Daftar isi
Dalam proses belajar mengajar, pada umumnya keberadaan kelas atau tempat yang diserupakan dengan kelas, akan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam kegiatan belajar mengajar tersebut.
Hal ini dikarenakan kondisi lingkungan tempat seseorang belajar dan mengajar akan mempengaruhi kondisi psikologisnya, seperti rasa senang, semangat, dan kenyamanannya, yang pada ujungnya akan mempengaruhi penerimaannya terhadap materi yang diberikan.
Kondisi diatas menuntut adanya pengkodisian kelas atau manajemen kelas agar kelas menjadi tempat yang kondusif untuk proses belajar mengajar.
Pengertian Secara Umum
Secara umum manajemen kelas adalah penkondisian kelas atau penata laksanaan kelas sebagai tempat bagi berlangsungnya proses belajar mengajar baik.
Mulai dari perencanaan kurikulum, lingkungan kelas, penggunaan sumber belajar, perkembangan siswa, dan hal-hal lain yang bisa terjadi selama proses belajar di kelas.
Pengertian Menurut Para Ahli
Beberapa definisi terkait manajemen kelas banyak disampaikan oleh para pakar, diantaranya adalah:
Fungsi manajemen kelas pada dasarnya adalah untuk menciptakan kondisi kelas yang optimal dan kondusif bagi berlangsungnya proses belajar mengajar.
Selain itu, manajemen kelas juga berfungsi sebagai:
Menurut Djamarah dan Zain
Tujuan manajemen kelas menurut Djamarah dan Zain (2010:178), yaitu sebagai sarana penyediaan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas.
Menurut Wijaya dan Rusyan
Sedangkan menurut Wijaya dan Rusyan (1994:114), tujuan manajemen kelas adalah:
Menurut Mudasir
Adapun Mudasir (2011:20) menyebutkan bahwa tujuan manajemen kelas adalah sebagai berikut:
Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam manajemen kelas yang efektif dan efisien menurut Muhaimin (2002:137-144), adalah:
Lois V. Johnson dan May Any merinci aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam manajemen kelas, yaitu:
Dalam Dirjen Dikdasmen tahun 2000 disebutkan kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan sebagai bagian dari aspek-aspek manajemen kelas, antara lain:
1. Pendekatan Otoriter
Pendekatan otoriter menempatkan guru sebagai pengendali dan pemelihara ketertiban kelas.
Dalam pelaksanaannya pendekatan otoriter dilakukan dengan membuat aturan-aturan dan juga sanksi-sanksi bagi pelanggaran aturan tersebut.
2. Pendekatan Intimidasi
Hampir sama dengan pendekatan otoriter, pendekatan intimidasi juga menganggap manajemen kelas sebagai proses pengendalian perilaku peserta didik.
Perbedaannya adalah pada pendekatan intimidasi, perilaku guru yang menintimidasi siswa diharapkan dapat menjadi pengendali bagi perilaku mereka.
Pendekatan intimidasi pada kondisi tertentu memang bisa dengan cepat menghentikan masalah yang muncul, akan tetapi tidak menyelesaikan sumber permasalahannya.
3. Pendekatan Permisif
Pendekatan permisif fokus pada pemberian kebebasan kepada para siswa untuk bertindak sesuai keinginannya.
Hal ini diharapkan akan membantu siswa agar mampu memaksimalkan perkembangan potensinya.
Disisi lain pendekatan ini dianggap tidak sesuai dengan situasi dimana sekolah dan kelas adalah bagian dari pranata sosial, yang mana individu-individu didalamnya memiliki hak dan kewajiban masing-masing.
Pendekatan permisif yang kebablasan dinilai berisiko akan mencederai hak orang lain.
4. Pendekatan Buku Masak
Pendekatan ini diwujudkan dalam bentuk daftar rujukan atas hal-hal yang harus atau tidak harus dilakukan seorang guru dalam menghadapi kasus-kasus tertentu dalam manajemen kelas.
Kelemahan pendekatan ini adalah akan membuat guru kurang responsif terhadap situasi dan kondisi yang muncul dalam pengelolaan kelas.
