Daftar isi
Berikut ini kita akan membahas mengenai kisah nabi sulaiman dalam pelajaran pendidikan agama.
Kelahiran Nabi Sulaiman
Diantara Nabi yang diutus Allah untuk kaum Bani Israil adalah Nabi Sulaiman. Nabi Sulaiman adalah Nabi yang dikenal memiliki kerajaan yang sangat kaya raya. Selain itu, kerajaan Nabi Sulaiman meliputi manusia, jin, dan binatang.
Nabi Sulaiman Alaihis Salam adalah putra dari Nabi Daud Alaihis Salam dan keturunan ke-13 dari Nabi Ibrahim. Beliau diangkat menjadi raja pada usia 13 tahun dan sekaligus melanjutkan dakwah tauhid untuk menggantikan ayahnya.
Nabi Sulaiman tumbuh menjadi pemuda yang cerdik, pandai, dan bijaksana. Hal ini dikarenakan Nabi Sulaiman sering mengikuti ayahnya, Nabi Daud, hadir dalam sidang peradilan.
Diantara yang menunjukkan kecerdasan dan kebijaksanaan Nabi Sulaiman terlihat ketika ada seorang pemilik kebun yang melaporkan bahwa kebunnya telah dirusak oleh sekelompok kambing.
Setelah mendengar pengakuan dari pemilik kambing bahwa memang benar kambingnya masuk ke kebun dan merusak tanaman yang ada di dalamnya, maka Nabi Daud memutuskan bahwa kambing-kambing tersebut diberikan kepada pemilik kebun sebagai ganti rugi atas kerusakan tanaman yang dimilikinya.
Mendengar keputusan ayahnya, Nabi Sulaiman meminta izin untuk mengemukakan pendapatnya. Nabi Sulaiman mengatakan bahwa sebagai ganti rugi, maka pemilik kebun boleh mengambil manfaat dari kambing-kambing tersebut dan sebaliknya pemilik kambing harus memperbaiki dan menanam kembali tanaman di kebun. Ketika masa panen tiba, makan hasil panen harus diserahkan ke pemilik kebun dan pemilik kebun harus mengembalikan kambing-kambing ke pemiliknya semula. Dengan demikian tidak ada pihak yang dirugikan.
Mukjizat Nabi Sulaiman
Sebagaimana seorang Nabi dan Rasul lainnya, Allah juga mengkaruniakan mu’jizat kepada Nabi Sulaiman untuk mengukuhkan hujjahnya. Berikut adalah beberapa mu’jizat Nabi Sulaiman:
Mengerti bahasa binatang
Salah satu mukjizat Nabi Sulaiman adalah beliau mengerti dan bisa berbicara dengan binatang. Hal ini dikisahkan dalam Al-Qur’an diantaranya dalam Surat An-Naml : 18-19.
حَتَّى إِذَا أَتَوْا عَلَى وَادِ النَّمْلِ قَالَتْ نَمْلَةٌ يَا أَيُّهَا النَّمْلُ ادْخُلُوا مَسَاكِنَكُمْ لَا يَحْطِمَنَّكُمْ سُلَيْمَانُ وَجُنُودُهُ وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ فَتَبَسَّمَ ضَاحِكًا مِنْ قَوْلِهَا وَقَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَدْخِلْنِي بِرَحْمَتِكَ فِي عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ
“Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari. Maka dia (Sulaiman) tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdoa: “Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat–Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh”
Selain itu dalam QS. An-Naml : 22 Allah juga mengabarkan kisah Nabi Sulaiman dan burung Hud-Hud
فَمَكَثَ غَيْرَ بَعِيدٍ فَقَالَ أَحَطْتُ بِمَا لَمْ تُحِطْ بِهِ وَجِئْتُكَ مِنْ سَبَإٍ بِنَبَإٍ يَقِينٍ
“Maka tidak lama kemudian (datanglah Hud-Hud), lalu ia berkata: “Aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum mengetahuinya; dan kubawa kepadamu dari negeri Saba’ suatu berita penting yang diyakini.”
Kerajaan Nabi Sulaiman meliputi semua makhluk termasuk juga bangsa jin.
Nabi Sulaiman memiliki kekuasaan untuk memerintah bangsa jin untuk membangun istana dan bentang-benteng, menyelam ke dalam laut, dan sebagainya. Allah berfirman:
وَالشَّيَاطِينَ كُلَّ بَنَّاءٍ وَغَوَّاصٍ
“Dan (Kami tundukkan pula kepadanya) setan-setan semuanya ahli bangunan dan penyelam.” (QS. Shad : 37)
Nabi Sulaiman juga mampu menguasai angin dan memerintahkan angin bergerak kemana yang dikehendaki.
