Klausa Subordinatif: Pengertian – Jenis dan Contohnya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Klausa gabungan dapat berupa klausa koordinatif atau klausa subordinatif. Setelah memahami mengenai klausa koordinatif, kali ini kita akan membahas secara khusus mengenai klausa subordinatif, mulai dari pengertian, jenis, hingga contohnya. Simak pembahasan berikut ini.

Pengertian Klausa Subordinatif

Seperti yang telah kita ketahui, bahwa klausa merupakan satuan gramatikal yang mengandung predikat dan berpotensi menjadi sebuah kalimat. Klausa tersusun atas minimal subjek dan predikat serta tidak memperhatikan intonasi dan tanda baca.

Sementara itu, klausa subordinatif merupakan klausa yang yang bergabung dengan klausa lain dan memiliki kedudukan yang berbeda. Berbeda dengan klausa koordinatif yang kedudukan klausanya setara, klausa subordinatif memiliki klausa yang memiliki kedudukan yang berbeda sehingga jenis klausa ini dapat ditemukan di kalimat majemuk setara.

Jenis Klausa Subordinatif

Klausa subordinatif terdiri atas klausa terkandung dan klausa berbatasan.

Klausa Terkandung

Verhaar (2012:276) mendefinisikan klausa terkandung sebagai klausa bawahan yang merupakan bagian yang tak terasingkan dalam klausa yang lebih atas.

Misalnya sesudah selesai mengantarkan pesanan dalam kalimat Dina baru pulang, sesudah selesai mengantarkan pesanan. Kehadiran klausa tersebut bersifat mutlak dari klausa yang lebih atas. Contoh klausa terkandung:

  • Dia mengira bahwa temannya sudah pulang dari sekolah.
  • Karena Lina baru pulang, sesudah belajar kelompok, dia tidak ikut ibu pergi membeli buah.
  • Karena dia sudah pulang, setelah mengerjakan tugas kelompok, dia membantu ayahnya mencuci mobil.

Klausa Berbatasan

Berbanding terbalik dengan klausa terkandung, klausa berbatasan bersifat tidak mutlak atau tidak wajib hadir. Perhatikan kalimat berikut: Meskipun rumahnya jauh, dia selalu datang tepat waktu.

Klausa Meskipun rumahnya jauh merupakan klausa berbatasan karena bukan termasuk klausa lebih atas sebagai konstituen intinya. Klausa tersebut tidak mutlak harus hadir untuk memenuhi keutuhan gramatikal meskipun untuk keutuhan semantis kerap diperlukan, jika dilihat konteksnya.

Klausa berbatasan pada umumnya merupakan klausa adverbial.

Klausa adverbial terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

  • Temporal, misalnya:
    • Pemupukan dilakukan sewaktu tanaman sudah menumbuhkan daun yang cukup tua.
    • Tanaman itu dapat dipindahkan dari polybag ke tanah sewaktu sudah memiliki akar yang kuat.
  • Kausal, ditandai dengan penggunaan konjungsi karenasebab. misalnya:
    • Kunyit dapat dijadikan zat pewarna karena mengandung kurkuminoid.
    • Mengkonsumsi pemanis buatan dalam jumlah banyak dapat membahayakan tubuh karena dapat mengganggu kinerja indera pengecap.
    • Daun berwarna hijau karena mengandung klorofil.
    • Memahami jenis klausa memudahkan untuk memahami jenis-jenis kalimat majemuk sebab kalimat majemuk tersusun atas klausa.
    • Kamu harus rajin belajar sebab belajar membuatmu menjadi pintar.
  • Kondisional, ditandai dengan penggunaan konjungsi jikakalau. misalnya:
    • Jika langit terlihat mendung, bawalah payung itu.
    • Jika udara terasa dingin, pakailah jaket itu.
    • Kalau pergi ke pasar, belikan buah mangga.
    • Kalau mendirikan kandang ayam di atas tanah, kebersihan kolong kandang harus diperhatikan.
  • Final, ditandai dengan penggunaan konjungsi agarsupaya. misalnya:
    • Makanan harus mengandung sumber energiagar tubuh kenyang lebih lama.
    • Kita harus berolahraga secara teratur, agar tubuh sehat dan bugar.
    • Kebersihan ruangan harus dijaga, supaya tubuh terhindar dari virus.
    • Obatnya harus diminum secara teratur, supaya lekas sembuh.
  • Konsekutif, ditandai dengan penggunaan konjungsi sehingga. misalnya:
    • Tubuh memerlukan zat tenaga sehingga dapat melakukan aktifitas fisik.
    • Pemanis buatan mengandung rasa manis yang jauh lebih kuat daripada gula pasir sehingga reseptor gula di lidah akan terstimulasi secara berlebihan.
    • Kata dan berfungsi untuk menggabungkan dua klausa sehingga termasuk konjungsi koordinatif.
  • Konsesif, ditandai dengan penggunaan konjungsi meskipunwalaupun. misalnya:
    • Dia selalu datang tepat waktu, meskipun rumahnya jauh.
    • Kami tetap pergi, meskipun hujan turun.
    • Meskipun harganya mahal, dia tetap membelikan baju itu untuk adiknya.
    • Dia berserah diri, walaupun dia tetap berusaha keras mencari adiknya yang hilang.
    • Dia tetap berangkat sekolah, walaupun sedang sakit.
fbWhatsappTwitterLinkedIn