Daftar isi
Sistem ekskresi pada manusia terdiri dari empat jenis yakni ginjal, hati, paru-paru dan kulit. Sistem ekskresi sendiri berguna untuk proses metabolism di dalam tubuh. Reaksi tubuh seperti keluar keringat oleh kulit merupakan salah satu contoh dari sistem eksresi.
Setiap organ pada sistem ini tentunya memiliki peran penting tersendiri. Misalnya, ginjal membantu manusia dalam mengeluarkan urin, hati berperan dalam mengeluarkan cairan empedu, paru-paru membantu untuk mengeluarkan gas karbondioksida serta kulit mengeluarkan keringat.
Namun keempat sistem ekskresi tersebut dapat mengalami gangguan apabila salah satu organ atau bagiannya rusak. Adapun macam-macam gangguan yang terjadi pada sistem ekskresi manusia adalah sebagai berikut:
Gangguan Sistem Ekskresi pada Ginjal
Berikut ini contoh gangguan pada sistem ekskresi ginjal:
Nefritis
Gangguan pada sistem ekskresi ginjal pertama yaitu nefritis. Gangguan ini timbul karena ada kerusakan di glomerulus ginyal yang disebabkan oleh alergi racun kuman. Dengan kata lain, nefritis disebabkan oleh bakteri Streptococcus.
Nefron yang rusak akan menyebabkan urin masuk ke dalam darah semula dan penyerapan air juga akan terganggu. Hal ini menyebabkan kaki menjadi bengkak. Selain itu, gangguan ini dapat disembuhkan dengan pencangkokan ginjal atau cuci darah secara rutin.
Cuci darah tersebut biasanya dilakukan sampai penderita mendapatkan donor ginjal yang mempunyai kesesuaian antara jaringan dengan organ penderitanya.
Batu Ginjal
Gangguan pada sistem ekskresi ginjal yang sering terjadi pada manusia adalah batu ginjal. Gangguan ini disebabkan oleh adanya pengendapan garam kalsium di dalam rongga ginjal, saluran ginjal atau saluran kemih.
Selain itu, gangguan ini juga biasanya dipicu oleh asupan garam mineral yang terlalu banyak atau dapat disebabkan oleh kurang mengkonsumsi air putih. Parahnya, batu ginjal akan menyebabkan hidronefrosis yakni membesarnya salah satu ginjal yang disebabkan oleh urin yang tidak dapat dialirkan keluar tubuh.
Kondisi ini terjadi karena aliran ginjal yang tersumbat batu ginjal. Gangguan ini dapat diatasi dengan cara pembedahan dan sinar laser untuk memecah endapan garam kalsium.
Albuminuria
Albuminuria merupakan gangguan sistem ekskresi ginjal yang ditunjukkan dengan adanya molekul albumin dan protein lain di dalam urin. Albuminuria biasanya disebabkan oleh kerusakan pada alat filtrasi.
Kita dapat mencegah penyakit ini dengan meningkatkan asupan mineral yakni meminum air paling sedikit 8 gelas perharinya. Tidak hanya itu, kita juga harus berusaha supaya tidak mengkonsumsi hanya salah satu zat gizi saja dengan berlebihan.
Misalnya, makan makanan yang mengandung protein setiap hari atau dengan jumlah yang banyak. Dengan arti lain, asupan gizi yang dikonsumsi perlu dikelola secara seimbang.
Glukosuria
Penyakit glukosuria ini dapat dilihat dengan adanya kandungan di dalam urin. Glucosuria inilah yang sering disebut sebagai kencing manis. Glucosuria terjadi karena kondisi tubuh yang kekurangan hormone insulin, sedangkan nefron tidak dapat menyerap kelebihan glukosa tersebut.
Sehingga kelebihan glukosa tersebut dibuang bersamaan dengan urin. Untuk menyembuhkan glucosuria ini dapat dilakukan dengan suntikan insulin, asupan obat hipoglikemik orak dan juga melakukan diet sehat.