Guru akan cenderung terpaku pada teori dan kurang memiliki inisiatif dalam proses manajemen kelas.
5. Pendekatan Instruksional
Pendekatan instruksional memandang bahwa pengajaran yang direncanakan dengan baik dan bekualitas akan bisa mencegah munculnya berbagai permasalahan di dalam kelas.
Untuk itu, pada pendekatan instruksional guru diharuskan merencanakan dengan cermat proses belajar mengajar dengan menimbang kebutuhan dan kemampuan anak didiknya.
6. Pendekatan Pengubahan Perilaku
Pendekatan pengubahan perilaku mendasarkan pada prinsip psikologi tingkah laku, yaitu bahwa perilaku yang muncul adalah hasil dari sebuah proses belajar yang diterima anak didik.
Dalam pendekatan ini digunakan penguatan positif dan penguatan negatif terhadap perilaku yang muncul.
Penguatan positif adalah berupa penghargaan atas perilaku yang baik, yang mana dengan penghargaan itu diharapkan anak semakin terpacu dan mempertahankan perilaku tersebut.
Sedangkan penguatan negatif adalah dengan pemberian hukuman atas perilaku tidak terpuji, yang mana dengan hukuman tersebut diharapkan anak tidak mengulangi lagi perilaku tersebut.
7. Pendekatan Iklim Sosio-Emosional
Pendekatan iklin sosio emosional menekankan pada pentingnya kedekatan hubungan pribadi antara guru dan anak didiknya.
Hubungan yang baik dan intens antara guru dan siswa akan sangat efektif bagi keberhasilan manajemen kelas.
8. Pendekatan Proses Kelompok
Pendekatan proses kelompok didasari pada asumsi bahwasanya sekolah adalah merupakan bentuk komunitas yang terdiri dari kelompok-kelompok.
Untuk itu, seorang guru dituntut untuk mampu membina kelompok kelas yang produktif dan efektif.
Dengan terpeliharanya kondisi kelompok-kelompok kelas yang seperti itu, maka akan berdampak baik bagi suasana belajar yang kondusif.
9. Pendekatan Eklektik
Pendekatan ekletik adalah pendekatan manajemen kelas yang menggabungkan beberapa pendekatan sekaligus. Hal ini sebagaimana yang diutarakan oleh Wilford A. Weber:
”Pendekatan dengan cara menggabungkan semua aspek terbaik dari berbagai pendekatan manajemen kelas untuk menciptakan suatu kebulatan atau keseluruhan yang bermakna, yang secara filosofis, teoritis, dan/atau psikologis dinilai benar, yang bagi guru merupakan sumber pemilihan perilaku pengelolaan tertentu yang sesuai dengan situasi disebut pendekatan eklektik” (Wilford A. Weber, 1986).
Pendekatan dengan metode ekletik ini menuntut guru untuk bisa menganalisa problematika manajemen kelas yang dihadapinya, lalu menyusun strategi melalui pendekatan yang paling cocok diterapkan berdasar masalah yang ada.
10. Pendekatan Analitik Pluralistik
Pendekatan analitik pluralistik memberikan kebebasan bagi guru untuk memilih satu atau beberapa metode pendekatan manajemen kelas yang dianggap berpotensi besar dapat mengatasi masalah yang muncul dalam manajemen kelasnya.
Banyak sekali masalah yang mungkin muncul dalam manajemen kelas. Masalah-masalah tersebut dapat dibedakan sebagai berikut:
Berdasarkan sifatnya, masalah manajemen kelas adalah:
Berdasarkan dari jenisnya, masalah manajemen kelas dibedakan menjadi:
Masalah Perorangan
yaitu masalah yang muncul dari dalam diri individu itu sendiri.
Dreikurs dan Casse dalam T. Raka Joni, sebagaimana yang dikutip oleh Mulyadi (2009:12), membagi masalah perorangan dalam manajemen kelas menjadi empat, yaitu:
Masalah Kelompok
Louis VJohnson dan Mary A. Bany (dalam T.Raka Joni, 1989) sebagaimana dikutip oleh Mulyadi, (2009:15-16), menyebutkan ada tujuh kategori masalah kelompok dalam manajemen kelas, yakni sebagai berikut: