Daftar isi
Setiap perusahaan tentunya harus mampu memenuhi segala kewajiban keuangannya yang wajib dipenuhi. Hal ini erat kaitannya dengan istilah likuiditas yang kerap difungsikan sebagai penggambaran kondisi keuangan pada suatu perusahaan.
Dengan demikian, perusahaan harus mengetahui dan memahami rasio likuiditas dalam laporan keuangannya yang mencakup rasio lancar, rasio cepat, rasio kas dan rasio-rasio lainnya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, likuiditas merupakan posisi uang kas suatu perusahaan dan kemampuannya untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo tepat pada waktunya. Dengan kata lain, likuiditas ini yaitu kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban membayar utang dan sebagainya pada waktunya. Sementara menurut Otoritas Jaksa Keuangan menjelaskan bahwa likuiditas adalah kemampuan untuk memenuhi semua kewajiban yang wajib dilunasi sesegera mungkin dalam waktu yang singkat.
Likuiditas merupakan suatu nilai yang berguna dalam mengukur kemampuan perusahaan untuk melunasi segala utangnya. Utang yang dimaksud di sini adalah utang jangka pendek. Perlu kita ketahui, utang jangka pendek ini yaitu utang-utang yang wajib dibayar dalam waktu dekat atau dalam jangka waktu kurang dari satu tahun.
Jika nilai likuiditas perusahaan tinggi, maka dapat dikatakan perusahaan tersebut mampu membayar utangnya. Begitupun sebaliknya, apabila likuiditasnya rendah maka perusahaan tersebut mengalami kesulitan dalam melunasi utang-utangnya. Hal itu dikarenakan utang tersebut akan dibayar menggunakan kas yang telah dimiliki oleh perusahaan. Oleh karena itu, mengapa perusahaan harus mempunyai kas yang cukup untuk semua kebutuhannya.
Adapun manfaat yang akan diterima oleh perusahaan jika mengetahui rasio likuiditas yaitu:
Likuiditas ini dapat diukur menggunakan rasio sehingga perusahaan dapat mengetahui apakah kondisi likuiditasnya tinggi atau rendah. Adapun jenis atau macam-macam rasio likuiditas yang bisa diandalkan oleh perusahaan sesuai dengan fungsinya sebagai berikut:
Rasio lancar (current ratio) merupakan rasio likuiditas yang dipengaruhi oleh aset atau aktiva lancar yang harus dipenuhi oleh perusahaan. Seperti yang kita ketahui, aktiva lancar merupakan aset perusahaan yang dapat ditukar dengan uang tunai dalam waktu yang singkat. Dengan kata lain, aset ini digunakan untuk berbagai macam kebutuhan perusahan yang perlu dipenuhi dalam jangka waktu satu tahun.
Pada rasio lancar ini di mana utang jangka pendek dibayar menggunakan aktiva lancar secara keseluruhan. Jika aktiva lancar tersebut tidak mampu memenuhinya, maka perusahaan dapat dikatakan mempunyai likuiditas yang rendah. Oleh karenanya, perusahaan harus mempersiapkan aktiva lancar dengan sebaik-baiknya.
Hal itu dapat dilakukan dengan cara membandingkan besaran aktiva lancar dan utang utang jangka pendek. Jika aktiva lancar tersebut lebih tinggi daripada utangnya, maka perusahaan tersebut memiliki nilai likuiditas yang bagus.
Adapun rumus mencari rasio lancar sebagai berikut:
Rasio lancar = aktiva lancar / utang lancar
Rasio cepat (quick ratio) adalah rasio likuiditas yang menilai kemampuan perusahaan dalam membayar utangnya dengan memakai pembayaran uang berupa non tunai. Pembayaran rasio ini juga menggunakan aktiva lancar namun bedanya perusahaan lebih ke jenis lainnya seperti surat berharga dan berbagai piutang yang dimilikinya.
Dengan kata lain, komponen-komponen untuk membayar utang memerlukan waktu yang lebih lama untuk diubah menjadi uang tunai. apabila rasio cepat berada di posisi atas daripada utang jangka pendeknya, dengan demikian bahwa keuangan perusahaan dalam posisi yang stabil yakni tidak naik maupun turun.