Gagal Ginjal
Gangguan sistem ekskresi pada ginjal selanjutnya yaitu gagal ginjal. Gangguan ini terjadi saat salah satu bagian ginjal tidak bisa berfungsi dengan baik. Kondisi ini akan menyebabkan penimbunan cairan dan urea di dalam tubuh.
Penderitanya akan sering merasakan pembengkakan di area kaki atau bagian organ lainnya. Adapun cara mengobati gangguan gagal ginjal adalah dengan cara melakukan cuci darah atau pencangkokan ginjal.
Hematuria
Gangguan sistem ekskresi pada ginjal selanjutnya adalah hematuria. Gangguan ini ditunjukkan dengan adanya sel darah merah di dalam urin. Hematuria biasanya disebabkan karena peradangan pada organ urinaria.
Selain itu, dapat pula disebabkan karena iritasi akibat gesekan batu ginjal. Adapun cara mengatasi penyakit hematuria adalah pengobatan atau pencegahan yang dilakukan dengan mengatasi akar penyakit yang menyebabkannya.
Gangguan Sistem Ekskresi pada Hati
Berikut ini contoh gangguan sistem ekskresi yang terjadi pada hati:
Hepatitis
Hepatitis adalah gangguan hati yang sangat sering diderita oleh manusia yang dikenal dengan sebutan radang hati. Penyakit ini disebabkan oleh virus baik itu virus hepatitis A maupun virus hepatitis B. Namun jika penyakit hepatitis disebabkan oleh virus hepatitis B ini dampaknya akan lebih berbahaya daripada virus hepatitis A.
Meskipun demikian, gangguan hepatitis dapat kita cegah dengaan melakukan vaksinasi, memastikan jarum untuk akupuntur, menghindari pemakaian alat-alat yang secara bergantian, menghindari aktivitas seks dengan berganti-ganti pasangan, dan juga menghindari dalam menerima donor darah yang tidak resmi.
Penyakit kuning
Gangguan ini biasanya disebabkan oleh saluran empedu yang tersumbat, sehingga menyebabkan cairan empedu tidak bisa dialirkan ke usus duabelas jari. Hal ini akan menyebabkan cairan embedu masuk ke dalam aliran darah dan menimbulkan warna kuning dalam darah. Gejala dari gangguan penyakit kuning dapat kita lihat dari bola mata, kulit dan kuku yang berubah menjadi warna kuning.
Kanker hati
Gangguan sistem ekskresi pada hati selanjutnya yaitu kanker hati yang muncul akibat perkembangan sel kanker di jaringan hati. Penyakit kanker hati yang sering diderita oleh kebanyakan orang yaitu Hepatocellullar carcinoma (HCC). Selain itu, HCC juga muncul karena ada komplikasi akhir yang serius dari hepatitis kronis, khususnya karena sirosis hati akibat hepatitis B, hepatitis C dan hemochromatosis.
Sirosis hati
Penyakit ini dapat muncul sebagai dampak dari hepatitis B atau hepatitis C yang berkelanjutan. Sirosis hati dapat disebabkan karena keseringan minum alkohol, kekurangan salah satu zat gizi, atau karena penyakit lainnya yang menyebabkan saluran empedu menjadi tersumbat.
Sampai saat ini, masih belum ada obat yang dapat menyembuhkan sirosis hati. Pengobatan dilakukan hanya untuk komplikasi yang terjadi saja. Misalnya, muntah atau buang air besar berupa darah, perut membesar, mata kuning dan juga koma hepatikum.
Kolestasis dan Jaundice
Kolestasis merupakan gangguan sistem ekskresi yang timbul akibat kegagalan produksi dan pengeluaran empedu. Jika terlalu lama menderita penyakit ini akan menyebabkan usus gagal dalam menyerap lemak serta vitamin (A, D, E dan K).
