Daftar isi
Kelompok sosial merupakan kesatuan individu yang hidup bersama, memiliki kesadaran akan keanggotaannya, dan saling berinteraksi.
Berikut adalah jenis-jenis kelompok sosial yang dikemukakan oleh Soerjono Soekanto, yaitu:
In-group merupakan kelompok sosial di mana individu mengidentifikasikan dirinya. Sikap-sikap yang terdapat dalam in-group didasarkan pada faktor simpati dan adanya perasaan dekat dengan anggota-anggota kelompok. Contohnya, “kami” mahasiswa adalah siswa SMA Kartini.
Out-group merupakan kelompok sosial yang dianggap sebagai kelompok luar atau kelompok yang diartikan sebagai lawan. Sikap yang terdapat dalam out-group ditandai dengan suatu sikap yang berwujud antagonisme dan antipati. Contohnya, “mereka” adalah siswa SMA Bhakti.
Kelompok primer adalah kelompok sosial yang para anggotanya saling mengenal, adanya kerja sama erat yang bersifat pribadi, sering bertatap muka, dan bersifat langgeng (permanen). Contohnya yaitu keluarga.
Kelompok sekunder adalah kelompok besar dengan jumlah anggota banyak, antaranggota kelompok tidak mengenal secara pribadi dan bersifat tidak langgeng. Contohnya yaitu partai politik.
Paguyuban merupakan bentuk kehidupan bersama, anggota kelompok diikat oleh hubungan batin yang murni, bersifat alamiah, dan kekal. Dasar hubungan kelompok ini adalah rasa cinta dan rasa persatuan yang kuat. Contohnya yaitu keluarga, kelompok kekerabatan, dan rukun tetangga (RT).
Patembayan adalah suatu bentuk kehidupan yang pamrih dan berlangsung pada jangka waktu pendek. Contohnya yaitu ikatan antara pedagang dan organisasi dalam suatu industri.
Kelompok formal adalah kelompok yang terbentuk secara resmi, memiliki peraturan tegas yang sengaja dibuat oleh para anggotanya untuk ditaati, dan berfungsi untuk mengatur hubungan antarsesama anggota kelompok. Contohnya yaitu lembaga pendidikan dan lembaga pemerintahan.
Kelompok informal merupakan kelompok yang tidak terbentuk secara resmi, tidak memiliki struktur dan organisasi tertentu atau yang pasti. Kelompok ini terbentuk karena pertemuan berulangkali yang didasari oleh kepentingan dan pengalaman yang sama. Contohnya yaitu kelompok arisan.
Kelompok di mana setiap individu secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut dan mengetahui dengan jelas status keanggotan masing-masing.
Kelompok sosial yang menjadi acuan atau rujukan bagi individu yang bukan anggota kelompok untuk membentuk karakter, sifat dan perilakunya.
Kelompok yang terdiri dari kalangan profesional yang memiliki pekerjaan atau profesi yang sama. Kelompok ini memiliki patokan perilaku sendiri, yang disebut dengan etika profesi. Contohnya seperti, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).
Kelompok yang terdiri dari orang-orang yang memiliki kepentingan dan tujuan yang sama, tetapi tidak mendapatkan perhatian dari masyarakat. Contohnya seperti, kelompok pemerhati lingkungan dan relawan bencana alam.