Daftar isi
Zaman dahulu merupakan periode dimana belum dikenal teknologi secanggih zaman now. Meski demikian, penemuan-penemuan dan serta ilmu pengetahuan yang eksis pada zaman sekarang lahir dari orang-orang pada zaman dahulu.
Dengan kehadiran dan juga eksistensi daripada orang-orang tersebut, zaman sekarang dapat makin berkembang dan semakin maju. Membahas mengenai orang-orang zaman dahulu beserta penemuannya memang tidak sedikit eksistensinya.
Salah satunya yaitu Ibnu Haitham. Sosok Ibnu Haitham merupakan salah satu sosok yang memberikan pemikirannya pada dunia. Berikut dibahas mengenai Ibnu Haitham.
Ilmu pengetahuan merupaan hal yang selalu berkembang dan berkembang. Ilmu pengetahuan membawa ke arah perubahan yang lebih baik. Dengan adanya ilmu pengetahuan, wawasan pun dapat disimpan di dalam isi kepala.
Berbicara mengenai ilmu pengetahuan, hal tersebut sudah eksis sejaka periode sebelum mengenal adanya zaman now. Hadirnya ilmu pengetahuan pada periode tersebut sangat lekat dengansosok-sosok ilmuwan zaman dahulu. Hal ini dikarenakan mereka terbuka dan ingin mencari lebih dalam mengenai ilmu pengetahuan.
Salah satu sosok ilmuwan pada periode dahulu yaitu Ibnu Haitham. Seorang Ibnu Haitham merupakan lmuwan dengan kontribusi di bidang ilmu pengetahuan. Dirinya merupakan salah satu ilmuwan yang tersohor pada zamannya.
Dengan membawa nama panjang yaitu Abu Ali Muhammad al-Hassan Ibnu Al Haitham, eksistensi pertama daripada dirinya di muka bumi yaitu pada periode 965 Masehi. Kota Basrah menjadi tempat pertamanya melihat dunia ini dan memiliki nama panggilan yaitu Ibnu Haitham.
Eksistensi daripada Ibnu Haitham membawa pengaruh baik pada perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya pada periode perdana dunia modern.
Nama Ibnu Haitham merupakan nama tersohor pada periode perdana modern. Dirinya merupakan seorang ilmuwan dengan eksistensi di bidang ilmu pengetahuan. Bidang ilmu pengetahuan sudah lekat dengan diri Ibnu Haitham sejak remaja. Dirinya menaruh perhatian lebih terhadap ilmu pengetahuan.
Ketertarikan dirinya yaitu pada bidang matematika, filsafat, serta ilmu langit dan bintang. Masa remajanya juga banyak dihabiskan dengan membuat tulisan-tulisan mengenai bidang ilmu pengetahuan. Ketika beranjak dewasa, seorang Ibnu Haitham mendapatkan tempat duduk di kursi hakim.
Profesinya sebagai seorang hakim tersebut sayangnya tidak bertahan lama. Dirnya bertekad untuk meneruskan minat-minatnya pada bidang ilmu pengetahuan dan menghempaskan jabatan tersebut. Dengan minat tersebut pula dirinya mulai melangkah ke luar zona kampung halamannya menuju ke kota Mesir.
Di kota tersebut dirinya terus mengasah kemampuannya dan wawasannya mengenai ilmu pengetahuan. Dirinya pula mempelajari bidang kedokteran serta pengobatan.
Di bidang kedokteran dan pengobatan, seorang Ibnu Haitham menaruh perhatian lebih pada bidang ilmu mata. Perhatiannya pada bidang ilmu mata memberikan wawasan baru bagi seorang Ibnu Haitham serta dirinya pula mulai melakukan penglihatan lebih dalam mengenai mata dan hal-hal yang memengaruhi indera penglihatan tersebut.
Ibnu Haitham merupakan salah satu ilmuwan yang sangat terkenal pada bidang ilmu pengetahuan, khususnya bidang ilmu mengenai mata. Dirinya mencurahkan pikirannya mengenai ilmu mata dan juga cahaya. Karena sangat gemar akan pengetahuan dan juga sains, dirinya tak perna lelah untuk selalu belajar dan menggali wawasan.
Tidak heran apabila masa mudanya dihabiskan dengan banyak membaca serta membuat tulisan-tulisan mengenai bidang sains. Tulisan yang paling banyak dilihat oleh mata dunia adalah bukunya dengan bidang bahasan mengenai cahaya dan optik.