Adapun rumus dalam menghitung rasio cepat sebagai berikut:
Rasio cepat = (aktiva lancar – persediaan) / utang lancar
Rasio kas merupakan rasio likuiditas yang dapat dilihat dengan cara membandingkan aktiva lancar yakni kas dengan utang jangka pendek yang dimiliki oleh perusahaan. Aktiva lancar yang berupa kas ini dapat diambil dalam bentuk rekening giro.
Sehingga apabila aktiva lancar berupa kas tersebut memiliki jumlah yang lebih tinggi daripada utang jangka pendek, maka dapat dikatakan bahwa perusahaan tidak menemukan masalah dalam melunasi utang tersebut. Begitupun sebaliknya, perusahaan akan mendapatkan masalah apabila aktiva lancar berupa kas malah jauh lebih rendah daripada utang jangka pendeknya.
Adapun rumus dalam menghitung rasio kas sebagai berikut:
Rasio kas = (kas + aktiva setara kas) / utang lancar
Rasio perputaran kas adalah rasio likuiditas yang bermanfaat untuk menghasilkan keuntungan yang diraih oleh perusahaan. keuntungan tersebut berasal dari jumlah produk yang sudah terjual dan modal kerjanya.
Sehingga apabila perusahaan ingin memperoleh nilai likuiditas yang bagus, maka rasio perputaran kas ini besarannya harus tinggi daripada utang.
Rasio modal kerja merupakan rasio likuiditas yang komponen-komponennya berdasarkan dari kedudukan modal kerja yang dimiliki oleh perusahaan.
Adapun cara menghitungnya yaitu dengan cara menggunakan total aset milik perusahaan yang minus liabilitas atau kewajiban. Sehingga hasilnya tersebut harus dibagi kembali dengan total aset supaya ditemukan nilai rasio likuiditasnya.
PT Indah Purnama mempunyai aktiva lancar sebesar Rp20.000.0000 dan hutang lancarnya sebesar Rp5.000.000. maka besar rasio lancar yang dimiliki oleh perusahaan yaitu:
Rasio lancar = aktiva lancar/hutang lancar = 20.000.000/10.000.000 = 2,0
Sehingga apabila angka rasio lancar suatu perusahaan lebih dari 1,0 kali, maka perusahaan tersebut memiliki kemampuan yang baik dalam melunasi kewajibannya yaitu utang. Hal itu dikarenakan perbandingan aktivanya lebih besar daripada kewajiban yang dimiliki.
Akan tetapi apabila rasio lancarnya di bawah 1,0 kali, dapat dipastikan bahwa kemampuan perusahaan dalam melunasi utang masih dipertanyakan. Bahkan jika rasio lancarnya lebih dari 3,0 bukan berarti keuangan perusahaan dalam kondisi yang baik. mungkin perusahaan tersebut belum atau tidak mengalokasikan aktiva lancarnya secara optimal, tidak menggunakan aktiva secara efisien serta tidak bisa mengelola modalnya dengan baik.
Misal, perusahaan Suka Bumi mempunyai aktiva lancar sebesar Rp30.000.000, inventaris sebesar Rp2.000.000 dan utang lancarnya Rp7.000.000. Maka perhitungan rasio cepatnya yaitu:
Rasio cepat = (aktiva lancar – persediaan) / utang lancar = (Rp30.000.000 – Rp2.000.000)/Rp7.000.000 = 4,0
Dari hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa rasionya berada di atas 1,0 maka dapat dipastikan kemampuan perusahaan yang baik dalam melunasi utangnya. Bahkan rasionya lebih dari 3,0 kali, hal itu tidak berarti kondisi likuiditas perusahaan sedang baik. bisa saja kas perusahaan memang jumlahnya besar karena tidak digunakan ke manapun sehingga tidak produktif.
Misal perusahaan Abdi Jaya mempunyai kas sebesar Rp5.000.000, dengan surat berharganya Rp3.000.000 dan kewajiban lancar Rp5.000.000. Maka perhitungan rasio kasnya yaitu:
Rasio kas = (kas + aktiva setara kas) / utang lancar = (Rp10.000.000 + Rp3.000.000)/Rp5.000.000 = 2,6
Dari hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa rasio berada di atas 1,0. Sehingga kemampuan perusahaan yang baik dalam melunasi utang-utangnya. Dengan kata lain, perusahaan tidak menemukan masalah dalam melunasi utang tersebut.