Bahasa Indonesia

9 Kaidah Kebahasaan Pidato Persuasif Beserta Contohnya

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Kali ini kita akan membahas mengenai pidato persuasif, khususnya mengenai kaidah kebahasaannya dan bagaimana cara menulis pidato persuasif. Simak penjelasan berikut ini.

Pidato persuasif merupakan salah satu jenis pidato yang bertujuan memengaruhi dan meyakinkan pendengarnya untuk melakukan sesuatu dengan menyajikan argumen atau pendapat yang jelas dan logis. Pidato persusif adalah satu satu contoh eksposisi.

Adapun kaidah kebahasaan pidato persuasif antara lain:

1. Nominalisasi

Nominalisasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan (1) proses membentuk nomina dari kelas kata yang lain dengan menggunakan afiks tertentu, (2) proses atau hasil membentuk satuan berkelas nominal dari kata, frasa, klausa, atau kalimat berkelas lain.

Secara singkat, nominalisasi adalah proses pembentukan nomina dari kelas kata lain menjadi nomina. Nominalisasi berfungsi untuk menghubungkan antarkalimat dalam pidato persuasif.

Contohnya:

  • Kalimat 1: Kita bisa membantu menanggulangi banjir.
  • Kalimat 2: Menanggulangi banjir perlu dilakukan oleh semua pihak secara bersama-sama agar dapat dirasakan manfaatnya.
  • Nominalisasi dari menanggulangi menjadi penanggulangan
  • Kalimat (1) dan (2) dihubungkan dengan kata menanggulangi -penanggulangan.
  • Kita bisa membantu menanggulangi banjir. Penganggulangan banjir perlu dilakukan oleh semua pihak secara bersama-sama agar dapat dirasakan manfaatnya.

2. Menggunakan Kalimat Pasif

Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai tindakan atau perbuatan yang dinyatakan oleh predikat. Penggunaan kalimat pasif bertujuan agar informasi yang disampaikan menjadi lebih formal dan kuat.

Contohnya : Penganggulangan banjir perlu dilakukan oleh semua pihak secara bersama-sama agar dapat dirasakan manfaatnya. Kebiasaan membuang sampah di sungai harus dihentikan.

3. Menggunakan Pronomina

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, pronomina merupakan kata yang dipakai untuk mengganti orang atau benda; kata ganti seperti aku, engkau, diakamikitamereka.

Dalam pidato persuasif, umumnya tidak digunakan pronomina persona pertama (saya), tetapi menggunakan pronomina yang menggambarkan sebagian anggota masyarakat, misalnya, dia, mereka, bangsa Indonesia, masyarakat Indonesia, warga negara.

Contohnya:

Penganggulangan banjir perlu dilakukan oleh semua pihak secara bersama-sama agar dapat dirasakan manfaatnya. Kebiasaan membuang sampah di sungai harus dihentikan. Hal ini penting dilakukan oleh seluruh masyarakat Indonesia agar tidak ada lagi sampah di sungai.

4. Menggunakan Istilah Khusus Sesuai dengan Topik yang Dibahas

Misalnya ketika topik yang dibahas mengenai lingkungan, maka istilah teknis yang mungkin akan muncul seperti, ekosistem, lingkungan hidup, pelestarian, pencemaran, sanitasi, dsb.

5. Menggunakan Sinonim

Sinonim merupakan bentuk bahasa yang memiliki makna sama atau hampir sama. Sinomin menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah bentuk bahasa yang maknanya mirip atau sama dengan bentuk bahasa lain.

Sinonim digunakan dengan tujuan menghindari pengulangan kata yang sama. Misalnya: penelitian, investigasi, pemeriksaan, penyelidikan.

6. Menggunakan Kata Benda Abstrak

Kata benda abstrak merupakan kata yang menyatakan sebuah benda yang tidak dapat dilihat (abstrak) atau tidak dapat tangkap oleh panca indera. Misalnya, keyakinan, kegembiraan, kebaikan, gagasan, ide, ilmu, kemiskinan, waktu dsb.

7. Menggunakan Kata Emotif

Kata emotif merupakan kata yang berhubungan dengan emosi atau perasaan sehingga membuat audiens/pendengarnya ikut merasakan emosi tersebut. Misalnya: Pembakaran bahan bakar fosil dapat menghancurkan lingkungan.

8. Menggunakan Konjungsi Sebab-Akibat

Konjungsi sebab-akibat merupakan konjungsi yang digunakan untuk menunjukkan hubungan sebab-akibat. Kata tugas tersebut digunakan untuk menghubungkan gagasan antarparagraf dan antarkalimatnya. Misalnya, karena, sebab, oleh sebab itu, oleh karena itu.

9. Menggunakan Kata Keterangan Modalitas

Kata keterangan modalitas merupakan keterangan yang menyatakan sikap pembicara perbuatan, keadaan, peristiwa, atau sikap terhadap lawan bicaranya.

Modalitas menyatakan keinginan, sikap, perasaan, pernyataan kepada lawan bicaranya. Misalnya, pasti, sunguh, nyaris, mungkin, sebenarnya, semoga, paling banyak, umumnya, dapat.