Selain itu, penyakit kolestasis juga akan menyebabkan penumpukan empedu bilirubin dan kolestrol di dalam hati. Jika di dalam sirkulasi darah mengalami kelebihan bilirubin dan terdiri penumpukan pigmen empedu serta membrane mukosa dan bola mata, maka kondisi seperti ini disebut dengan jaundice.
Jaundice ini ditandai dengan beberapa gejala seperti kulit penderita menjadi berwarna kuning terang, warna urin menjadi lebih gelap dan warna feses menjadi lebih terang.
Perlemakan hati
Perlemakan hati terjadi karena terdapat penimbunan lemak yang melewati 5% dari seluruh total berat hati atau lebih dari separuh jaringan sel hati. Kondisi ini sering menimbulkan adanya kerusakan hati lanjutan (sirosis hati). Selain itu, dapat juga dipicu oleh kebiasaan mengkonsumsi minuman beralkohol.
Gangguan Sistem Ekskresi pada Paru-paru
Adapun contoh gangguan sistem ekskresi pada paru-paru sebagai berikut:
Asma
Asma adalah penyakit paru-paru yang sering terjadi. Penyakit ini disebabkan karena penyempitan saluran pernapasan utama pada paru-paru. Gejala asma biasanya berupa sesak napas, namun penyakit ini tidak menular dan bersifat menurun. Tidak hanya itu, kondisi lingkungan yang kotor juga dapat memicu terjadinya asma.
Sampai saat ini, asma menjadi penyakit paru-paru yang belum bisa diobati tuntas. Pengobatan hanya bersifat untuk menghilangkan gejala di mana bisa kambuh kapan saja. Oleh sebab itu, untuk mencegah asma kambuh maka penderita perlu menghindari factor resiko seperti lingkungan yang terlalu dingin, polusi udara, dan sebagainya.
Pneumonia
Gangguan paru-paru selanjutnya adalah Pneumia yang disebabkan oleh virus, bakteri atau jamur yang menginfeksi paru-paru terutama di wilayah alveolus. Penyakit pneumonia akan menyebabkan penderitanya sesak napas karena alveolus sudah dipenuhi oleh cairan.
Penyakit inilah yang sering kita sebut dengan paru-paru basah. Selain itu, pneumonia juga tidak bisa disembuhkan secara total, akan tetapi gejalanya dapat diobati dengan mengkonsumsi antibiotic.
Tuberculosis (TBC)
TBC disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit TBC bisa menular melalui percikan yang keluar saat batuk. Selain itu, gejala yang terlihat bagi penderita TBC juga umumnya sama dengan gejala asma akan tetapi terkadang disertai batuk kering, batuk berdahak hingga batuk berdarah.
Untuk menghindari penularan, maka sebaiknya kita menghindari kontak dengan penderita TBC dan tidak memakai alat-alat yang sudah digunakan oleh penderitanya. Selain itu, kita juga dapat menghindari factor risikonya seperti udara yang tercemar, dan sebagainya.
Adapun pengobatan yang dapat dilakukan dengan mudah karena obat TBC telah disediakan oleh pemerintah. Kadang penderita juga harus menjalani karantina untuk mencegah penularan.
Bronkitis
Bronchitis merupakan peradangan yang terjadi di bronkus. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi kuman, bakteri atau virus. Selain itu, dapat pula disebabkan oleh debu, asap rokok serta polusi udara di mana bisa memicu timbulnya bronchitis.
Bronchitis yang disebabkan oleh bakteri atau kuman biasanya bisa diobati dengan cara mengkonsumsi antibiotic. Sedangkan jika bronchitis tersebut disebabkan oleh virus, maka dapat diberikan obat untuk meringankan gejala-gejala yang timbul. Untuk mencegahnya, kita perlu selalu menjaga atau meningkatkan imunitas tubuh dan penting pula untuk menghindari asap rokok.
