Dalam dunia pendidikan, istilah belajar pasti sudah tidak asing lagi. Jika kita melakukan pembelajaran secara konstan, pasti akan merasakan kebosanan. Untuk meangtisipasi hal tersebut, maka sebagai pelajar selain semangat kita juga harus mempunyai motivasi.
Motivasi belajar sangat dibutuhkan di era pembelajaran sekarang. Nanum, apa arti dari motivasi belajar? Berikut pembahasannya.
Pengertian Motivasi Belajar
Pengertian Secara Umum
Motivasi belajar adalah suatu pendorong belajar baik yang berasal dari orang tua dan lingkungan sekitar.
Motivasi belajar utama adalah orang tua. Kedua orang tua adalah kunci vital dalam mendongkrak semangat belajar bagi para siswa atau murid pelajar. Yang kemudian selanjutnya disokong oleh lingkungan sekitar baik di sekolah ataupun di luar sekolah.
Pengertian Menurut Para Ahli
Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai (Sardiman, 1986: 75).
McClelland dan Atkinson dalam Sri Esti (1989: 161) mengemukakan bahwa motivasi yang paling penting untuk psikologis pendidikan adalah motivasi berprestasi, dimana seseorang cenderung untuk berjuang mencapai sukses atau memilih kegiatan yang berorientasi untuk tujuan sukses atau gagal.
Intensitas motivasi siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajar siswa tersebut.
Fungsi Motivasi Belajar
Sebagaimana tadi dijelaskan di atas, motivasi dalam belajar sangat penting artiannya dalam kehidupan pendidikan para penuntut ilmu.
Menurut Nasution (1982:77) motivasi memiliki tiga fungsi yaitu:
- Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak motor yang melepas energi.
- Menentukan arah perbuatan , yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.
- Menyeleksi perbuatan yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Jenis Motivasi Belajar
Secara umum motivasi dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu (Prayitno, 1989: 10).
Motivasi Instrinsik
Menurut Prayitno (1989: 11) motivasi intrinsik adalah keinginan bertindak yang disebabkan oleh faktor pendorong dari dalam diri (internal) individu. Tingkah laku individu itu terjadi tanpa dipengaruhi oleh faktor-faktor dari lingkungan.
Tetapi individu bertingkah laku karena mendapatkan energi dan pengaruh tingkah laku dari dalam dirinya sendiri yang tidak bisa dilihat dari luar.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi intrinsik adalah dorongan dari dalam individu, dimana dorongan tersebut menggerakkan individu atau subyek untuk memenuhi kebutuhan,tanpa perlu dorongan dari luar.
Motivasi Ekstrinsik
Sardiman (1990: 90) memberikan definisi motivasi ekstrisik sebagai motif-motif yang menjadi aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik dapat dikatakan lebih banyak dikarenakan pengaruh dari luar yang relatif berubah-ubah.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa seseorang yang bermotivasi ekstrinsik melakukan sesuatu kegiatan bukan karena ingin mengetahui sesuatu, tetapi ingin mendapatkan pujian, hadiah dan sebagainya.
Prinsip Motivasi Belajar
Keller ( dalam Sugihartono, 2012) menyusun prinsip-prinsip motovasi yang dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar yang disebut sebagai model ARCS.
