Kulit merupakan salah satu organ tubuh yang terbesar. Selama ini, kulit dikenal sebagai indera peraba. Namun, ternyata fungsi kulit bukan hanya sebagai indera peraba saja melainkan juga sebagai alat ekskresi.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ekskresi diartikan sebagai kegiatan mengeluarkan sisa pembuangan metabolisme yang tidak lagi dibutuhkan oleh tubuh. Saat tubuh melakukan metabolisme terdapat beberapa zat yang tidak lagi digunakan dan harus dikeluarkan.
Untuk mengeluarkan zat-zat tersebut, tubuh memiliki organ yang berfungsi melakukan tugas tersebut. Organ tersebut dinamakan dengan organ ekskresi. Salah satunya adalah kulit. Saat manusia mengeluarkan keringat, maka saat itu kulit sedang menjalankan fungsinya sebagai alat ekskresi.
Kulit memiliki berbagai lapisan yakni lapisan dalam dan lapisan terluar kulit. Di mana setiap lapisan tersebut memiliki fungsinya masing-masing. Setiap lapisan juga membantu kinerja kulit sebagai alat ekskresi.
Berikut fungsi kulit sebagai alat ekskresi.
Garam merupakan salah satu zat yang dibutuhkan oleh tubuh. Kekurangan garam di dalam tubuh akan menyebabkan penyakit. Hal ini dikarenakan garam memiliki fungsi untuk menjaga keseimbangan tubuh. Namun, kelebihan garam pun tidak baik bagi kinerja tubuh dan berpotensi menyebabkan hipertensi dan gagal jantung.
Ketika tubuh memiliki kelebihan garam, garam tersebut akan dikeluarkan oleh tubuh. Kadar garam tubuh yang dianjurkan adalah sekitar 2000 miligram. Garam akan dikeluarkan oleh kulit sebagai alat ekskresi. Melalui kulit yang dibantu oleh kelenjar ekrin, garam akan dikeluarkan melalui keringat. Ketika tubuh kekurangan garam maka garam yang sudah dikeluarkan akan diserap kembali.
Setiap keringat yang dikeluarkan mengandung garam. Hal inilah yang kemudian mengakibatkan keringat yang dikeluarkan terasa asin. Kadar asin di dalam keringat ditentukan oleh seberapa banyak garam yang dikonsumsi oleh tubuh. Semakin banyak garam yang dikonsumsi maka akan semakin asin keringat yang dikeluarkan.
Bagian kulit yang membantu proses ekskresi adalah lapisan dermis. Lapisan dermis merupakan lapisan yang berada di dalam kulit. Lapisan ini terdiri dari jaringan ikat, jaringan lemak, kelenjar minyak, kelenjar keringat, pembuluh darah, syaraf dan akar rambut. Bagian-bagian dalam lapisan epidermis inilah yang kemudian membantu proses dikeluarkannya zat sisa metabolisme dalam tubuh.
Di dalam tubuh manusia terdapat zat-zat beracun yang harus dikeluarkan. Jika tidak dikeluarkan akan membahayakan tubuh. Seperti halnya sebuah alat filter, organ tubuh secara otomatis akan menyeleksi zat-zat yang masuk. Mana yang memang dibutuhkan dan mana yang membahayakan.
Tugas mengeluarkan zat zat beracun hanya berfokus pada fungsi ginjal. Padahal, kulit juga berperan penting dalam mengeluarkan zat-zat beracun dalam tubuh. Di dalam tubuh, struktur kulit menghabiskan tempat sekitar 16% sehingga kulit menjadi salah satu organ terbesar dalam tubuh.
Kulit berfungsi sebagai alat ekskresi untuk mengeluarkan zat seperti garam, urea, dan air. Semua itu akan dikeluarkan oleh kulit jika tidak lagi dibutuhkan. Melalui keringat, kulit akan mengeluarkan sisa-sisa zat yang tidak dibutuhkan oleh tubuh. Oleh karena itu, di dalam keringat manusia terdiri atas garam, sisa metabolisme, urea dan zat-zat limbah.
Melalui keringat, zat-zat berbahaya pun ikut dikeluarkan. Keringat sendiri dihasilkan oleh kelenjar keringat yang terdapat pada lapisan dermis kemudian dikeluarkan melalui saluran keringat. Setelah itu, keringat akan keluar melalui pori-pori.
Terdapat 5 tahapan saat melakukan proses ekskresi yang dilakukan oleh kulit yakni sebagai berikut.
Bersamaan dengan keluarnya keringat, zat-zat berbahaya di dalam tubuh pun ikut dikeluarkan. Adapun zat-zat yang dikeluarkan yakni logam, steroid dan sitokin. Selain itu, kulit juga mengeluarkan zat yang tidak dapat disaring oleh ginjal seperti xenobiotic dan nikotinamida.
Urea adalah sisa-sisa metabolisme yang tidak dibutuhkan oleh tubuh. Lebih tepatnya urea merupakan sisa pemecah dari protein dan asam amino Oleh karena itu, urea perlu di keluarkan. Kadar urea dalam tubuh dapat menjadi indikator fungsi atau kinerja ginjal. Jika Urea dalam tubuh berlebihan akan menyebabkan penyakit uremia.
