Daftar isi
Hujan, bukanlah sesuatu yang mengejutkan atau asing bagi kita. Fenomena alam ini sering kita jumpai. Indonesia yang memiliki dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau, menjadikan dalam waktu beberapa bulan dalam setahun mengalami turun hujan yang bisa setiap hari. Sehingga hujan menjadi hal yang biasa. Bahkan seperti sudah menjadi tradisi di musim hujan, setiap bepergian orang akan membawa payung atau jas hujan. Hal ini tentu saja karena saking biasanya ‘kehadiran’ hujan di Indonesia.
Akan tetapi, bagi para ahli hujan adalah sesuatu yang harus dikaji dan diteliti. Bagi para ahli hujan bukan hanya merupakan sebuah kejadian turunnya air dari langit ke bumi. Namun lebih dari itu, berdasarkan penelitian hujan memiliki banyak jenis dilihat dari bentuknya serta sebab terjadinya. Berdasarkan proses terbentuknya hujan digolongkan menjadi 4 jenis, yaitu:
Hujan Orografis adalah hujan yang turun di daerah pegunungan yang dikarenakan oleh adanya udara yang mengandung uap air dari arah lembah menuju ke atas gunung terbawa oleh angin fohn. Angin fohn adalah angin yang bersifat kering dan bergerak dari lembah ke puncak gunung. Ini menyebabkan penurunan suhu di daerah atas gunung, lalu terkondensasi dan menyebabkan turunnya hujan.
Hujan ini yang disebut dengan hujan orografis. Lokasi terjadinya hujan orografis adalah di dataran tinggi atau pegunungan. Sedangkan daerah tempat terjadinya angin fohn dinamai sebagai daerah bayangan hujan.
Penyebab terjadinya hujan orografis adalah sebagai berikut:
Sedangkan proses terjadinya hujan orografis melalui tahapan-tahapan berikut:
Hujan pada umumnya terjadi akibat adanya siklus hidrologi. Sangat banyak manfaat dari terjadinya hujan. Begitupun hujan orografis ini memberikan berbagai manfaat bagi alam, diantaranya:
Dengan turunnya hujan orografis di sekitar pegunungan, cadangan air bersih di wilayah tersebut akan bertambah. Cadangan air bersih ini dapat dimanfaatkan oleh manusia serta binatang-binatang yang datang atau berada di sana sebagai sumber air minum dan lain-ain.
Turunnya hujan orografis akan membasahi tanah di pegunungan. Sehingga tanah di sekitarnya akan subur dan terhindar dari kekeringan.
Tumbuhan memerlukan air untuk proses pertumbuhannya. Jika tumbuh dalam keadaan air yang kurang, maka pertumbuhannya tidak akan optimal, bahkan tumbuhan tersebut bisa saja mati. Turunnya hujan orografis akan membuat tumbuhan dapat tumbuh dengan subur.
Hujan orografis yang turun akan menghilangkan berbagai gas maupun zat berbahaya serta tidak diperlukan yang terkandung dalam udara di daerah tersebut. Sehingga tingkat polusi udara berkurang dan diperoleh udara yang lebih segar dengan kualitas yang lebih bagus lagi.
Air dari hasil turunnya hujan orografis yang tidak diserap oleh akar pohon akan meresap ke dalam tanah. Maka cadangan dari air tanah akan bertambah.
Ketika tidak atau belum terjadinya hujan, udara akan terasa pengap dan panas, dikarenakan terjadinya penguapan air yang diakibatkan sinar matahari. Saat hujan turun, akan membuat suhu menjadi lebih sejuk dan udara menjadi segar.
Daerah pegunungan, terutama bagian atas atau sekitar puncak, adalah daerah yang sulit air. Sebab jarang ditemukan mata air. Oleh karena itu, hujan orografis yang turun akan menambah cadangan air minum baik bagi manusia maupun binatang-binatang yang berada di daerah tersebut.
Selain manfaatnya yang banyak, hujan orografis juga menimbulkan beberapa dampak bagi lingkungan di sekitarnya, antara lain:
Jika terjadi genangan air yang cukup lama di sekitar tumbuhan, tumbuhan tersebut akan rusak bahkan mati. Sebab, kebanyakan air untuk tumbuhan dapat menyebabkan busuk akar dan batang yang mengakibatkan kematian.
Kematian tumbuh-tumbuhan akibat genangan air, akan mengakibatkan sumber makanan bagi binatang yang berasal dari tumbuhan berkurang. Sehingga binatang-binatang harus mencari makanan ke tempat yang lebih jauh.
Apabila sumber makanan binatang berkurang, akan mengakibatkan binatang sulit memperoleh makanan. Hal ini akan mengakibatkan binatang menjadi sakit, bahkan mengalami kematian akibat kelaparan.
Apabila hujan orografis disertai angin dan terjadi dengan lebat, dapat mengakibatkan kerusakan pada sarang atau tempat tinggal binatang di wilayah tersebut. Misalnya sapuan angin yang kencang mengakibatkan tumbannya pohon di mana terdapat sarang burung pada pohon tersebut, maka sarang burung akan rusak akibat tumbangnya pohon itu. Serta berbagai sarang binatang lain juga dapat rusak jika hujan terjadi dengan lebat atau dalam waktu yang lama.
Hujan yang turun dengan lebat apalagi dalam waktu lama dapat mengakibatkan banjir serta longsor di area tersebut. Debit air yang terlalu banyak tidak tertampung lagi pada serapan tanah, sehingga air mengalir deras dan mengakibatkan banjir terutama di wilayang yang lebih rendah. Untuk bagian tebing, banyaknya debit air bisa mengakibatkan longsor, terutama di area tebing yang gundul atau jarang pepohonannya.
Hujan orografis memberikan manfaat yang banyak bagi lingkungan di daerah pegunungan. Dari tanah yang subur hingga segarnya udara serta menambah cadangan air bersih maupun air tanah. Tentu ini sangat baik bagi kelangsungan hidup manusia, hewan/binatang, serta tumbuhan.
Namun, kewaspadaan akan dampaknya tidak boleh diabaikan. Oleh karena itu, untuk meminimalisir dampak hujan orografis ini perlu campur tangan manusia. Misalnya, dengan cara mencegah penggundulan hutan di sekitar pegunungan, serta upaya menanami kembali hutan yang sudah terlanjur gundul. Hal ini dapat mencegah terjadinya banjir serta tanah lingsor.