Karakter yang Melekat Pada Budaya Menurut Nanda dan Warms

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Karakter adalah segala hal yang melekat pada sesuatu hal lainnya, dimana itu akan menjadi ciri khas yang membedakan hal tersebut dengan hal lainnya. Sedangkan, budaya secara harfiah bahasa berasal dari dua bahasa yaitu Bahasa Sansekerta dan Bahasa Inggris.

Pada Bahasa Sansekerta budaya berasal dari kata buddhayah yang diambil dari bentuk jamak kata buddhi dengan makna sebenarnya budi atau akal. Pada Bahasa Inggris sendiri budaya dikenal dengan sebutan culture yang asal muasalnya dari Bahasa Latin yaitu colere dengan arti mengolah atau mengerjakan.

Pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) budaya merupakan pola hidup menyeluruh yang bersifat abstrak, kompleks, dan luas dimana dihasilkan dari buah pemikiran, akal budi, atau adat istiadat. Karakter yang melekat pada budaya adalah ciri khas tertentu yang biasanya dimiliki oleh suatu budaya tertentu akibat dari buah pemikiran masyarakat, akal budi, ataupun adat istiadat masyarakat.

Serena Nanda dan Richard L. Warms adalah dua orang antropologi terkenal didunia. Dalam dunia antropolog namanya sering disebut sebagai Nanda and Warms. Nanda dam Warms menyimpulkan bahwa karakter pada suatu budaya dapat dikelompokkan menjadi enam, yaitu:

Budaya Sebagai Hal yang Dipelajari

Budaya pada hakikatnya tidak mungkin langsung muncul begitu saja. Beberapa budaya terlahir dari suatu hal yang sering dipelajari. Contoh sederhana dalam kehidupan manusia saat terlahir tidak mungkin manusia mengeteahui tata cara makan dengan sendirinya.

Ada pembelajaran terkait adab makan yang berbeda-beda antara satu daerah dengan daerah lainnya. Begitupula dengan adab berbicara, sopan santun, atau melakukan berbagai tindakan dalam keseharian. Manusia pastinya akan mempelajari hal-hal tersebut seiring dengan tumbuh kembangnya.

Tidak hanya itu manusia dalam bermasyarakat tentunya juga akan belajar tentang norma-norma yang sosial untuk mengetahui tindakan mana saja yang dapat diterima oleh masyarakat dan tindakan mana yang nantinya dilakukan dapat memperoleh sanksi baik hukum maupun sosial.

Budaya Sebagai Simbol

Dalam kehidupan sehari-hari adakalanya manusia menggunakan budaya sebagai simbol untuk mengorganisir dan memberi makna pada hal-hal disekitarnya. Penggunaan simbol ini tidak terbatas hanya pada kalangan tertentu saja, adapula simbol yang telah disepakati bersama sebagai simbol yang berlaku diseluruh dunia.

Contohnya simbol lalu lintas seperti dilarang parkir, dilarang berhenti, dilarang belok kiri. Simbol tersebut berlaku dan digunakan oleh seluruh negara didunia untuk menjaga tata tertib dalam berkendara di jalan raya. Selain simbol yang berlalu untuk seluruh masyarakat didunia, adapula simbol yang digunakan hanya oleh sekelompok masyarakat.

Contoh dari ini adalah penggunaan bahasa slang seperti galau, mager, php, kepo. Penggunaan bahasa ini tentunya hanya digunakan oleh masyarakat tertentu pada suatu daerah. Serta hanya diketahui maknanya oleh masyarakat yang mendiami daerah tersebut.

Budaya Sebagai Sistem Terintegrasi

Budaya dapat dikatakan sebagai suatu sistem yang terintegrasi. Dimana apabila suatu elemen dalam budaya tersebut dirubah makan akan mengubah elemen budaya yang lainnya. Contoh dalam kehidupan sehari dapat dilihat secara langsung yaitu anak-anak yang tumbuh dan besar diwilayah perkotaan maka akan senang untuk bermain ke mall.

Hal ini tentunya akan berbanding terbalik dengan anak-anak yang tumbuh dan besar di wilayah pedesaan. Jika anak-anak yang biasa tumbuh dikota dibawa ke desa dan dipaksa bermain di sawah atau tanah lapang tentunya anak-anak kota merasa tidak nyaman. Begitu pula sebaliknya dengan anak-anak yang tumbuh dipedesaan tidak akan nyaman jika diajak untuk bermain ke mall.

Budaya Mencakup Norma dan Nilai

Dalam budaya pastinya akan mencakup norma dan nilai-nilai kehidupan dalam bermasyarakat. Sebagaiman suatu budaya tumbuh dan berkembang, budaya pastinya mencakup normal dan nilai yang ada pada suatu masyarakat.

Norma dan nilai disini sangat luas cakupannya. Baik itu norma dan nilai secara agama, adat istiadat, maupun kepercayaan suatu kelompok. Contoh budaya yang mencakup norma dan nilai dalam adat istiadat yaitu adanya larangan bagi masyarakat suku Jawa untuk menikah dengan masyarakat suku Sunda.

Hal ini tentunya jika dinilai secara akal maupun ilmu pengetahuan tidak akan pernah ditemukan alasan yang masuk akal. Akan tetapi, karna sudah menjadi budaya yang lahir dari adanya kepercayaan tertentu, jika dilanggar pastinya pelanggarnya akan memperoleh sanksi sosial dari masyarakat sekitarnya.

Budaya Mempermudah Manusia Dalam Beradaptasi

Sebagaimana diketahui budaya secara global dapat dibagi menjadi dua, yaitu budaya yang tercipta atas kesepakatan manusia diseluruh dunia dan budaya yang tercipta dari sekelompok masyarakat di suatu daerah.

Budaya yang tercipta secara global atau dunia tentunya akan mempermudah manusia ketika hidup berpindah-pindah negara dan menyesuaikan dengan budaya yang telah dikenalnya. Contohnya sudah sewajarnya manusia sejak kecil dikenalkan dengan pekerjaan-pekerjaan rumah seperti mencuci piring, merapikan tempat tidur, mencuci baju, dan pekerjaan rumah lainnya.

Dengan demikian saat seseorang tersebut beranjak dewasa dan tinggal jauh dari kedua orang tuanya akan memudahkannya dalam beradaptasi dengan budaya yang telah terbangun sejak kecil.

Budaya Selalu Berubah Seiring Perkembangan Zaman

Suatu budaya akan terus berubah karena adanya dorongan baik dari dalam maupun luar budaya itu sendiri. Perubahan budaya ini biasanya erat kaitannya dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi yang tidak dapat dilepaskan.

Contohnya pada tahun 1980an segala hal yang berkaitan dengan administrasi masih dilakukan secara manual dengan ditulis tangan. Hal ini tentunya berbeda jauh dengan segala kegiatan administrasi yang terjadi pada tahun 2000an dimana segalanya telah digantikan dengan adanya peran komputer.

fbWhatsappTwitterLinkedIn