Masyarakat tak lepas dari kehidupan sosial yang dijalaninya, setiap individu adalah mahkluk sosial. Di dalam masyarakat, ada 5 unsur sosial yaitu kelompok sosial, kebudayaan, lembaga sosial, startifikasi sosial dan kekuasaan atau kewenangan.
Kelompok sosial tercipta di tengah masyarakat yang luas dan diciptakan oleh anggota masyarakat. Di dalam kelompok sosial, setiap anggota dapat saling mempengaruhi perilaku atau kebiasaan.
Kelompok sosial dapat memberikan rasa nyaman dan memenuhi kebutuhan kita sebagai mahkluk sosial, karena memiliki misi yang sama, persamaan prinsip dan sebagainya. Kelompok sosial dapat mempengaruhi perilaku atau keputusan individu yang merupakan anggotanya.
Tidak selalu berada di dalam atau menjadi anggota kelompok sosial individu akan mendapatkan kenyamanan, rasa bahagia atau rasa aman. Tekanan sosial bisa saja terjadi dan hal ini dapat dirasakan siapapun di dalam setiap kelompok sosial.
Pengertian Peer Pressure
Peer pressure atau tekanan sosial, merupakan tekanan di dalam diri individu yang biasanya muncul saat sedang beradaptasi dengan sebuah kelompok atau lingkungan dengan harapan dapat diterima di kelompok tersebut.
Tekanan sosial berawal dari minat atau kebiasaan tertentu sebuah kelompok, hal ini kemudian mempengaruhi satu orang dan beberapa orang di dalam kelompok. Pengaruh ini akan membuat individu berperilaku dan bertindak serupa dengan kebiasaan kelompok.
Peer pressure memang bisa dialami oleh siapapun, namun remaja dan pemuda lebih rentan mengalaminya. Peer pressure biasanya banyak didapatkan dari teman yang sebaya. Tekanan sosial cenderung dialami oleh remaja karena masih dalam fase pencarian jati diri, namun bukan tidak mungkin bahwa remaja dapat mengatasi peer pressure yang merugikan diri sendiri.
Ada beberapa faktor yang memicu seorang individu rentan mengalami peer pressure dari teman sebayanya. Beberapa faktor berikut dapat mempengaruhi tekanan sosial, antara lain rasa percaya diri rendah, kurangnya motivasi, kekurangan penampilan fisik dan kurangnya kasih sayang keluarga.
Faktor-faktor yang disebutkan di atas adalah kekurangan individu, mungkin dapat ditemukan pada diri sendiri atau teman. Tidak berhenti menyadari saja faktor kekurangan diri, namun untuk mengatasi peer pressure, kita dapat melatih diri untuk menambal kekurangan yang kita miliki, fokus pada kelebihan yang kita punya dan juga saling memotivasi teman menuju hal yang lebih baik.
Jenis Peer Pressure
Peer pressure atau tekanan sosial ada banyak macamnya, saat ini peer pressure tak hanya dialami di dunia nyata, namun di era digital seperti saat ini media sosial juga berperan memunculkan peer pressure baik pada remaja maupun orang dewasa, salah satunya adalah tren di media sosial. Kenali beberapa jenis peer pressure berikut.
- Spoken Peer Pressure
Spoken peer pressure adalah pengaruh yang diberikan secara lugas terhadap individu di dalam sebuah kelompok untuk melakukan sebuah perilaku atau tindakan tertentu. Jenis ini membuat dampak yang kuat pada perilaku yang dipilih jika dilakukan oleh sebuah kelompok.
Hal ini sering dilakukan kelompok politik untuk mencapai tujuan bersama, misalnya saja meminta anggotanya untuk memberantas korupsi atau tidak melakukan korupsi.
- Unspoken Peer Pressure
Kebalikan dari spoken peer pressure, unspoken peer pressure merupakan jenis tekanan sosial yang tidak terucapkan secara langsung, namun membuat individu terpengaruh sehingga mengubah perilakunya, pilihan hidupnya dan sebagainya.
Hal ini bisa terjadi misalnya akibat tren yang sedang terjadi, mengikuti perilaku teman atau sahabat atau mengikuti pilihan orang lain. Tujuan individu mengubah dirinya adalah agar diterima di lingkungan atau agar sama dengan orang-orang di kelompoknya.