Uremia merupakan salah satu gejala dari penyakit gagal ginjal. Oleh karena itulah, jika tidak dikeluarkan urea akan menjadi racun dalam tubuh dan dapat membahayakan. Salah satu penyebab urea yang tinggi adalah karena kurangnya air dalam tubuh sehingga ginjal tidak dapat melakukan kinerja secara optimal.
Mulanya, urea akan diekskresikan oleh hati. Hati akan membuang amonia yang beracun dan mengubahnya menjadi urea tidak beracun. Kemudian, urea akan dikeluarkan lewat ginjal dan masuk ke dalam urine.
Selanjutnya urea akan dikeluarkan dari dalam tubuh. Selain dikeluarkan melalui ginjal, urea juga dikeluarkan lewat kulit sehingga membantu kinerja ginjal menjadi ringan. Di dalam kulit terdapat kelenjar keringat yang di mana bagian ini berupa pipa terpilin dan ujungnya menggulung.
Kelenjar keringat dikelilingi oleh kapiler darah serta serabut saraf simpatik. Dari kapiler darah inilah kelenjar keringat akan menyerap berbagai cairan termasuk garam dan dikeluarkan melalui permukaan kulit.
Kelenjar keringat tersebar di seluruh permukaan, hanya saja kelenjar keringat ini lebih banyak ada di telapak kaki dan wajah. Nantinya, keringat yang dihasilkan akan mengandung berbagai jenis garam sehingga memiliki rasa asin. Selain mengeluarkan zat-zat beracun, dikeluarkannya keringat juga berfungsi untuk mengatur suhu dalam tubuh manusia.
Air adalah salah satu zat yang dibutuhkan oleh tubuh. Air membantu tubuh melakukan proses metabolisme. Jika tubuh kekurangan air, maka akan terjadi dehidrasi atau kekurangan cairan. Dehidrasi dapat mengakibatkan tubuh menjadi lemas.
Oleh karena itu, setiap manusia dianjurkan untuk meminum air sesuai takaran yang telah ditentukan. Untuk wanita sebaiknya minum 8 gelas, sedangkan laki-laki 10 gelas. Namun, jika di dalam tubuh memiliki banyak air, tidak baik juga bagi tubuh.
Sebab, hal ini akan menyebabkan overhidrasi. Di mana ketika tubuh memiliki kelebihan air, ginjal akan bekerja ekstra untuk mengeluarkannya. Oleh karena itu, air harus dikeluarkan oleh alat ekskresi lainnya. Salah satunya dilakukan oleh kulit sebagai alat melalui dikeluarkannya keringat.
Air dikeluarkan di dalam tubuh dibantu oleh kelenjar apokrin dan kelenjar ekrin. Melalui kedua kelenjar tersebut, air dikeluarkan agar suhu tubuh tidak terlalu panas. Kelenjar apokrin biasanya terdapat pada daerah alat kemaluan dan ketiak. Kelenjar ini akan menghasilkan keringat yang mengandung lemak.
Keringat yang dihasilkan akan memiliki bau karena adanya bakteri yang memecah komponen organik dari keringat tersebut. Sebaliknya, kelenjar ekrin akan menghasilkan keringat berupa air yang mengandung garam. Biasanya kelenjar ini berada di seluruh permukaan tubuh namun lebih banyak ada di kaki dan wajah.
Lemak merupakan zat yang harus dikeluarkan oleh tubuh jika tidak lagi dibutuhkan. Lemak yang menjadi sisa dari metabolisme tidak akan terbuang. Lemak ini nantinya akan disimpan di dalam tubuh. Hal itulah yang mengakibatkan tubuh manusia menjadi tidak nyaman dan mengundang banyak penyakit seperti obesitas dan resiko kanker.
Jumlah lemak di dalam tubuh akan tetap sama dan tidak akan berubah. Hanya saja, ukuran lemak tesebut lebih fleksibel. Dapat membesar dan mengecil, semua bergantung pada pola makan serta aktivitas yang dilakukan.
Ukuran lemak pada tubuh juga tergantung dengan banyak tidaknya kalori yant masuk ke dalan tubuh. Semakin tinggi kalori yang dikonsumsi, maka akan semakin besar sel-sel lemak dalam tubuh. Namun, sel-sel lemak ini akan mengecil jika melakukan berbagai macam aktivitas pembakar lemak seperti olahraga.
Lemak di dalam tubuh dapat dikeluarkan dengan berbagai macam cara. Sekitar 84 persen lemak dikeluarkan melalui pernapasan dalam bentuk karbondioksida. Sementara itu, 16 persen lainnya dikeluarkan lewat air, urin, air mata dan juga keringat. Lemak dikeluarkan dengan keringat oleh alat ekskresi yakni kulit. Dibantu dengan kelenjar sebaceous, lemak akan dikeluarkan dalam bentuk keringat.