Daftar isi
Sektor perindustrian telah menjadi salah satu roda penggerak pada perekonomian di Indonesia. Selain itu, sektor industri ini juga sudah dinilai yang paling banyak menyerap tenaga kerja. Hal itu dikarenakan sektor industri adalah faktor penting bagi kemajuan perekonomian di Indonesia. Bahkan sektor industri ini mampu menghadapi ancaman dalam ketidakpastian ekonomi. ketika terjadi krisis yang penuh ketidakpastian saat ini, ancaman kemunduran dari sektor industri sering disebut dengan deindustrialisasi.
Apa itu Deindustrialisasi?
Deindustrialisasi merupakan salah satu kejadian di mana terjadi penurunan produktivitas dalam bisnis manufaktur. Penurunan tingkat produksi itu akan mengakibatkan turunnya nilai tambah riil dalam sektor manufaktur terhadap pendapatan nasional. International Monetary Fund (IMF) mengemukakan bahwa deindustrialisasi ini sangat berdampak kepada penurunan presentase jumlah pekerja di sektor manufaktur apabila dibandingkan dengan total pekerja nasional di Indonesia.
Dengan begitu, perekonomian nasional akan mendapatkan permasalahan yang cukup serius. Sehingga berdampak pula terhadap daya beli masyarakat. Apabila dibiarkan begitu saja, maka keadaan ini tentu akan memperparah kondisi negara yang pendapatannya berkurang akibat produksi industri manufaktur yang rendah.
Penyebab Deindustrialisasi
Adapun penyebab-penyebab terjadinya deindustrialisasi antara lain:
- Daya saing yang menghilang
- Adanya tekanan persaingan
- Hilangnya tenaga kerja terampil
- Pelarian modal
- Investasi rendah yakni investasi yang kurang mendukung karena kebijakan pemerintah yang buruk.
Jenis Deindustrilisasi
Rowthorn dan Wells telah menggolongkan deindustrialisasi menjadi dua jenis yaitu deindustrialisasi positif dan deindustrialisasi negatif. Adapaun perbedaan di antara keduanya yaitu:
Deindustrialisasi Positif
Seperti yang kita ketahui bahwa deindustrialisasi adalah suatu kondisi sektor industri nasional berhenti berkembang akibat pembangunan ekonomi yang sudah mencapai puncaknya. Hal tersebut tentu akan menyebabkan jumlah ruang sektor industri yang tumbuh semakin berkurang. Walaupun begitu, deindustrialisasi jenis ini tidak akan membahayakan kesehatan ekonomi suatu negara. Bahkan deindustrialisasi positif ini dapat meningkatkan pendapatan dan membuka lapangan pekerjan yang lebih luas lagi sehingga mampu mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia.
Deindustrialisasi Negatif
Jika deindustrialisasi bisa meningkatkan pendapatan nasional, maka deindustrialisasi negatif akan menyebabkan adanya ketidakseimbangan secara structural perekonomian di Indonesia. Hal itu sehingga mencegah adanya pertumbuhan full employmen di suatu negara atau biasa disebut dengan fenomena patologis.
Fenomena tersebut terjadi akibat kinerja industri manufaktur nasional yang terbilang memburuk. Selain itu, di sisi lain juga akan meningkatkan jumlah pengangguran dari sektor manufaktur yang tidak bisa terserap oleh sektor jasa karena perekonomiannya yang lambat.
Dampak Deindustrialisasi
Pergeseran struktur ekonomi pasti akan mendatangkan biaya dan juga manfaat. Adapun dampak dari terjadinya deindustrialisasi antara lain:
- Meningkatnya penggangguran secara structural. Hal ini terjadi akibat pekerjaan di sektor manufaktur yang hilang. Sehingga mau tidak mau harus memecat para pekerja.
- Dapat menganggu perekonomian di wilayah yang bergantungan dengan sektor manufaktur.
- Deficit transaksi akan berjalan persisten. Hal ini dikarenakan sektor manufaktur yang berkurang maka kegiatan ekspor akan menyusut dan mengarah ke kegiatan impor yang lebih tinggi.
- Positifnya, transisi tersebut mampu membawa kesejahteraan dan penghasilan yang lebih tinggi karena perekonomian dialihkan ke sektor jasa di mana mempunyai nilai tambah yang lebih tinggi.
- Berkurangya degradasi lingkungan. Pada umumnya, sektor manufaktur sering sekali membawa dampak seperti polusi yang bisa merusak lingkungan. Oleh karena itu, dengan berkurangnya industri manufaktur, maka berkurang pula polusi terhadap lingkungan.
Cara Mengatasi Deindustrialisasi
Setiap permasalahan, tentu memiliki solusi untuk mengatasinya. Adapaun solusi atau cara mengatasi deindustrialisasi antara lain:
- Meningkatkan kualitas sumber daya manusia di dalam bidang industri.
- Menciptakan wilayah pusat pertumbuhan industri yang secara merata.
- Menciptakan industri yang berskala besar.
- Memperbaiki sistem intensif pada sektor industri.
- Mendorong pertumbuhan UMKM.
- Membuat mekanisme perizinan yang lebih fleksibel dan efisien.
- Melakukan diversifikasi manufaktur.
- Melakukan perbaikan terhadap kebijakan fisikal dan moneter.