Dalam model itu ada 4 kategori kondisi motivasional yang harus diperhatikan guru agar proses pembelajaran yang dilakukannya menarik, bermakna, dan memberi tantangan pada siswa, sehingga harapannya bisa meningkatkan motivasi belajar siswa. Keempat kondisi tersebut adalah :
- Attention (perhatian)
Untuk menciptakan perhatian siswa didalam kelas rasa ingin tahu seorang siswa harus bisa ditumbuhkan. Karena dengan rasa ingin tahu yang besar seorang siswa akan memberikan perhatian yang besar terhadap materi yang disampaikan. Selain itu metode yang digunakan dalam penyampaian materi juga harus dibuat bervariasi agar siswa tidak bosan dan tetap bisa menaruh perhatian yang besar pada materi yang dipelajari. - Relevance (relevansi)
Untuk membangun motivasi siswa, kita juga harus menunjukkan keterkaitan materi yang diberikan dengan keadaan siswa. Motivasi siswa akan meningkat bila mereka merasa bahwa materi yang mereka pelajari penting untuk kehidupan mereka. - Confidence (kepercayaan diri)
Membangun kepercayaan diri siswa juga sangat penting untuk dilakukan. Pada kasus ini seorang guru harus lebih memperbanyak pengalaman berhasil bagi siswa. Hal ini bisa dilakukan dengan membuat kegiatan pembelajaran dalam bagian-bagian yang lebih kecil, dan meningkatkan harapan berhasil dengan menyatakan persyaratan untuk berhasil. - Satisfaction (kepuasan)
Kepuasan akan tercipta bila seorang siswa bisa mencapai tujuannya. Kepuasan ini akan meningkatkan motivasi siswa untuk mencapai tujuan-tujuan yang lebih besar. Untuk memelihara motivasi siswa seorang guru menguatkan dengan pujian, pemberian kesempatan atau memberikan hadiah lainnya.
Aspek-aspek Motivasi Belajar
Menurut Frandsen (dalam Khodijah, 2011) ada beberapa aspek-aspek motivasi belajar seseorang, yaitu:
- Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia lebih luas. Sifat ingin tahu mendorong seseorang untuk belajar, sehingga setelah mereka mengetahui segala hal yang sebelumnya tidak diketahui maka akan menimbulkan kepuasaan tersendiri pada dirinya.
- Adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk selalu maju. Manusia terus menerus menciptakan sesuatu yang baru karena adanya dorongan untuk maju dan lebih baik dalam kehidupannya.
- Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati orang tua, guru dan teman-teman. Jika seseorang mendapatkan hasil yang baik dalam belajar, maka orang-orang di sekelilingnya akan memberikan penghargaan berupa pujian, hadiah dan bentuk-bentuk rasa simpati yang lain.
- Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru, baik dengan kerja sama maupun kompetisi.
- Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajara. Apabila seseorang menguasai pelajaran dengan baik, maka orang tersebut tidak merasa khawatir dalam menghadapi ujian. Hal inilah yang menimbulkan rasa aman pada individu.
- Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir dari pada belajar. Suatu perbuatan yang dikerjakan dengan baik pastinya akan mendapatkan ganjaran yang baik juga dan begitu juga sebaliknya bila dikerjakan kurang baik akan mendapatkan hasil yang kurang baik juga bahkan mungkin berupa hukuman.
Upaya Membangkitkan Motivasi Belajar
Terdapat beberapa cara untuk membangkitkan motivasi belajar pada diri individu siswa dalam melakukan aktivitas belajarnya. Menurut Nasution (1982:81) cara membangkitkan motivasi belajar antara lain:
- Memberi Angka
Banyak siswa belajar yang utama justru untuk mencapai angka yang baik, sehingga biasanya yang dikejar itu adalah angka atau nilai. Oleh karena itu langkah yang dapat ditempuh guru adalah bagaimana cara memberi angka-angka dapat dikaitkan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam setiap pengetahuan. - Memberi Hadiah
Hadiah dapat membangkitkan motivasi belajar seseorang jika ia memiliki harapan untuk memperolehnya, misalnya: seorang siswa tersebut mendapat beasiswa, maka kemungkinan siswa tersebut akan giat melakukan kegiatan belajar, dengan kata lain ia memiliki motivasi belajar agar dapat mempertahankan prestasi. - Hasrat Untuk Belajar
Hasil belajar akan lebih baik apabila pada siswa tersebut ada hasrat atau tekad untuk mempelajari sesuatu. - Mengetahui Hasil
Dengan mengetahui hasil belajar yang selama ini dikerjakan, maka akan bisa menunjukan motivasi siswa untuk belajar lebih giat, kerana hasil belajar merupakan feedback (umpan balik) bagi siswa untuk mengetahui kemampuan dalam belajar. - Memberikan Pujian
Pujian sebagai akibat dari pekerjaan yang diselesaikan denga baik, merupakan motivasi yang baik pula.