Metode Interview: Pengertian – Ciri dan Contoh Penggunaannya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Untuk mendapatkan data yang ilmiah yang menunjang penelitian, peneliti dapat menggunakan beragam cara. Secara umum terdapat dua jenis metode penelitian, yakni metode kuantitatif dan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah metode bertujuan untuk mendapatkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis terkait suatu fenomena.

Salah satu metode penelitian kualitatif yang umum digunakan adalah interview. Metode ini dipilih peneliti karena memiliki kegunaan tertentu yang sesuai dengan tujuan penelitiannya, terutama untuk mendapatkan data yang lebih mendalam. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai metode penelitian interview.

Pengertian Metode Interview

Secara bahasa, metode interview terdiri atas dua kata, yakni metode dan interview. Metode dalam KBBI didefinisikan sebagai cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki. Sedangkan interview merupakan bahasa Inggris dari kata wawancara.

Berdasarkan KBBI, wawancara adalah tanya jawab dengan seseorang yang diperlukan untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai suatu hal untuk dimuat dalam surat kabar, disiarkan melalui radio, atau ditayangkan pada layar televisi.

Menurut Yusuf (2014) dalam Isyana dan Kawasati, interview atau wawancara merupakan suatu proses interaksi yang terjadi di antara pewawancara (interviewer) dengan pihak yang menjadi sumber informasi atau orang yang diwawancarai (interviewee) melalui komunikasi secara langsung.

Selain itu, metode interview juga dapat diartikan sebagai proses mendapatkan penjelasan yang bertujuan untuk penelitian dengan cara tanya jawab sambil pewawancara dan orang yang diwawancara bertatap muka dengan menggunakan pedoman maupun tidak menggunakan pedoman.

Sementara Estenberg (2002) menyampaikan bahwa interview merupakan pertemuan di antara dua orang dengan tujuan untuk bertukar informasi melalui proses tanya jawab sehingga mampu dikonstruksikan maknanya dalam suatu topik tertentu.

Latar Belakang Munculnya Metode Interview

Berdasarkan sejarahnya, metode interview atau wawancara bermula dari dunia ilmu filsafat. Filsuf-filsuf pada zaman Yunani, seperti Plato, Socrates, Democritus, dan juga Aristoteles mulai melakukan berbagai macam dialog sejak abad ke-4 hingga ke-5 M.

Dialog-dialog tersebut terjadi antara para pemikir dengan muridnya atau lawan bicaranya dan bersifat filosofis sehingga pertukaran pandangan menghasilkan informasi yang baru. Pada saat itu, dikembangkan dua teknik dalam dialog, yaitu teknik syncrisis dan anacrisis.

Teknik syncrisis biasanya digunakan oleh Socrates dalam membawakan pendapatnya. Teknik ini bertujuan untuk memberikan perbandingan sudut pandang terhadap suatu masalah atau kasus tertentu. Selain itu, ada pula teknik anacrisis, di mana tujuannya adalah agar lawan bicara terprovokasi atau terpancing untuk menyampaikan pendapatnya secara kritis.

Mulai dari sana, metode interview terus dikembangkan sehingga lebih beragam jenisnya, lebih jelas strukturnya, serta dapat dibuktikan validitas dan reliabilitasnya. Dengan begitu, metode interview ini masuk ke dalam metode penelitian yang bersifat ilmiah.

Ciri-ciri Metode Interview

Terdapat beberapa ciri dari metode interview, berikut adalah ciri-ciri tersebut:

  • Bagian dari metode penelitian kualitatif.
  • Jumlah objeknya terbatas, tidak dapat melakukan pengukuran dengan banyak orang sekaligus, seperti dengan metode kuantitatif.
  • Dilakukan dengan komunikasi langsung dalam satu waktu, baik secara daring maupun luring.
  • Pada umumnya dilakukan oleh satu interviewer (pihak yang mewawancara) dan satu interviewee (pihak yang diwawancara).
  • Bertujuan mendapat informasi mengenai opini, perasaan, emosi, dan hal lain terkait suatu individu.
  • Sulit untuk mengetahui validitas dan reliabilitasnya jika tidak diiringi dengan metode lain, seperti dengan observasi terhadap aspek nonverbal.
  • Keberhasilan tergantung kemampuan pewawancara dalam menggali informasi.
  • Interpretasi hasil rawan terpengaruh persepsi peneliti.

Contoh Penelitian yang Menggunakan Metode Interview

Salah satu contoh penelitian yang menggunakan metode interview dilakukan oleh Prasanti (2018) dengan judul artikelnya Penggunaan Media Komunikasi bagi Remaja Perempuan dalam Pencarian Informasi Kesehatan dalam Jurnal Lontar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui media komunikasi yang digunakan oleh remaja perempuan terkait informasi kesehatan.

Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif pada penelitian ini. Kemudian teknik pengumpulannya terbagi tiga, yaitu observasi, interview, dan studi dokumentasi. Interview di sini dilakukan untuk melengkapi data agar lebih akurat dengan cara mewawancarai 5 orang dari bidang ilmu kesehatan dan nonkesehatan.

Hasilnya, remaja perempuan yang menjadi subjek penelitian ini menggunakan beragam media. Bagi mereka yang berasal dari jurusan kesehatan lebih memilih sumber literatur jurnal online. Sedangkan bagi mereka yang tidak berasal dari jurusan kesehatan cenderung menggunakan media daring berupa situs portal kesehatan WhatsApp, Instagram, atau Facebook.

Kesimpulan Pembahasan

Demikianlah penjabaran mengenai pengertian, latar belakang kemunculan, ciri-ciri, serta contoh penelitian terkait metode interview. Kesimpulannya, interview merupakan bagian dari metode penelitian kualitatif untuk mendapatkan data dengan teknik berupa tanya jawab antara pewawancara atau interviewer dengan orang yang diwawancara atau interviewee.

Kemunculan metode penelitian ini berwal dari tokoh filsuf Yunani, seperti Plato, Socrates, Democritus, dan Aristoteles yang suka berdialog dengan muridnya atau orang lain. Kemudian, ciri dari metode interview, yaitu jumlah objeknya terbatas, dilakukan dalam satu waktu, serta keberhasilannya bergantung pada kemampuan pewawancara.

Terdapat suatu penelitian oleh Prasanti (2018) dengan judul Penggunaan Media Komunikasi bagi Remaja Perempuan dalam Pencarian Informasi Kesehatan yang datanya didapatkan dari teknik wawancara. Hasilnya, remaja dari jurusan kesehatan menggunakan sumber jurnal ilmiah sedangkan yang bukan menggunakan media sosial atau situs kesehatan.

fbWhatsappTwitterLinkedIn