Tentu saja dampaknya akan membuat individu tertekan karena memaksa diri untuk menyesuaikan tanpa mempertimbangkan realita dan hatinya. Tren di media sosial juga menjadi salah satu jenis pressure ini, misalnya saja membeli barang yang tidak sesuai dengan kemampuan, karena melihat idolanya memakai barang tersebut.
- Direct Peer Pressure
Direct peer pressure sering ditemui pada individu di usia sekolah, direct peer pressure ini bisa berbentuk verbal atau spoken pressure maupun unspoken pressure. Misalnya saja perundungan kepada teman sekelas, baik perundungan verbal maupun fisik.
Dalam bentuk unspoken atau tidak terucapkan, misalnya saja ketika sedang berkumpul salah seorang yang dominan memberikan minuman beralkohol pada temannya, kemudian mau tak mau teman tersebut terpaksa ikut meminumnya untuk beradaptasi dengan yang lain.
Dampak peer pressure ini sangat kuat terutama bagi anak-anak dan remaja, karena di usia sekolah mereka masih membutuhkan penguatan orang lain.
- Indirect Peer Pressure
Indirect peer pressure mirip dengan direct peer pressure, namun tidak terjadi secara langsung. Dalam hal ini individu yang sudah mengetahui kebiasaan sebuah kelompok, tekanan akan kebiasaan akan hal baru tersebut menjadi tekanan, sehingga individu akan mencoba melakukan hal yang sama agar diterima di kelompok tersebut.
Meskipun tekanan sosial ini tidak langsung, namun tetap dapat mempengaruhi keputusan dan perilaku seorang individu terutama remaja.
- Peer Pressure Positif
Peer pressure positif bisa datang dari kelompok mana saja, bentuk tekanannya juga bisa direct atau indirect, tekanan ini membawa individu untuk melakukan hal-hal baik yang membangun dirinya. Misalnya saja saling memotivasi untuk mendapatkan nilai yang lebih tinggi dan menghibur ketika teman gagal ujian.
Peer pressure positif ini intinya dapat menguatkan rasa percaya diri, tidak mendorong individu melakukan hal-hal yang bertentangan dengan moral dan agama serta norma sosial.
- Peer Pressure Negatif
Kebalikan dari peer pressure positif, tekanan ini datang dengan membawa pengaruh buruk atau lebih tepatnya membuat seorang individu memilih berperilaku yang bertentangan dengan norma, moral dan agama.
Misalnya saja, mengikuti teman yang membolos sekolah, melakukan tawuran dan sebagainya. Hal ini mudah terjadi pada remaja, karena di usianya masih membutuhkan penerimaan dan sulit berkata tidak karena belum matang secara mental.
Dampak Peer Pressure
Dampak akibat peer pressure tentu menyebabkan hal yang positif jika peer pressure yang dialami adalah positif, sebaliknya jika peer pressure negatif yang didapatkan, maka hasilnya juga mengakibatkan perilaku atau tindakan yang negatif.
- Rasa Tidak Nyaman
Peer pressure secara umum akan mengakibatkan siapapun yang mengalaminya merasakan rasa tidak nyaman secara emosional. Rasa tidak nyaman ini akan membuat seseorang dapat mempertanyakan keputusannya sendiri, tidak berpikir kritis dan akhirnya ikut-ikutan (conform) pendapat orang lain, meskipun dirinya tidak setuju.
Contoh nyata yang dialami banyak individu, tidak hanya remaja, tekanan sosial di grup WhatsApp keluarga, teman kantor atau teman-teman lama juga dapat mengubah perilaku, pengetahuan individu bahkan pilihan calon presidennya. Hal ini karena individu ingin tetap diterima dan takut untuk bersikap kritis atau berbeda.
- Rasa Rendah Diri
Rasa rendah diri menjadi dampak yang paling serius bagi individu, terutama bagi remaja. Secara mental remaja belum matang dan membutuhkan validasi dari orang-orang sekitarnya.
Peranan orang tua yang aktif dalam berkomunikasi sangat penting agar remaja tidak merasa rendah diri ketika mendapatkan peer pressure.
Rasa rendah diri ini lebih dari pada rendahnya percaya diri, banyak kasus bunuh diri yang terjadi pada anak-anak dan remaja usia sekolah akibat dampak peer pressure.