Bioma merupakan daratan luas yang dibedakan berdasarkan jenis flora dan fauna yang menempati wilayah tersebut. Artinya, flora atau fauna tertentu akan menjadi ciri khas bioma tersebut sehingga mereka tidak dapat ditemukan di bioma-bioma lain.
Selain itu, ada pula yang mengartikan bioma sebagai induk dari sebuah ekosistem. Hal tersebut karena bioma memiliki karakteristik yang lebih luas dan lebih besar daripada ekosistem sehingga cakupan flora dan fauna yang dimiliki juga akan lebih banyak.
Padang rumput sendiri merupakan dataran yang luas yang ditumbuhi rerumputan dan semak-semak sebagai vegetasi utamanya. Alasannya, adalah karena daerah ini memiliki curah hujan yang relatif rendah sehingga air yang ada tidak cukup untuk menumbuhkan pepohonan.
Bioma ini biasanya dapat kita temui di daerah Australia, Afrika, atau bahkan Amerika Selatan. Di Indonesia sendiri, kita dapat menjumpai bioma ini di daerah Nusa Tenggara Timur (NTT) atau Papua.
Bioma padang rumput tersebar mulai dari daerah tropis sampai dengan subtropis yang memiliki iklim sedang. Meskipun daerah tropis, iklim yang sedang biasanya membuat tekanan udara di atasnya berubah-ubah. Sehingga, cuaca pun juga ikut berubah-ubah yang mengakibatkan curah hujan tidak dapat diprediksi.
Curah hujan yang sedang dan bahkan tergolong rendah ini menyebabkan pepohonan tidak bisa tumbuh karena kurangnya air. Alhasil, hutan tidak bisa tumbuh di daerah ini dan menghasilkan rerumputan dan semak-semak saja.
Curah hujan yang rendah tersebut juga mempersulit penyerapan air. Ditambah dengan intensitas hujan yang tidak menentu dan porositas tanah yang rendah membuat tumbuhan sulit mendapatkan air. Sehingga, tanah di daerah bioma padang rumput biasanya bersifat tandus atau tidak subur.
Karena letaknya yang berada di daerah tropis dan subtropis dengan iklim sedang, maka kandungan air yang ada di udara juga tergolong rendah. Sehingga, kelembapan udara pun juga ikut rendah karena curah hujan yang tidak teratur.
Di bioma padang rumput, biasanya dapat dengan mudah ditemui hewan berukuran besar pemakan tumbuhan seperti bison, kuda liar, zebra, dsb. Namun, tidak jarang pula dapat ditemui hewan karnivora seperti cheetah, macan tutul, atau bahkan singa.
Karena jumlah air yang sedikit dan porositas yang rendah, maka daerah ini tidak dapat menumbuhkan pepohonan sehingga satu-satunya jenis vegetasi yang dapat tumbuh adalah rerumputan. Namun, biasanya terdapat pepohonan khas yang tumbuh di bioma ini namun jarang-jarang dan dapat dijumpai di sekitar sungai, yaitu akasia. Padang rumput yang ditumbuhi pepohonan yang jarang-jarang ini biasanya disebut dengan sabana.
Di bioma padang rumput, biasanya dapat dengan mudah ditemui hewan berukuran besar pemakan tumbuhan seperti bison, kuda liar, zebra, dsb. Namu, tidak jarang pula dapat ditemui hewan karnivora seperti cheetah, macan tutul, atau bahkan singa.
Bioma ini merupakan tempat tinggal dari berbagai jenis flora dan fauna khas yang tidak dapat ditemui di tempat lain. Sehingga, karena alasan tersebut maka bioma ini cocok untuk dijadikan sebagai tempat pelestarian agar flora dan fauna khas tersebut tetap terlindungi dan eksistensinya tetap terjaga.
Bioma ini memiliki jenis tumbuhan rerumputan yang melimpah sehingga tak jarang sering dijadikan sebagai tempat untuk beternak. Kemudahan mendapatkan pakan bagi hewan-hewan ternak membuat para peternak biasanya sering menggiring hewan ternaknya ke daerah ini untuk mencari makan. Contohnya seperti di daerah Nusa Tenggara Timur.
Karena banyaknya vegetasi yang tumbuh di daerah ini, maka tumbuhan-tumbuhan tersebut memerlukan karbon dioksida (CO2) yang lumayan banyak pula agar mereka bisa berfotosintesis. Sehingga, secara tidak langsung dapat mengurangi gas karbon yang ada di bumi dan mengurangi efek rumah kaca yang pada akhirnya akan memperlambat terjadinya pemanasan global.
Karena rendahnya curah hujan, maka jenis tumbuhan yang dapat bertahan di bioma ini adalah tumbuhan yang memiliki kemampuan untuk menampung dan menghemat cadangan air. Selain itu, salah satu karakteristik bioma ini adalah air tanah tidak akan langsung mengalir ke arah sungai atau laut sehingga memiliki cadangan air yang cukup melimpah.
Banyaknya vegetasi yang tumbuh menyebabkan tanah di bioma padang rumput tahan terhadap bencana alam seperti erosi dan tanah longsor. Akar-akar tumbuhan yang ada akan mengikat tanah menjadi lebih padat.
Bioma padang rumput yang terbentang luas dan memanjakan mata dengan segala keindahannya cocok untuk dijadikan sebagai tempat wisata. Hal ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar jika dikelola dengan baik dengan melibatkan mereka tentunya.
Banyaknya flora dan fauna khas menjadikan bioma padang rumput biasanya dijadikan sebagai tempat penelitian bagi para ilmuwan. Baik bioma padang rumputnya secara umum maupun hanya beberapa flora fauna tertentu saja semuanya dapat dijadikan sebagai objek penelitian.