Iklim memiliki peranan penting bagi kehidupan manusia, iklim merupakan rerata cuaca yang terjadi di suatu wilayah, iklim suatu wilayah tidak dapat dibatasi oleh satu analisa iklim saja, tapi juga kombinasi dari berbagai anakisa iklim dan cuaca.
Klasifikasi iklim dilakukan oleh para ahli untuk mengidentifikasi perbedaan iklim yang ada di tiap wilayah berbeda. Karena tiap-tiap wilayah di bumi ini memiliki letak geografis dan keadaan topografi yang berbeda-beda, maka tiap wilayah memiliki iklim masing-masing.
Beberapa ahli memiliki teorinya masing-masing tentang klasifikasi iklim di bumi. Berikut beberapa ahli yang mengemukakan tentang klasifikasi iklim.
Junghun adalah seorang ahli botani dari Jerman yang pernah melakukan penelitian ke pulau Jawa di tahun 1840. Dari penelitiannya di Indonesia tepatnya di pulau Jawa, Junghun mengklasifikasikan iklim berdasarkan ketinggian dan vegetasi di suatu daerah.
Junghun mengklasifikasikan iklim menjadi 4 jenis, yaitu iklim sedang, iklim panas, iklim sejuk dan iklim dingin.
Klasifikasi iklim oleh Schmidt dan Ferguson banyak dipakai di Indonesia sebagai panduan di bidang kehutanan dan perkebunan. Klasifikasinya berdasarkan unsur iklim hujan serta data hujan bulanan dalam kurun waktu 10 tahun.
Kriteria yang diterapkan yaitu menentukan bulan kering, bulan lembab dan bulan basah. Bulan kering memiliki curah hujan kurang dari 60 milimeter, bulan lembab memiliki curah hujan 60-100 milimeter dan bulan basah yaitu bulan di mana curah hujan lebih dari 100 milimeter.
Wladimir Koppen adalah ahli klimatologi yang berasal dari Austria, Koppen di tahun 1918 membuat sistem klasifikasi iklim bumi berdasarkan beberapa unsur, yaitu unsur cuaca, termasuk juga intensitas curah hujan, suhu dan kelembaban.
Kali ini kita akan membahas klasifikasi iklim yang dikemukakan oleh Koppen, berikut penjelasannya.
Koppen berpendapat bahwa tujuan klasifikasi iklim adalah untuk merancang formula yang dapat menentukan batas-batas iklim agar sesuai dengan letak zona vegetasi atau bioma yang dipetakan.
Klasifikasi yang dibuat oleh Koppen memang lebih rumit dibandingkan dengan ahli-ahli lainnya. Koppen menggunakan sistem huruf dalam pengklasifikasian iklim. Koppen mengawali skema klasifikasinya di tahun 1900, kemudian di tahun 1918 ia merevisi sistemnya dan tak berhenti hingga di tahun 1940.
Klasifikasi iklim oleh Koppen berdasarkan pada rata-rata hujan dan suhu, baik suhu bulanan maupun tahunan, karena menurit Koppen dua unsur yaitu curah hujan dan suhu adalah unsur yang mempengaruhi kehidupan dan keadaan permukaan bumi.
Koppen membagi iklim di bumi menjadi 5 yaitu iklim tropis, iklim kering, iklim sedang, iklim dingin dan iklim kutub. Selain itu Koppen juga menggunakan sistem simbol huruf untuk membedakan ciri curah hujan dan suhu pada suatu wilayah.
Simbol yang dipakai juga dipakai untuk menentukan pembagian daerah iklim berdasarkan pada suhu bulan yang terdingin dan terpanas. Berikut kode huruf yang dipakai pada sistem klasifikasi iklim oleh Koppen.
Berikut adalah hasil klasifikasi atau pembagian iklim Koppen beserta penjelasannya:
1. Iklim Hujan Tropis (A)
Koppen menyebutkan Iklim hujan tropis dimiliki wilayah dengan temperatur atau suhu bulanan mencapai 18 derajat celsius yang merupakan suhu terdinginnya. Iklim hujan tropis merupakan iklim yang panas serta terbagi lagi menjadi 3 tipe yaitu:
2. Iklim Hujan Kering (B)
Iklim hujan kering disebut juga sub tropis, wilayahnya memiliki tingkat penguapan lebih tinggi dibandingkan curah hujan. Temperatur terdingin di wilayah ini 18,3 derajat celsius.
Di iklim hujan kering wilayahnya tidak memiliki persediaan air yang mendukung bercocok tanam, iklim hujan kering terbagi lagi menjadi 2 tipe iklim yaitu:
3. Iklim Hujan Sedang (C)
Iklim hujan sedang dimiliki wilayah yang memiliki suhu di bulan terpanas rata-rata lebih dari 10 derajat celsius. Iklim hujan sedang (C) terbagi menjadi 3 tipe iklim yaitu:
4. Iklim Dingin (D)
Iklim dingin dengan kode huruf (D) disebutkan oleh Koppen merupakan wilayah yang memilliki suhu rata-rata kurang dari minus 3 derajat celsius pada bulan-bulan yang terdingin di wilayah tersebut. Iklim dingin terbagi menjadi 2 tipe iklim yaitu:
5. Iklim Kutub (E)
Iklim kutub merupakan iklim di wilayah yang memiliki suhu rata-rata pada bulan terpanas kurang dari 10 derajat celsius. Iklim kutub ini terbagi menjadi 2 tipe iklim yaitu:
Jika ditinjau dari klasifikasi iklim yang dikemukakan oleh Koppen, wilayah di Indonesia memiliki beragam iklim. Hal ini karena Indonesia terdiri dari banyak wilayah dengan letak yang berjauhan dan juga terpisah oleh lautan. Klasifikasi iklim Indonesia antara lain Af, Am, Aw, C dan D.