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
فَسَخَّرْنَا لَهُ الرِّيحَ تَجْرِي بِأَمْرِهِ رُخَاءً حَيْثُ أَصَابَ
“Kemudian Kami tundukkan kepadanya angin yang berhembus dengan baik menurut ke mana saja yang dikehendakinya.” (Qs. Shad : 36)
Kisah Nabi Sulaiman dan Ratu Balqis
Dalam Al-Qur’an Allah mengkisahkan perkataan burung Hud-Hud kepada Nabi Sulaiman mengenai alasan keterlambatannya,
إِنِّي وَجَدْتُ امْرَأَةً تَمْلِكُهُمْ وَأُوتِيَتْ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ وَلَهَا عَرْشٌ عَظِيمٌ (23) وَجَدْتُهَا وَقَوْمَهَا يَسْجُدُونَ لِلشَّمْسِ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ أَعْمَالَهُمْ فَصَدَّهُمْ عَنِ السَّبِيلِ فَهُمْ لَا يَهْتَدُونَ (24) أَلَّا يَسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي يُخْرِجُ الْخَبْءَ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَيَعْلَمُ مَا تُخْفُونَ وَمَا تُعْلِنُونَ (25) اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ
“Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar. Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah; dan setan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak dapat petunjuk. Agar mereka tidak menyembah Allah Yang mengeluarkan apa yang terpendam di langit dan di bumi dan Yang mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. Allah, tiada Tuhan Yang disembah kecuali Dia, Tuhan Yang mempunyai ´Arsy yang besar” (QS. An-Naml : 23-26)
Setelah mendengar cerita tentang kerajaan Ratu Balqis di negeri Saba’ dari burung Hud-Hud, Nabi Sulaiman pun menulis surat kepada Ratu Balqis. Dalam surat itu Nabi Sulaiman mengajak ratu Balqis dan penduduk negeri Saba’ untuk menyembah Allah.
Ratu Balqis membalasnya dengan mengirim hadiah kepada Nabi Sulaiman. Ketika menerima utusan yang membawa banyak hadiah harta benda dari Ratu Balqis, maka Nabi Sulaiman merasa marah dan meminta utusan itu kembali dengan membawa semua hadiahnya. Nabi sulaiman berkata:
ارْجِعْ إِلَيْهِمْ فَلَنَأْتِيَنَّهُمْ بِجُنُودٍ لَا قِبَلَ لَهُمْ بِهَا وَلَنُخْرِجَنَّهُمْ مِنْهَا أَذِلَّةً وَهُمْ صَاغِرُونَ
“Kembalilah kepada mereka sungguh kami akan mendatangi mereka dengan bala tentara yang mereka tidak kuasa melawannya, dan pasti kami akan mengusir mereka dari negeri itu (Saba’) dengan terhina dan mereka menjadi (tawanan-tawanan) yang hina dina.” (QS. An-Naml : 37)
Ratu Balqis pun keluar bersama pasukannya untuk menemu Nabi Sulaiman. Mendengar kabar itu Nabi Sulaiman bertanya kepada pasukannya siapa diantara mereka yang mampu membawa singgasana Ratu Balqis sebelum kedatanggannya. Maka jin yang bernama Ifrit menyanggupinya.
Setelah kedatangan Ratu Balqis, Nabi Sulaiman menunjukkan singgasana yang telah diubah bentuknya untuk mengetahui kecerdasan Ratu Balqis dan ternyata Ratu Balqis bisa mengenali singgasana miliknya tersebut. Sebelumnya Nabi Sulaiman juga membuat istana megah yang terbuat dari kaca dengan lantai kaca yang dibawahnya terdapat kolam dengan ikan-ikan di dalamnya, sehingga ketika melewatinya Ratu Balqis menyingkapkan gaunnya karena mengira ia akan melewati kolam ikan.
Melihat semua itu, Ratu Baqis merasa kagum yang yakin bahwa Sulaiman adalah utusan Allah sehingga iapun menyatakan dirinya menyembah Allah.
Wafatnya Nabi Sulaiman
Ketika mengawasi para jin yang tengah bekerja, Nabi Sulaiman meninggal dunia. Hal ini telah dikisahkan oleh Allah dalam wahyu-Nya:
فَلَمَّا قَضَيْنَا عَلَيْهِ الْمَوْتَ مَا دَلَّهُمْ عَلَى مَوْتِهِ إِلَّا دَابَّةُ الْأَرْضِ تَأْكُلُ مِنْسَأَتَهُ فَلَمَّا خَرَّ تَبَيَّنَتِ الْجِنُّ أَنْ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ الْغَيْبَ مَا لَبِثُوا فِي الْعَذَابِ الْمُهِينِ
“Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur, tahulah jin itu bahwa kalau sekiranya mereka mengetahui yang ghaib tentulah mereka tidak akan tetap dalam siksa yang menghinakan.” (QS. Saba’ : 14)