Daftar isi
Setiap individu tentu memiliki pandangan hidup dan ideologi yang berbeda-beda. Perbedaan pandangan dan keyakinan tersebut akan memperlihatkan gaya hidup dan tingkah laku masing-masing individu.
Salah satu pandangan yang sedang mencuri perhatian banyak masyarakat sekarang ini adalah konsumerisme.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “konsumerisme” adalah gaya hidup atau paham yang dimiliki oleh konsumen dalam menganggap bahwa barang-barang mewah menjadi tolok ukur sebuah kebahagiaan dan kesenangan dalam hidup.
Secara umum, konsumerisme merupakan sebuah ideologi atau keyakinan akan paham atas gaya hidup individu, kelompok, dan organisasi dalam menggunakan barang-barang hasil produksi tanpa memikirkan manfaat barang tersebut melainkan hanya dijadikan sebagai simbol kesenangan semata.
Sedangkan pengertian konsumerisme menurut para ahli, yaitu:
Faktor Internal
Merupakan faktor yang dapat memicu timbulnya tindakan konsumerisme individu atau konsumen yang berasal dari diri sendiri, diantaranya:
Faktor Eksternal
Merupakan faktor dari luar yang mempengaruhi perilaku kosnumerisme yang dilakukan individu atau konsumen, diantaranya:
Komoditisasi
Berbagai tempat perbelanjaan merupakan pusat untuk memperlihatkan atau mensosialisasikan aktivitas konsumsi yang dilakukan bermacam-macam konsumen.
Hal tersebut karena terdapat sebuah product display yang ditunjukan memiliki makna ganda yaitu, bukan hanya sekedar untuk dijual melainkan demi mengenalkan bagaimana gaya hidup konsumen lain dalam menggunakan barang-barang hasil produksi.
Di sisi lain, hal itulah yang memicu timbulnya kesenangan, persaingan, dan perubahan pola pandang yang akan direspon oleh konsumen.
Dekomoditisasi
Di dalam aktivitas mengkonsumsi terdapat makna yang luas dimana tidak hanya sebatas menggunakan dan menghabiskan suatu barang hasil produksi.
Melainkan terdapat makna lain yang dapat membuat konsumen berimajinasi dan timbul fantasi dalam dirinya.
Hal tersebut karena ada penggunaan ulang dan sebuah kebudayaan material seperti menghilangkan kebosanan, refreshing, memperlihatkan kasih sayang, hingga dapat menjadikan simbol serta tolok ukur hidup.
Dampak Positif Konsumerisme
Dampak Negatif Konsumerisme
Perayaan Hari-Hari Besar
Setiap tahunnya tentu kita akan menghadapi perayaan hari-hari besar seperti tahun baru, hari keagamaan, atau hari pernikahan dan lain sebagainya.
Namun tanpa disadari setiap akan menghadap hari besar tersebut, mayoritas individu atau konsumen akan membeli barang-barang diluar kebutuhannya atau kebiasaannya demi terlihat menarik di hari itu.
Seperti pakaian, make-up, atau barang-barang perlengkapan pesta. Bahkan setiap hari besar individu atau konsumen akan mengenakan pakaian dan barang yang berbeda setiap tahunnya. Padahal pakaian dan barang tahun lalu yang dibeli terbilang masih dapat digunakan.
Sementara itu, banyak individu atau konsumen yang rela mengoleksi barang-barang mewah demi dapat diperlihatkan kepada sanak saudara saat berkunjung ke rumahnya waktu hari perayaan besar itu tiba.
Di sinilah pemicu perilaku konsumerisme mulai timbul dan sayangnya mayoritas membenarkan hal tersebut karena dianggap sebagai bentuk dari pertahanan diri dan memberikan kesenangan hingga kebahagiaan tersendiri untuk individu atau konsumen.