Manajemen Kelas: Pengertian – Tujuan dan Prinsipnya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Dalam proses belajar mengajar, pada umumnya keberadaan kelas atau tempat yang diserupakan dengan kelas, akan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam kegiatan belajar mengajar tersebut.

Hal ini dikarenakan kondisi lingkungan tempat seseorang belajar dan mengajar akan mempengaruhi kondisi psikologisnya, seperti rasa senang, semangat, dan kenyamanannya, yang pada ujungnya akan mempengaruhi penerimaannya terhadap materi yang diberikan.

Kondisi diatas menuntut adanya pengkodisian kelas atau manajemen kelas agar kelas menjadi tempat yang kondusif untuk proses belajar mengajar.

Pengertian Manajemen Kelas

Pengertian Secara Umum

Secara umum manajemen kelas adalah penkondisian kelas atau penata laksanaan kelas sebagai tempat bagi berlangsungnya proses belajar mengajar baik.

Mulai dari perencanaan kurikulum, lingkungan kelas, penggunaan sumber belajar, perkembangan siswa, dan hal-hal lain yang bisa terjadi selama proses belajar di kelas.

Pengertian Menurut Para Ahli

Beberapa definisi terkait manajemen kelas banyak disampaikan oleh para pakar, diantaranya adalah:

  • Hasri (2009:41)
    Manajemen kelas adalah ketentuan dan prosedur yang diperlukan guna menciptakan dan memelihara lingkungan tempat terjadi kegiatan belajar dan mengajar.
  • Arikunto (1992:67)
    Manajemen kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung-jawab kegiatan belajar-mengajar atau yang membantu dengan maksud agar dicapainya kondisi yang optimal, sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapkan. 
  • Nawawi (1982:115)
    Manajemen kelas adalah kemampuan guru atau wali kelas dalam mendayagunakan potensi kelas berupa pemberian kesempatan yang seluas-luasnya pada setiap personal untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang kreatif dan terarah, sehingga waktu dan dana yang tersedia dapat dimanfaatkan secara efisien untuk melakukan kegiatan-kegiatan kelas yang berkaitan dengan kurikulum dan perkembangan murid. 
  • Suhardan dkk (2009:106)
    Manajemen kelas adalah segala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar yang efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai dengan kemampuan. Atau dapat dikatakan bahwa manajemen kelas merupakan usaha sadar untuk mengatur kegiatan proses belajar mengajar secara sistematis. 
  • Djamarah (2000:173)
    Manajemen kelas adalah suatu upaya memberdayagunakan potensi kelas yang ada se-optimal mungkin untuk mendukung proses interaksi edukatif mencapai tujuan pembelajaran.
  • Sulistiyirini (2006:66)
    Manajemen kelas adalah proses atau upaya yang dilakukan oleh seseorang guru secara sistematis untuk menciptakan dan mewujudkan kondisi kelas yang dinamis dan kondusif dalam rangka menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien.

Fungsi Manajemen Kelas

Fungsi manajemen kelas pada dasarnya adalah untuk menciptakan kondisi kelas yang optimal dan kondusif bagi berlangsungnya proses belajar mengajar.

Selain itu, manajemen kelas juga berfungsi sebagai:

  • Sebagai fasilitas dalam pelaksanaan berbagai macam tugas belajar baik secara individu maupun kelompok.
  • Merencanakan dan menyusun strategi atau metode pembelajaran yang tepat sasaran
  • Mengorganisir kegiatan di dalam kelas agar tujuan dan target pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
  • Mengendalikan kondisi dan situasi aktivitas belajar mengajar di kelas.

Tujuan Manajemen Kelas

Menurut Djamarah dan Zain

Tujuan manajemen kelas menurut Djamarah dan Zain (2010:178), yaitu sebagai sarana penyediaan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas.

Menurut Wijaya dan Rusyan

Sedangkan menurut Wijaya dan Rusyan (1994:114), tujuan manajemen kelas adalah:

  • Memaksimalkan proses pengajaran sehingga tujuan pengajaran dapat dicapai dengan efektif dan efisien.
  • Memudahkan dalam memantau kemajuan dan perkembangan siswa dalam pelajarannya.
  • Memudahkan dalam membahas masalah-masalah penting di kelas demi perbaikan metode pengajaran di masa mendatang.

Menurut Mudasir

Adapun Mudasir (2011:20) menyebutkan bahwa tujuan manajemen kelas adalah sebagai berikut:

  • Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar.
  • Menghilangkan berbagai hambatan belajar yang dapat menghalangi terwujudnya kegiatan belajar. 
  • Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional, dan intelektual siswa di kelas. 
  • Membina dan membimbing sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi dan budaya serta sifat individual.

