Kali ini kita akan membahas mengenai huruf syarat, berikut pembahasannya.
Pengertian Huruf Syarat
Huruf syarat (حروف الشرط) adalah huruf yang menjadi penghubung dua kalimat, yaitu kalimat pertama sebagai syarat dan kalimat kedua sebagai jawab.
Pembagian Huruf Syarat
Berikut adalah pembagian huruf syarat menurut Imam Musthafa Al-Ghulaayainiy :
- إِنْ dan إذْمَا (in dan idzmaa) = Jika
Hururf syarat إِنْ dan إذْمَا berfungsi mengubah fi’il mudhori’ menjadi jazm
- لَوْ (lau) = Kalau
Huruf syarat disebut imtina’ limtina’ yang berarti terhalanginya jawab karena terhalangnya syarat.
Huruf syarat لَوْ ini digunakan untuk menyatakan perbuatan yang telah berlalu, tetapi batal atau tidak terjadi dikarenakan suatu sebab, dan bisa juga menyatakan perbuatan yang akan dilakukan tetapi tidak dilakukan karena suatu sebab.
Aturan untuk jawab dari لَوْ adalah:
- Apabila madhi positif, maka bersambung dengan lam
- Apabila madhi negatif, maka tidak bersambung dengan lam
- لَوْلاَ dan لَوْمَا (lau laa dan lau maa) = Seandainya
Kedua huruf syarat ini berfungsi untuk menunjukkan sesuatu yang tidak terjadi akibat adanya faktor tertentu.
Huruf syarat لَوْلَا dan لَوْمَا selalu diikuti dengan isim marfu’ sebagai mubtada’ dan khabarnya dihapus.
Adapun jawabnya maka apabila madhi positif harus bersambung dengan lam, dan apabila madhi negatif maka tidak bersambung dengan lam.
- أَمَّا (amma) = Adapun
Huruf syarat أَمَّا menempati posisi huruf dan fi’il syarat, sehingga jawabannya harus selalu disertai fa’
Huruf أَمَّا sendiri memiliki 2 fungsi, yakni :
- Fungsi tafshil atau merinci yang merupakan fungsi asal huruf ini, dan
- Fungsi taukid atau memperkuat, yang mana inilah yang dimaksud sebagai huruf syarat
- لَمَّا (lamma) = Ketika / Tatkala
Huruf syarat ini berfungsi menunjukkan terjadinya suatu hal karena adanya hal yang lain. Huruf لَمَّا khusus untuk fi’il madhi dan disertai juga hanya oleh fi’il madhi.
Contoh Penggunaan Huruf Syarat
Huruf Syarat | Contoh Kalimat | Artinya |
إِنْ (in) | اِنْ تَنْصُرُوا اللّٰهَ يَنْصُرْكُمْ | “Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu” |
إذْمَا (idzmaa) | إِذْمَا تَأْتِ أَسْتَقْبِلْكَ بِسَعَادَةٍ | Jika kau datang، niscaya aku menyambutmu dengan gembira. |
لَوْ (lau) | لَوْ دَرَسَ لَنَجَحَ | Seandainya dia belajar, niscaya lulus. |
لَوْلاَ (lau laa) | لَولَا الطَّبِيبُ لَسَاءَتْ حَالَةُ المَرِيضِ | Seandainya tidak ada dokter niscaya keadaan orang sakit itu buruk |
لَوْمَا (lau maa) | لَوْمَا خَالِدٌ لَضَرَبَنِي أَحْمَدُ | Seandainya tidak ada Kholid, niscara Ahmad sudah memukul ku |
أَمَّا (amma) | أمّا الدراسةَ فلا تمهّلْ | Adapun /Bagaimanapun pelajaran jangan Kau diabaikan |
لَمَّا (lamma) | لَمَّا ذَهَبْتُ إِلَيهِ وَجَدْتُهُ مَرِيضًا | Ketika aku pergi menemuinya, aku dapati ia sedang sakit |