Daftar isi
Dalam menulis sebuah karya tulis ilmiah, peneliti pastilah memerlukan dasar terlebih dahulu. Dasar dasar yang menjadi pegangan dilakukannya sebuah penelitian.
Hal tersebut yang nantinya menggiring pola pikir pembaca kepada permasalahan yang dibahas. Bagian itu seringkali disebut dengan latar belakang.
Latar belakang merupakan dasar atau titik tolak yang ditujukan untuk menggiring pembaca kepada pemahaman topik yang diinginkan oleh penulis.
Penulisan latar belakang akan dipercaya kevalidannya apabila disusun secara sistematis dan disertai oleh beberapa opini atau fakta yang mendukungnya.
Untuk mempermudah pembaca dalam memahami permasalahan yang disampaikan, latar belakang biasannya disusun dengan kurang lebih 500 kata. Yang mana pada uraian sesingkat itu, harus dapat menguraikan mengenai skema dari penelitian yang dilakukan.
Latar belakang merupakan dasar atau titik tolak yang ditulis dengan tujuan untuk menggiring pola pikir pembaca kepada topik permasalahan yang akan dibahas.
Secara umum, latar belakang ialah uraian yang ditulis dalam bentuk paragraf. Yang mana dalam uraian tersebut berisikan mengenai alasan penulis untuk mengangkat topik suatu permasalahan yang terjadi dalam bentuk sebuah karya ilmiah.
Adapun isi atau poin yang harus ada dalam sebuah latar belakang penelitian, sebagai berikut,
Untuk dapat menulis sebuah latar belakang yang tepat, haruslah bersesuaian dengan kaidah dan sistematis yang ada. Berikut merupakan langkah langkah yang digunakan untuk menulis sebuah latar belakang.
Berikut merupakan contoh dari latar belakang karya tulis ilmiah.
Di era globalisasi seperti ini, komunikasi massa mengalami perkembangan yang begitu pesat. Perkembangan dari komunikasi massa menjadi sesuatu yang tidak dapat dielakkan oleh masyarakat. Terlebih, komunikasi massa mampu menyajikan segala informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat. Baik informasi dalam negeri maupun luar negeri. Komunikasi massa menurut Bittner adalah sebuah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. Menurut Gerbner (1967), “Mass communication is the technologically and institutionally based production and distribution of the most broadly shared continuous flow of messages in industrial societies.” (Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri.). Sedangkan menurut Meletzke, komunikasi massa adalah setiap bentuk komunikasi yang menyampaikan pernyataan secara terbuka melalui media penyebaran teknis secara tidak langsung dan satu arah pada publik yang tersebar. “Tersebar” di sini memiliki arti di mana pihak yang menerima pesan tidak berada di satu tempat, tetapi tersebar di beberapa tempat.
Radio merupakan salah satu jenis dari komunikasi massa. Masyarakat seringkali menggunakan radio sebagai sumber informasinya. Radio pertama kali ditemukan oleh Marconi tepat pada tahun 1896. Pada awalnya penemuannya radio berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan informasi dan berita ataupun untuk kepentingan kenegaraan secara umum. Namun, dalam perkembangannya sekarang ini, radio telah menjadi sumber informasi yang kompleks mulai dari fungsi tradisional, radio sebagai penyampai berita dan informasi, perkembangan ekonomi, pendongkrak popularitas, hingga propaganda politik dan ideologi. Namun, perkembangan komunikasi massa menyebabkan eksistensi dari radio mulai tergeserkan. Masyarakat mulai beralih kepada media komunikasi massa lainnya, terutama televisi.