Prinsip Manajemen Kelas

Beberapa prinsip yang harus diperhatikan  dalam manajemen kelas yang efektif dan efisien menurut Muhaimin (2002:137-144), adalah:

  • Prinsip Kesiapan (Readiness)
    Yakni kesiapan belajar baik secara fisik, psikis, intelegensi, pengalaman, emosional, motivasi dan lain sebagainya.
  • Prinsip Motivasi (Motivation)
    Yaitu dorongan yang menumbuhkan keinginan untuk belajar, seperti adanya minat, perhatian, rasa ingin tau dan indikator lainnya.
  • Prinsip Perhatian 
    Yaitu strategi kognitif yang mencakup : orientasi pada masalah, meninjau isi masalah, memusatkan diri pada aspek-aspek yang relevan dan mengabaikan stimuli yang tidak relevan.
  • Prinsip Persepsi
    Yakni menciptakan persepsi atau sudut pandang yang baik dan benar, serta perlu diupayakan menggunakan sumber belajar yang real atau mendekati real agar persepsi yang didapat lebih akurat.
  • Prinsip Retensi 
    Retensi sangat mempengaruhi penerimaan dan hasil pembelajaran pada anak didik, karena dengan retensi atau pengulangan, materi akan lebih mudah untuk dipahami dan diingat kembali.
  • Prinsip Transfer 
    Yakni adanya keterkaitan antara apa yang pernah dipelajari dengan hal-hal yang tengah dipelajari. Bahwa ilmu yang telah dipelajari adakalanya berpengaruh atau terkait pula dengan hal baru yang akan dipelajari.

Aspek Manajemen Kelas

Lois V. Johnson dan May Any merinci aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam manajemen kelas, yaitu:

  • Sifat-sifat kelas
  • Kekuatan pendorong kekuatan kelas
  • Memahami situasi kelas
  • Mendiagnosis situasi kelas
  • Bertindak selektif
  • Bertindak kreatif.

Dalam Dirjen Dikdasmen tahun 2000 disebutkan kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan sebagai bagian dari aspek-aspek manajemen kelas, antara lain:

  • Mengecek kehadiran siswa
  • Mengumpulkan hasil pekerjaan siswa, memeriksa, dan menilai hasil pekerjaan tersebut
  • Pendistribusian bahan dan alat
  • Mengumpulkan informasi siswa, mencatat data pemeliharaan arsip
  • Menyampaikan materi pelajaran
  • Memberikan tugas.

Pendekatan dalam Manajemen Kelas

1. Pendekatan Otoriter

Pendekatan otoriter menempatkan guru sebagai pengendali dan pemelihara ketertiban kelas.

Dalam pelaksanaannya pendekatan otoriter dilakukan dengan membuat aturan-aturan dan juga sanksi-sanksi bagi pelanggaran aturan tersebut.

2. Pendekatan Intimidasi

Hampir sama dengan pendekatan otoriter, pendekatan intimidasi juga menganggap manajemen kelas sebagai proses pengendalian perilaku peserta didik.

Perbedaannya adalah pada pendekatan intimidasi, perilaku guru yang menintimidasi siswa diharapkan dapat menjadi pengendali bagi perilaku mereka.

Pendekatan intimidasi pada kondisi tertentu memang bisa dengan cepat menghentikan masalah yang muncul, akan tetapi tidak menyelesaikan sumber permasalahannya.

3. Pendekatan Permisif

Pendekatan permisif fokus pada pemberian kebebasan kepada para siswa untuk bertindak sesuai keinginannya.

Hal ini diharapkan akan membantu siswa agar mampu memaksimalkan perkembangan potensinya.

Disisi lain pendekatan ini dianggap tidak sesuai dengan situasi dimana sekolah dan kelas adalah bagian dari pranata sosial, yang mana individu-individu didalamnya memiliki hak dan kewajiban masing-masing.

Pendekatan permisif yang kebablasan dinilai berisiko akan mencederai hak orang lain.

4. Pendekatan Buku Masak

Pendekatan ini diwujudkan dalam bentuk daftar rujukan atas hal-hal yang harus atau tidak harus dilakukan seorang guru dalam menghadapi kasus-kasus tertentu dalam manajemen kelas.

Kelemahan pendekatan ini adalah akan membuat guru kurang responsif terhadap situasi dan kondisi yang muncul dalam pengelolaan kelas.

Guru akan cenderung terpaku pada teori dan kurang memiliki inisiatif dalam proses manajemen kelas.

5. Pendekatan Instruksional

Pendekatan instruksional memandang bahwa pengajaran yang direncanakan dengan baik dan bekualitas akan bisa mencegah munculnya berbagai permasalahan di dalam kelas.

Untuk itu, pada pendekatan instruksional guru diharuskan merencanakan dengan cermat proses belajar mengajar dengan menimbang kebutuhan dan kemampuan anak didiknya.

6. Pendekatan Pengubahan Perilaku

Pendekatan pengubahan perilaku mendasarkan pada prinsip psikologi tingkah laku, yaitu bahwa perilaku yang muncul adalah hasil dari sebuah proses belajar yang diterima anak didik.

Dalam pendekatan ini digunakan penguatan positif dan penguatan negatif terhadap perilaku yang muncul.