Emfisema
Gangguan sistem ekskresi pada paru-paru berikutnya adalah emfisema. Gangguan ini disebabkan karena elastisitas yang hilang pada alveolus. Penderita emfisema biasanya mempunyai paru-paru dengan ukuran yang lebih besar dari pada orang sehat pada umumnya.
Hal ini dikarenakan karbondioksida yang seharusnya dikeluarkan oleh tubuh, namun tertangkap di dalam paru-paru. Selain itu, emfisema juga dapat disebabkan oleh asap rokok dan kekurangan enzim alfa-1-antitripsin. Adapun salah satu cara mencegahnya yaitu dengan menghindari asap rokok dan tidak merokok.
Asbestosis
Asbestosis merupakan gangguan paru-paru yang terjadi karena penderita menghirup serat-serat asbes sehingga membentuk suatu jaringan perut yang luar di paru-paru. Tidak hanya itu, menghirup serat asbes juga dapat menyebabkan penebalan pleura atau selaput yang melapisi paru-paru.
Adapun pengobatan yang biasa dilakukan oleh penderita asbestosis adalah untuk mengurangi gejala-gejalanya. Cara pengobatannya yaitu dengan membuang lendir atau dahak yang terdapat di paru-paru. Bahkan jika kondisi sudah parah, kemungkinan dibutuhkan pencangkokan paru-paru.
Upaya untuk mencegah penyakit asbestosis dapat kita lakukan dengan mengurangi kadar serat dan debu asbes di lingkungan tempat tinggal, tempat kerja dan sebagainya.
Gangguan Sistem Ekskresi pada Kulit
Berikut ini contoh gangguan-gangguan yang terjadi pada kulit:
Kurap
Kurap merupakan gangguan kulit yang menular. Penyakit ini disebabkan oleh jamur di mana gejalanya dapat dengan mudah dikenali yaitu terdapat bagian kasar di kulit dan dikelilingi oleh lingkaran merah muda.
Penyakit kurap bisa diobati dengan krim anti jamur yang mengandung mikonazol dan kloritomazol. Untuk mencegah kurap, kita hanya perlu menjaga kebersihan tubuh dan menghindari kontak langsung dengan penderita.
Panu
Gangguan pada kulit lainnya adalah panu yang disebabkan oleh jamur. Gejala dari panu ini dapat dilihat dengan adanya bercak berwarna putih, coklat, atau merah yang tergantung pada warna kulitnya. Gejala tersebut disertai pula dengan gatal-gatal saat tubuh berkeringat.
Meskipun demikian, penyakit ini bisa kita cegah dengan menjaga kebersihan tubuh, tidak menggunakan handuk atau pakaian yang lembab sebab jamur lebih mudah berkembang, dan juga tidak memakai pakaian yang sudah digunakan oleh penderita panu.
Scabies
Scabies merupakan penyakit kulit yang menular. Penyakit ini ditandai dengan gatal-gatal sebagai gejalanya. Scabies juga sering timbul di area kulit yang lembab seperti ketiak, pantat, tangan, paha bahkan terkadang ada juga di antara sela jari. Namun scabies dapat dicegah dengan menjaga kebersihan kulit dan lingkungan.
Biduran
Penyakit atau gangguan kulit lainnya adalah biduran yang ditandai dengan timbulnya bentol-bentol di kulit dan terkadang disertai dengan gatal. Biduran juga disebabkan karena alergi terhadap cuaca dingin atau makanan tertentu. Meski demikian, biduran dapat kita cegah dengan menghindari factor-faktor yang menjadi penyebab alergi tersebut.
Selain beberapa macam gangguan di atas, masih banyak gangguan-gangguan yang terjadi pada sistem ekskresi manusia. Gangguan tersebut biasanya disebabkan oleh lingkungan yang tercemar, pola hidup yang tidak sehat serta keturunan.