Bahasa Indonesia

Klausa Koordinatif: Pengertian – Jenis dan Contohnya

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Klausa gabungan dapat berupa klausa koordinatif atau klausa subordinatif. Pada kesempatan kali ini kita akan membahas secara khusus mengenai klausa koordinatif, mulai dari pengertian, jenis, hingga contohnya. Simak pembahasan berikut ini.

Pengertian Klausa Koordinatif

Salah satu jenis klausa yang dapat ditemukan dalam kalimat majemuk adalah klausa koordinatif. Klausa tersebut ditemukan dalam kalimat majemuk setara.

Klausa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan satuan gramatikal yang mengandung predikat dan berpotensi menjadi kalimat. Klausa tersusun atas minimal subjek dan predikat serta tidak memperhatikan intonasi dan tanda baca.

Sementara itu, pengertian koordinasi dalam bidang linguistik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan penggabungan satuan gramatikal yang sederajat dengan konjungsi koordinatif.

Dengan demikian, klausa koordinatif dapat diartikan sebagai klausa yang bergabung langsung dengan klausa lain dan klausa yang bergabung tersebut tidak ada yang lebih tinggi dari lainnya. Secara sederhana klausa koordinatif merupakan klausa yang bergabung dan keduanya memiliki kedudukan yang setara serta digabungkan oleh konjungsi koordinatif.

Jenis Klausa Koordinatif

Verhaar (2012: 282) membagi klausa koordinatif memiliki empat jenis, yaitu koordinasi netral, koordinasi kontrastif, koordinasi alternatif, dan koordinasi konsekutif. Berikut ini penjelasan dari jenis-jenis klausa koordinatif tersebut.

  • Koordinasi netral: ditandai dengan penggunaan konjungsi danserta, Contohnya:
    • Saya sedang membersihkan kamar dan meriasnya agar terlihat lebih berwarna.
    • Kami menemukan ibu Rini pingsan di pinggir jalan dan membawanya ke rumah sakit ini dengan menggunakan mobil milik Pak Usman.
    • Kami mencoba melakukan percobaan dan mendokumentasikannya dalam laporan ini.
    • Ibu sedang mengupas buah nanas dan akan mengolahnya menjadi selai.
    • Tempat ini sangat sejuk dan indah serta cocok untuk dijadikan tempat wisata.
    • Bunganya cantik dan wangi serta cocok ditanam di daratan tinggi.
    • Bajunya cantik dan bagus serta cocok untuk dijadikan hadiah untuk temanmu.
  • Koordinasi kontrastif: ditandai dengan penggunaan konjungsi tetapinamunpadahal. Contohnya:
    • Rumah ini nyaman dan sejuk, tetapi sulit untuk diakses oleh kendaraan.
    • Dia cantik dan baik, tetapi tidak terlalu suka bersosialisasi.
    • Kami mengajak adik pergi ke pasar, tetapi dia tidak mau karena sudah janji akan pergi ke rumah temannya.
    • Mencari uang itu sulit, tetapi menghabiskannya mudah sekali.
    • Pohon ini mudah ditanam, namun harganya terlalu mahal.
    • Tulisannya rapi dan terstruktur, namun susah untuk dipahami.
    • Bajunya bagus dan cantik, namun terlalu kekecilan untukku.
    • Dia sedang bersantai, padahal teman sekelompoknya sedang mengerjakan tugas mereka.
    • Mereka sibuk makan, padahal kami sedang membersihkan ruangan ini.
    • Dia yang dipuji, padahal kami yang mengerjakan semua tugas itu.
  • Koordinasi alternatif: ditandai dengan penggunaan konjungsi atau. Contohnya:
    • Kamu akan menggunakan bus atau berjalan kaki menuju sekolah?
    • Tanaman hias cocok diletakkan di tempat yang teduh atau disimpan di dalam ruangan.
    • Saat musim hujan, tanaman bawang merah sebaiknya diberi naungan atau diletakkan di tempat yang teduh.
    • Kamu yang meringkas materi atau membuat presentasi?
  • Koordinasi konsekutif: ditandai dengan penggunaan konjungsi jadi. Contohnya:
    • Tanaman tersebut mudah mati, jadi perlu perawatan ekstra.
    • Handphone itu sudah tidak bergaransi, jadi perbaikannya memerlukan biaya.
    • Dia sedang sakit, jadi tidak ikut kami pergi liburan.
    • Saya tidak paham mengenai materi itu, jadi saya tidak bisa membantumu mengerjakannya.
    • Bajumu penuh dengan lumpur, jadi saya mengambilkan baju ini untukmu.