Penguatan positif adalah berupa penghargaan atas perilaku yang baik, yang mana dengan penghargaan itu diharapkan anak semakin terpacu dan mempertahankan perilaku tersebut.

Sedangkan penguatan negatif adalah dengan pemberian hukuman atas perilaku tidak terpuji, yang mana dengan hukuman tersebut diharapkan anak tidak mengulangi lagi perilaku tersebut.

7. Pendekatan Iklim Sosio-Emosional

Pendekatan iklin sosio emosional menekankan pada pentingnya kedekatan hubungan pribadi antara guru dan anak didiknya.

Hubungan yang baik dan intens antara guru dan siswa akan sangat efektif bagi keberhasilan manajemen kelas.

8. Pendekatan Proses Kelompok

Pendekatan proses kelompok didasari pada asumsi bahwasanya sekolah adalah merupakan bentuk komunitas yang terdiri dari kelompok-kelompok.

Untuk itu, seorang guru dituntut untuk mampu membina kelompok kelas yang produktif dan efektif.

Dengan terpeliharanya kondisi kelompok-kelompok kelas yang seperti itu, maka akan berdampak baik bagi suasana belajar yang kondusif.

9. Pendekatan Eklektik

Pendekatan ekletik adalah pendekatan manajemen kelas yang menggabungkan beberapa pendekatan sekaligus. Hal ini sebagaimana yang diutarakan oleh Wilford A. Weber:

Pendekatan dengan cara menggabungkan semua aspek terbaik dari berbagai pendekatan manajemen kelas untuk menciptakan suatu kebulatan atau keseluruhan yang bermakna, yang secara filosofis, teoritis, dan/atau psikologis dinilai benar, yang bagi guru merupakan sumber pemilihan perilaku pengelolaan tertentu yang sesuai dengan situasi disebut pendekatan eklektik” (Wilford A. Weber, 1986).

Pendekatan dengan metode ekletik ini menuntut guru untuk bisa menganalisa problematika manajemen kelas yang dihadapinya, lalu menyusun strategi melalui pendekatan yang paling cocok diterapkan berdasar masalah yang ada.

10. Pendekatan Analitik Pluralistik

Pendekatan analitik pluralistik memberikan kebebasan bagi guru untuk memilih satu atau beberapa metode pendekatan manajemen kelas yang dianggap berpotensi besar dapat mengatasi masalah yang muncul dalam manajemen kelasnya.

Masalah dalam Manajemen Kelas

Banyak sekali masalah yang mungkin muncul dalam manajemen kelas. Masalah-masalah tersebut dapat dibedakan sebagai berikut:

Berdasarkan Sifatnya

Berdasarkan sifatnya, masalah manajemen kelas adalah:

  • Perenial (masalah melekat).
    Yakni masalah yang senantiasa ada dalam proses interaksi.
  • Nurturant effect (dampak pengiring)
    Yaitu masalah baru yang timbul ketika suatu masalah yang ada sebelumnya tidak segera dicarikan solusinya.
  • Substanstif
    Yaitu masalah dilihat dari akar penyebabnya yang harus dicari solusinya berdasar substansi masalah tersebut.
  • Kontekstual
    Yaitu masalah yang timbul akibat situasi atau kondisi tertentu.

Berdasarkan Jenisnya

Berdasarkan dari jenisnya, masalah manajemen kelas dibedakan menjadi:

Masalah Perorangan

yaitu masalah yang muncul dari dalam diri individu itu sendiri.

Dreikurs dan Casse dalam T. Raka Joni, sebagaimana yang dikutip oleh Mulyadi (2009:12), membagi masalah perorangan dalam manajemen kelas menjadi empat, yaitu:

  • Attention-getting behaviors
    Yaitu tingkah laku untuk menarik perhatian.
  • Power-seeking behaviors
    Yaitu tingkah laku untuk mencari kekuasaan.
  • Revenge-seeking behaviors
    Yaitu tingkah laku untuk membalas.
  • Perangkat ketidakmampuan
    Yaitu berwujud penolakan untuk melalukan sesuatu karena merasa hanya akan mendapat kegagalan.

Masalah Kelompok

Louis VJohnson dan Mary A. Bany (dalam T.Raka Joni, 1989) sebagaimana dikutip oleh Mulyadi, (2009:15-16), menyebutkan ada tujuh kategori masalah kelompok dalam manajemen kelas, yakni sebagai berikut:

  • Kelas kurang kohesif atau padu karena alasan perbedaan jenis kelamin, tingkat sosial ekonomi, dan sebagainya.
  • Pelanggaran terhadap norma-norma atau aturan-aturan yang telah disepakati sebelumnya
  • Adanya reaksi negatif terhadap salah seorang anggota kelas
  • Membimbing anggota kelas yang justru melanggar norma kelompok
  • Kecenderungan kelompok yang lebih mudah teralihkan perhatiannya dari tugas yang dikerjakan.
  • Semangat dan minat belajar rendah.
  • Ketidakmampuan beradaptasi dengan situasi atau perubahan baru.
fbWhatsappTwitterLinkedIn