam masalah, krisis atau bisa juga terjadi pada individu atau pribadi.

Ciri-ciri Financial Distress

Tanda atau ciri ciri jika sebuah perusahaan mengalami finansial distress diantaranya yaitu:

  • Adanya penundaan pengiriman.
  • Adanya penurunan kualitas dari produk.
  • Penundaan pembayaran tagihan pada bank.

Gejala Financial Distress

Gejala Financial Distress bagi Perusahaan

  • Pembeli tidak kembali membeli produk yang diproduksi oleh perusahaan.
  • Kesulitan dalam mencapai break even point.
  • Penjualan produk atau barang tidak mencapai target yang sudah ditentukan.
  • Perusahaan tidak bisa melunasi atau membayar hutang.

Gejala Financial Distress bagi Individu

  • Kesulitan dalam membayar hutang kredit tepat waktu.
  • Tidak mencatat keuangan.
  • Tidak memiliki dana darurat, tabungan atau asuransi.
  • Hidup dengan uang yang pas pasan setiap bulannya.
  • Memiliki hutang lebih dari 30% dari pendapatan bulanan.
  • Sering sekali terpaksa berhutang kepada keluarga atau teman untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Faktor Penyebab Financial Distress

  • Besarnya Jumlah Utang
    Kebijakan pengembalian utang perusahaan untuk menutupi biaya yang timbul dikarenakan operasi perusahaan. Hal itu menimbulkan kewajiban bagi perusahaan untuk dapat mengembalikan utang di masa yang akan datang. Pada saat sudah jatuh tempo, perusahaan tidak memiliki cukup dana untuk melunasi beberapa tagihan tersebut. Maka kemungkinan yang akan dilakukan oleh kreditur yaitu melakukan penyitaan harta perusahaan agar dapat menutupi kekurangan dari pembayaran tagihan tersebut.
  • Kesulitan Arus Kas
    Kesulitan arus kas terjadi pada saat penerimaan pendapatan perusahaan dari hasil kegiatan operasional tidak cukup untuk menutupi beban usaha yang timbul atas aktivitas operasional perusahaan. Selain itu, kesulitan arus kas juga disebabkan karena adanya kesalahan manajemen pada saat mengelola aliran kas perusahaan dalam melakukan pembayaran aktivitas perusahaan yang nantinya dapat memperburuk kondisi keuangan perusahaan.
  • Kerugian dalam Kegiatan Operasional Perusahaan selama Beberapa Tahun
    Kerugian dalam operasional perusahaan yang dapat menimbulkan arus kas negatif di dalam perusahaan. Hal ini dapat terjadi dikarenakan beban operasional yang lebih besar dari pendapatan yang diterima oleh perusahaan.

Jenis-jenis Financial Distress

  • Business Failure
    Business failure adalah kondisi dimana perusahaan menghentikan kegiatan operasional. Tujuannya yaitu untuk mengurangi kerugian bagi kreditor.
  • Economic Failure
    Economi failure adalah dimana kondisi pendapatan sebuah perusahaan tidak mampu menutup total biaya dari perusahaan termasuk biaya modal.
  • Technical Insolvency
    Technical insolvency adalah keadaan dimana perusahaan tidak mampu memenuhi kewajiban yang sudah jatuh tempo.
  • Legal Bankruptcy
    Legal bankruptcy yaitu keadaan perusahaan yang bisa dikatakan bangkrut atau gulung tikar secara hukum.
  • Insolvency in Bankruptcy
    Insolvency in bankruptcy yaitu kondisi dimana nilai buku dari total kewajiban melebihi nilai pasa dari aset perusahaan.

Kategori Financial Distress

  • Financial Distress Kategori A
    Pada financial distress kategori A ini artinya yaitu kesulitan di dalam keuangan terjadi sangat tinggi dan benar benar suatu keadaan yang membahayakan. Dimana memungkinkan perusahaan dinyatakan berada pada posisi bangkrut. Selain itu, memungkinkan juga pihak perusahaan melaporkan ke pihak yang terkait misalnya pengadilan, bahwa perusahaan sudah berada pada posisi pailit dan menyerahkan berbagai urusan untuk ditangani oleh pihak luar perusahaan.
  • Financial Distress Kategori B
    Pada kategori A sudah berada pada posisi yang sulit dan dianggap berbahaya. Perusahaan harus memikirkan cara untuk menyelamatkan berbagai aset yang dimilikinya. Termasuk juga memikirkan berbagai dampak jika dilaksanakan keputusan merger atau penggabungan dan pengambilalihan. Dampak dari perusahaan yang berada pada posisi ini yaitu perusahaan mulai melakukan pemutusah hubungan kerja dan pensiun dini pada beberapa karyawannya yang dianggap sudah tidak layak lagi untuk dipertahankan.
  • Financial Distress Kategori C
    Pada kategori C ini artinya yaitu kesulitan keuangan yang terjadi di dalam kondisi sedang dan masih bisa untuk diselamatkan. Perusahaan harus melakukan perombakan berbagai kebijakan dan konsep dalam manajemen yang diterapkan sebelumnya.
  • Financial Distress Kategori D
    Pada kategori ini artinya kesulitan keuangan yang dialami perusahaan rendah dan dianggap hanya mengalami fluktuasi finansial temporer yang disebabkan karena kondisi eksternal dan internal dari perusahaan.

Cara Menangani Financial Distress

  • Penekanan Pengeluaran
    Penekanan pengeluaran ini bisa diterapkan baik oleh individu atau perusahaan. Bagi perusahaan, akan melakukan pemangkasan budget seperti pemotongan gaji, bonus, budget untuk marketing bahkan hingga pemutusan hubungan kerja. Bagi individu, bisa mengurangi pengeluaran yang tidak penting atau tidak perlu. Fokus pada memiliki aset likuid dan cukup untuk melunasi hutang (jika ada).
  • Restrukturisasi Kredit
    Pada umumnya, restrukturisasi kredit diberikan kepada perusahaan jika menghadapi masalah kesulitan keuangan atau financial distress. Hal ini artinya, perusahaan diberikan keleluasaan untuk pembayaran hutang kredit dengan penuruna bunga, perpanjangan waktu kredit dan lainnya. Jika sudah bisa melakukan restrukturisasi, hal selanjutnya yang dilakukan yaitu menilik kembali proposal bisnis plan perusahaan. Atur target, tanggal deadline target untuk mencapai suatu tujuan yaitu mendapatkan aset likuid dan digunakan untuk membayar hutang.
  • Meningkatkan Sumber Pendapatan
    Hal ini cocok untuk individu, individu bisa mencari pendapatan tambahan dengan menjalankan bisnis sampingan untuk meningkatkan pendapatan. Bisa juga meminjam uang kepada keluarga atau teman yang tidak mungkin tidak menetapkan bunga.
fbWhatsappTwitterLinkedIn