Daftar isi
Suatu website yang interaktif dan intuitif pada umumnya dibagun menggunakan bahasa pemrograman yang bernama JavaScript. Framework JavaScript mempermudah programer dalam membangun website berbasis JavaScript. Framework atau kerangka kode yang dibuat khusus untuk bahasa pemrograman JavaScript ini membuat pekerjaan dari programer menjadi lebih terarah.
Pembangunan suatu website JavaScript dapat dilakukan lebih cepat karena alur kerjanya mengikuti kerangka kode yang sudah ada. Dengan demikian, pengerjaannya terasa menjadi lebih mudah dan lebih cepat.
Apa itu Framework JavaScript?
Framework JavaScript adalah sebuah kerangka kode yang dapat digunakan untuk membangun atau mengembangkan website, web app, dan aplikasi dengan bahasa pemrograman JavaScript. Dengan framework JavaScript ini programer yang membangun website, web app, atau aplikasi tidak lagi perlu untuk menulis kode JavaScript dari awal. Sebab kode-kode dasar sudah tersedia pada framework JavaScript dan tinggal mengikuti kerangka yang ada.
Programer hanya perlu mengembangkan kerangka kode tersebut sesuai dengan kebutuhan dari website yang akan dibangunnya. Sehingga nantinya akan menjadi sebuah website yang utuh.
Framework JavaScript dapat diakses dan dikembangkan dengan bebas sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Hal ini dikarenakan framework JavaScript ini dibuat dengan bersifat open source. Framework ini juga dapat digunakan secara gratis dan saat ini telah memiliki banyak pilihan.
17 Framework JavaScript Terbaik
Terdapat banyak framework JavaScript yang bisa menjadi pilihan. Oleh karena itu, sebelum membangun sebuah website, programer perlu memilih framework mana yang akan digunakan.
Di bawah ini kami berikan penjelasan tentang 17 framework JavaScript terbaik:
1. AngularJS
Framework JavaScript yang pertama yaitu AngularJS. Google merupakan pengembang dari framework ini. Framework AngularJS ini adalah yang paling populer di kalangan pengembang dan programer.
Pertama kali diperkenalkan pada tahun 2009 dengan menggunakan bahasa pemrograman JavaScript. Kemudian pada tahun 2014, dikeluarkan versi baru menggunakan bahasa TypeScript.
AngularJS memiliki 3 bagian utama yang merupakan komponen pentingnya, yaitu:
- ng-app – merupakan arahan dan link dari AngularJS ke HTML
- ng-model – adalah arahan data dari app AngularJS ke input control HTML
- ng-bind – ialah arahan data dari app AngularJS ke tag HTML
Framework ini memiliki fitur yang sangat lengkap sehingga banyak digunakan oleh website besar dan bersifat komersial. Salah satu website yang menggunakan AngularJS yaitu Forbes.
2. ReactJS
Framework JavaScript yang kedua adalah ReactJS. Ini merupakan framework JavaScript dengan basis komponen yang digunakan untuk pengembangan visual atau antarmuka (UI) yang dinamis. Website atau aplikasi yang dibuat dengan ReactJS, setiap satu halaman merupakan komponen yang dapat dibagi lagi menjadi komponen-komponen yang lebih kecil. Sehingga antarmuka dapat dikembangkan lebih detail.
ReactJS sangat tepat digunakan ketika akan mengembangkan website atau aplikasi yang memerlukan tampilan interaktif. Contohnya seperti pada website/aplikasi Netflix.
3. VueJS
VueJS adalah framework JavaScript yang dikembangkan oleh MIT License. Merupakan framework progresif yang cocok untuk membangun website dengan antarmuka yang interaktif.
Pengembang yang menggunakan framework ini dapat menggunakan dan memodifikasi kerangka kode. Tentunya bisa digunakan untuk membangun website pribadi maupun yang bersifat komersial. Salah satu website yang menggunakan framework VueJS adalah 9gag.
4. EmberJS
EmberJS merupakan framework JavaScript yang memiliki konsep Model-View-ViewModel (MVVM). MVVM adalah pola untuk memisahkan pembangunan antarmuka (UI) dari logika bisnis dengan perilaku di dalam aplikasi lebih jelas. Framework ini dirilis pada tahun 2015.
