Metode Klinis: Pengertian – Ciri dan Contoh Penelitian yang Menggunakannya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Dalam ilmu klinis, menekankan pada pentingnya dua jenis kegiatan, yakni diagnosis dan pengobatan. Diagnosis sendiri merupakan upaya yang dilakukan oleh klinisi dengan cara observasi, wawancara, atau proses identifikasi lainnya agar dapat mengetahui kondisi yang sedang dialami oleh seseorang.

Berdasarkan hasil diagnosis ini, dapat diketahui permasalahan, gangguan, maupun penyakit. Kemudian, dari sanalah dasar penentuan intervensi atau pengobatan yang tepat untuk penyembuhan secara medis. Akan tetapi, untuk mengetahui cara yang baik dan benar dalam melakukan diagnosis maupun pengobatan diperlukan suatu prosedur.

Prosedur dalam ilmu klinis tersebut dinamakan dengan metode klinis. Metode ini tidak hanya dilakukan untuk proses diagnosis dan pengobatannya itu sendiri, tetapi juga terkait penelitian untuk mencari metode yang tepat dan sesuai untuk diagnosis dan pengobatan sebenarnya. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut terkait metode klinis.

Pengertian Metode Klinis

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode memiliki pengertian cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Sedangkan klinis didefinisikan sebagai bersangkutan atau berdasarkan pengamatan klinik. 

Dalam kamus The Penguin Dictionary of Psychology, James Drawer menyampaikan bahwa istilah klinis dapat diartikan sebagai tempat yang mampu memberikan diagnosis terhadap suatu penyakit sekaligus memberi pengobatan untuk berbagai gangguan fisik, perkembangan, maupun tingkah laku.

Dengan demikian, secara keseluruhan metode klinis merupakan suatu rangkaian sistem dalam pelaksanaan kegiatan penelitian yang digunakan terkait proses diagnosis maupun upaya pengobatan atau intervensi mengenai gangguan maupun penyakit dengan tujuan tertentu berdasarkan pengamatan secara klinis.

Latar Belakang Munculnya Metode Klinis

Pemahaman mengenai penyakit serta cara penyembuhan penyakit sebenarnya sudah ada sejak lama. Misalnya, metode pengobatan yang sudah dilakukan pada zaman Mesir Kuno sekitar tahun 2600 SM, metode pengobatan di Cina sekitar tahun 479-300 SM, metode pengobatan di masa Arab Kuno pada abad ke-7 M, dan masih banyak lagi.

Meskipun banyak di antaranya berhasil menyembuhkan penyakit dan gangguan pada seseorang, tetapi terkadang proses yang dilakukan masih kurang tepat dan efektif. Beberapa proses pengobatan baik fisik maupun kejiwaan bahkan tidak manusiawi dan justru dibumbui dengan hal-hal mistis maupun kepercayaan lainnya.

Maka dari itu, ditetapkanlah suatu metode klinis agar proses pengobatannya terstandar dari awal proses screening, diagnosis, intervensi, hingga sudah rawat jalan dan sehat sepenuhnya. Seluruh rangkaian tersebut dilakukan untuk meminimalisir risiko dari pengobatan itu sendiri sekaligus meningkatkan efektivitasnya.

Untuk dapat mengetahui proses yang tepat juga diperlukan penelitian dengan berbagai metode klinis. Beberapa jenis metode klinis yang dapat digunakan sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu observasi, studi kasus, cross sectional, longitudinal, penelitian epidemiologis, penelitian korelasional, metode eksperimen, desain single-case, dan mixed designs.

Ciri-ciri Metode Klinis

Metode klinis memang pada dasarnya sama-sama membutuhkan proses yang jelas dan terstandar, tetapi metode klinis juga memiliki karakteristik khusus. Beberapa ciri dari metode klinis adalah sebagai berikut:

  • Dilakukan untuk membuktikan teori dalam praktik klinis.
  • Dapat menguji keberhasilan perlakuan atau treatment.
  • Dapat menguji keberhasilan suatu tes dalam mendeteksi gejala atau simtom gangguan.
  • Memberikan pemahaman yang lebih mendalam terhadap keunikan perilaku dan perasaan individu sehingga terkadang tidak untuk generalisasi.
  • Diperlukan peran dari klinisi yang dapat menelaah pekerjaan profesional dengan seksama dan kritis sehingga proses penelitian dapat berjalan dengan baik sesuai prosedur.

Contoh Penelitian yang Menggunakan Metode Klinis

Contoh penelitian yang menggunakan metode klinis dilakukan oleh Sujana, Wahyuningsih, dan Uyun (2015) dengan judul Peningkatan Kesejahteraan Psikologis pada Penderita Diabetes Melitus tipe 2 dengan Menggunakan Group Positive Psychotherapy. Subjeknya adalah 6 penderita diabetes di wilayah kerja Puskesmas Ngemplak 1 dan 2 Sleman yang berusia 47-64 tahun.

Penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan intervensi berupa terapi yang dilakukan 3 kali pertemuan kepada kelompok eksperimen dan tidak memberikan intervensi apa-apa pada kelompok eksperimen. Sebelum terapi, subjek diberikan pretest terlebih dahulu. Setelah intervensi, subjek diukur 2 kali, yakni sesaat setelah dan 2 minggu setelah intervensi sebagai tindak lanjut. 

Hasilnya, kelompok eksperimen mengalami peningkatan skor kesejahteraan psikologis setelah mendapat intervensi positive group psychotherapy. Sedangkan pada kelompok kontrol, 1 subjek mengalami peningkatan skor, 2 subjek tidak mengalami peningkatan skor, dan 4 subjek skornya menurun. Oleh sebab itu, kesimpulannya terapi dapat meningkatkan kesejahteraan psikologis.

Kesimpulan Pembahasan

Demikianlah penjelasan mengenai metode klinis. Kesimpulannya metode klinis dapat didefinisikan sebagai serangkaian proses penelitian yang dilakukan untuk diagnosis atau pengobatan mengenai gangguan maupun penyakit dengan menggunakan pengamatan secara klinis.

Latar belakang kemunculan metode klinis adalah sebenarnya berbagai proses identifikasi dan pengobatan penyakit sudah ada sejak dulu, seperti yang ada di Mesir kuno, di Cina, maupun di Arab Kuno. Namun, tidak semuanya dilakukan dengan cara yang efektif sehingga diperlukan dasar yang lebih akurat, yakni metode klinis.

Beberapa ciri dari metode klinis, yaitu dilakukan untuk membuktikan teori terkait praktik klinis, menguji keberhasilan intervensi, menguji keberhasilan tes dalam mendeteksi gejala, serta dapat memberikan pemahaman lebih mendalam terkait kondisi individu.

Contoh penelitian metode klinis dilakukan oleh Sujana, dkk. (2015) terkait pengaruh penggunaan group positive psychotherapy terhadap kesejahteraan psikologis penderita diabetes melitus tipe 2. Hasilnya, intervensi berupa terapi tersebut efektif untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis.

fbWhatsappTwitterLinkedIn