Buku tersebut yaitu kitab Al Manazir. Tidak hanya itu, prestasinya dalam bidang ilmu optik juga melahirkan gagasan-gagasan baru. Sebut saja penelitian mengenai pinhole camera serta tata cara convex atau lensa cembung. Dirinya pula membeberkan mengenai fungsi indera penglihatan manusia serta bayangan cahaya-cahaya yang terjadi melalui mata.
Atas prestasi dan penemuannya dalam bidang optik, nama Ibnu Haitham dikenal sebagai “Bapak Ilmu Optik”. Curahan pikirannya mengenai ilmu optik tersebut pula melahirkan penemuan-penemuan yang berhubungan dengan pembuatan kacamata.
Sebagai seorang yang memeluk agama Islam, nama Ibnu Haitham sangat dikenal di kalangan cendekiawan Muslim. Sebagai seorang Muslim, dirinya tak hanya mementingkan ilmu pengetahuan. Seorang Ibnu Haitham sangat mementingkan kehadiran agamanya beserta ajaran-ajaran agama yang ia peluk.
Dalam bidang agama, dirinya menekankan tiga hal penting dalam kehidupannya sebagai seorang ilmuwan, yaitu taat pada agama dan ajarannya, pikiran baik, serta mengedepankan perbuatan baik.
Ketiga hal tersebut selalu dipegang dengan erat demi laksana pencarian ilmu pengetahuan menghasilkan hasil akhir yang baik dan berguna bagi orang lain.
Dalam bidang matematika dan sastra, pemikiran Ibnu Haitham pula dicurahkan pada tulisan-tulisan, yaitu kitab Al-Tahlil wa al’Tarkib yang membahas mengenai geometri serta risalah fi Sina’at al-Syi’r yang membahas cara penulisan puisi.
Eksistensi daripada Ibnu Haitham memberikan sumbangan besar terhadap dunia ilmu pengetahuan. Prestasi dan penemuan yang dilakukan berhubungan dengan ilmu optik membuat namanya semakin melambung.
Dengan eksistensi Ibnu Haitham, perkembangn mengenai ilmu optik semakin berkembang, khususnya pada pembuatan kacamata. Tidak hanya itu, dirinya pula gemar membuat tulisan-tulisan mengenai ilmu matematika. Dapat dikatakan bahwa kehidupannya banyak dihabiskan di kawasan Mesir.
Di kawasan tersebut dirinya banyak melakukan penelitian mendalam mengenai bidang-bidang sains. Mesir tidak hanya menjadi tempat seorang Ibnu Haitham untuk mengejar ilmu pengetahuan.
Mesir pula menjadi tempat untuk dirinya beristirahat dengan tenang selamanya. Ibnu Haitham wafat di Mesir pada periode 1040. Meski eksistensinya di muka bumi sudah tiada, namun nama dan prestasi daripada Ibnu Haitham masih melekat hingga saat ini.
Membahas mengenai orang-orang zaman dahulu beserta penemuannya memang tidak sedikit eksistensinya. Salah satunya yaitu Ibnu Haitham. Eksistensi pertama daripada dirinya di muka bumi yaitu pada periode 965 Masehi. Kota Basrah menjadi tempat pertamanya melihat dunia ini dan memiliki nama panggilan yaitu Ibnu Haitham. Masa remaja hingga masa dewasanya banyak diabiskan pada bidang ilmu pengetahuan dan sains.
Kontribusinya pada ilmu sains menghasilkan tulisan. Tulisannya yang terkenal yaitu kitab Al Manazir mengenai cahaya dan optik. Selain itu, dalam bidang matematika dan sastra, pemikiran Ibnu Haitham pula dicurahkan pada tulisan-tulisan, yaitu kitab Al-Tahlil wa al’Tarkib yang membahas mengenai geometri serta risalah fi Sina’at al-Syi’r yang membahas cara penulisan puisi.
Dapat dikatakan bahwa kehidupannya banyak dihabiskan di kawasan Mesir. Mesir tidak hanya menjadi tempat seorang Ibnu Haitham untuk mengejar ilmu pengetahuan. Mesir pula menjadi tempat untuk dirinya beristirahat dengan tenang selamanya. Ibnu Haitham wafat di Mesir pada periode 1040.