Selain itu, EmberJS juga mendukung Two Way Data Binding. Yaitu di saat kode JavaScript dirubah, maka tampilan atau view layer yang terdapat pada kode HTML juga akan terpengaruh. Sehingga, EmberJS dapat digunakan untuk membangun website atau aplikasi suatu platform yang andal dengan UI yang kompleks. Contoh website yang menggunakan Framework ini adalah LinkedIn.
5. NodeJS
NodeJS adalah framework JavaScript yang merupakan pengembangan server-side JavaScript pertama yang dapat bekerja secara cross platform. Dengan demikian, NodeJS bisa bekerja tanpa masalah di berbagai sistem operasi, seperti Windows, Linux, IOS, dan sebagainya.
Dengan konsep server-side JavaScript yang diusungnya, NodeJS bisa digunakan oleh pengembang yang ingin membangun atau mengembangkan suatu website yang dinamis. Program yang ada dapat bekerja secara bersamaan tanpa perlu menunggu antrian. Sebab, bisa melakukan operasi input-output secara asynchronous.
Contoh website yang menggunakan framework NodeJS adalah Medium.
6. BackboneJS
Framework JavaScript selanjutnya adalah BackboneJS. Di kalangan web programer framework ini sangat dikenal. Tetapi dapat pula digunakan untuk membuat single-page application.
BackboneJS dibuat atas dasar suatu pemikiran akan semua fungsi server-side semestinya dijalankan melalui API. Dengan demikian, meskipun hanya menulis sedikit coding framework BackboneJS bisa menghasilkan fungsi program yang cukup kompleks. Contoh website yang menggunakan framework BackboneJS adalah Trello.
7. Meteor
Meteor dikenal bukan hanya sebagai framework JavaScript, akan tetapi juga Isomorphic Development Ecosystem (IDevE). Oleh karena itu, dapat pula digunakan untuk membuat sebuah web app yang berjalan secara real time.
Sebagian besar dalam pengembangan perangkat lunak dapat menggunakan framework Meteor. Baik itu dalam pengembangan back-end, pengelolaan database, logika bisnis, sampai pada rendering front-end.
8. Mithril
Mithril adalah sebuah framework yang berkonsep MVC klasik. Framework ini dianggap sebagai kombinasi antara arsitektur yang menyerupai framework AngulasJS dan menggunakan DOM sebagaimana framework ReactJS.
Framework Mithril juga memiliki API yang membuatnya cocok untuk digunakan dalam membangun website atau aplikasi dengan antarmuka yang kompleks. Selain itu juga dapat diintegrasikan dengan plugin dari pihak ketiga. Kompatibel dengan semua browser, ringan dan mudah digunakan.
9. Polymer
Framework JavaScript Polymer dikembangkan oleh Google dan dirilis pada tahun 2015. Jika ingin membangun web app dengan menggunakan komponen website, framework ini sangat cocok untuk digunakan.
Berikut ini fitur-fitur framework Polymer:
- Terdapat fitur penyederhanaan proses pengembangan PWA
- DOM Shadow, fitur untuk enkapsulasi CSS, JavaScript, dan templating
- Polyfills, fitur untuk membuat elemen yang bisa disesuaikan dan dapat digunakan kembali
- Catalog Elements, fitur yang berisi banyak persediaan web component yang siap pakai
10. Aurelia
Framework Aurelia merupakan framework JavaScript yang dibangun dengan memiliki tujuan untuk menginterpretasikan antara sisi server dan client secara bersamaan. Penggunanya juga dimungkinkan untuk memperluas kode HTML. Sehingga website yang dibangun dengan framework ini dapat dibangun menjadi lebih kuat.
Aurelia cocok digunakan ketika ingin membuat sebuah website dengan tampilan yang bagus. Sebab UI apapun dapat diimplementasikan oleh framework ini. Selain itu juga dapat diintegrasikan dengan tools lain, dan juga dengan Polymer.
11. NextJS
Bagi yang ingin membangun program dengan mudah, framework NextJS dapat dijadikan pilihan. Karena program sudah siap untuk dijalankan ketika melakukan setup pertama kalinya.
NextJS disebut sebagai pelengkap React, karena renderingnya dapat lebih baik. Framework ini merupakan pilihan yang paling baik untuk mengembangkan program front end. Memiliki performa yang baik dengan setup yang mudah.
Keunggulan lainnya, NextJS ini termasuk framework yang SEO friendly. Selain itu juga dapat mengimport CSS ke file JavaScript. Dapat mendeteksi apabila ada perubahan script, sehingga akan otomatis melakukan restart.
12. ExpressJS
Framework ExpressJS adalah sebuah framework yang digunakan untuk membangun program web app dengan basis NodeJS. Merupakan backend development yang bisa digunakan untuk pengelolaan routing season, permintaan HTTP, dan lain-lain.
ExpressJS skalanya dapat ditingkatkan secara cepat, juga dapat memperbaiki error lebih cepat. Terintegrasi dengan full stack MEAN, sehingga proses pengembangan menjadi lebih cepat. Dengannya, pengembangan website secara keseluruhan memerlukan waktu yang cukup singkat.
Di samping itu juga mendukung Google V8 Engine. Memiliki komunitas yang cukup besar, membuatnya populer dan mudah menemukan solusi apabila terdapat kendala dari sharing di komunitas tersebut.
13. SvelteJS
SvelteJS adalah framework JavaScript yang dirilis pada tahun 2016 yang dapat digunakan secara gratis. Selain dapat digunakan untuk membuat elemen dengan bahasa JavaScript, juga dapat menggunakan HTML dan CSS.
Berbeda dengan ReactJS dan VueJS, sebab SvelteJs tidak menggunakan virtual DOM. Cara kerjanya berjalan pada waktu build, mengubah komponen menjadi kode yang berjalan di browser.
Framework ini sangat reaktif, ringan, dan mudah diterapkan. Boilerplate lebih kecil, sangat mudah dipelajari, dan dilengkapi dengan penyimpanan reaktif bawaan.
14. PreactJS
PreactJS merupakan framework JavaScript yang paling kecil, paling cepat, dan paling efisien. Framework ini dapat difungsikan sebagai pengganti framework ReactJS yang sangat baik. Dapat dikatakan sebagai versi sederhana dari ReactJS, namun mencakup semua fitur penting.
PreactJS telah dikenal dikalangan programer dan para pengembang, komunitas yang dimilikinya cukup kuat. Memiliki kinerja yang cepat dan kode yang bersih. Dapat diperbaharui secara otomatis dalam batch, juga dapat di-setting pada performa maksimalnya.
15. GatsbyJS
GatsbyJS merupakan framework open-source front end yang sempurna untuk membangun sebuah website yang dinamis dan berfungsi dengan lancar. Melalui framework ini, basis penggunanya dapat memperoleh informasi serta wawasan dari sumber kumpulan data mana pun.
Framework ini mengkomunikasikan konten di sisi client tepat diwaktu pembuatan. Hal ini dalam jangka panjang akan memberikan keamanan dan SEO yang tinggi. Sangat mudah diakses, skalabilitasnya mudah, dan menghemat biaya.
16. Jest
Jest merupakan framework backend JavaScript yang terkenal di kalangan pengembang untuk menguji web app. Framework ini dikenal sederhana, mudah dipahami dan digunakan.
Jest dapat kompatibel dengan berbagai jenis browser, sehingga sangat membantu dalam menguji aplikasi yang dibuat. Memiliki kinerja yang baik dan sangat cepat, membuat proses pengujian dilakukan dengan cepat dan efisien.
Kelebihan lainnya, framework ini telah secara resmi didukung oleh komunitas pengembang ReactJS. Terdapat dukungan untuk pengujian kode asynchronous. Serta pemeliharaan dan pendokumentasiannya juga sangat baik.
17. NuxtJS
NuxtJS merupakan framework front end JavaScript yang dikembangkan menggunakan VueJS. NuxtJS memiliki kemampuan yang dapat digunakan untuk membangun website atau aplikasi dengan fungsionalitas yang unggul. Dengan keunggulannya tersebut, membuat akhir-akhir ini banyak pengembang yang menggunakannya untuk membangun website.
Framework JavaScript yang satu ini menawarkan fitur-fitur utama. Yang pertama untuk meningkatkan SEO yang luar biasa. Kemudian, terdapat lebih dari 50 modul yang dapat dijadikan pilihan. Mendukung pembuatan website statis. Selanjutnya, untuk renderingnya dirender dari sisi server.
Kelebihan dari NuxtJS yaitu mampu membuat jendela berbagi sosial yang dapat disesuaikan bagi penggunanya. Dapat membuat aplikasi universal. Selain itu juga dapat memasukan kode secara otomatis.