18 Nama Daerah Di Indonesia Pada Masa Kolonial Belanda

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

 Sebelum Berdiri menjadi sebuah negara yang berdaulat, Indonesia diduduki oleh Belanda sejak abad ke 16. Oleh sebab itu lah banyak nama-nama daerah di Indonesia yang menggunakan istilah Belanda.

Salah satunya ada Batavia yang saat ini berubah menjadi Jakarta.  Batavia diambil dari kata Batavier yang mana adalah nenek moyang dari bangsa Belanda. 

Berikut ini nama-nama dari Belanda  untuk wilayah Indonesia yang digunakan selama masa kolonial Belanda beserta maknanya.

1. Koetaradjasaat, Aceh

Koetaradjasaat adalah nama yang diberikan untuk wilayah yang saat ini adalah Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Arti dari nama ini adalah “kota milik raja”. Penggunaan nama ini dimulai sejak kerajaan Samudera Pasai berpindah ke Kesultanan Aceh

2. Buitenzorg, Bogor

Bogor didirikan pada tanggal 3 Juni 1482 oleh Belanda dengan nama Buitenzorg. Arti dari “Buitenzorg” sendiri adalah “tanpa kekhawatiran” maksudnya adalah menggambarkan bahwa Bogor adalah kota yang damai. 

Nama Buitenzorg dinilai yang paling mendekati dengan sejarah awal Bogor dibandingkan dengan nama lainnya. Hal itu dibuktikan dengan adanya gedung tempat peristirahatan bagi kaum elit Belanda yakni Istana Bogor. 

3. Oosthaven, Bandar Lampung

Oosthaven adalah nama yang diberikan Belanda untuk wilayah Bandar Lampung. Kota ini dahulu memiliki fasilitas pelabuhan yang penting. Itu lah kenapa Lampung disebut sebagai Oosthaven yang memiliki arti “Pelabuhan Timur”. 

4. Arnhemia, Pancur Batu

Pancur Batu adalah sebuah kecamatan yang berlokasi di Deli Serdang, Sumatera Utara. Wilayah yang menjadi jalan utama ke Berastagi, Karo ini dahulu kala terdapat sebuah perkebunan yang terkenal. Kebun yang menanam tembakau ini disebut sebagai Arnhemia yang kemudian juga menjadi nama bagi wilayah ini. Pemiliknya adalah seorang Deli Maatschappij, N.V. 

5. Daalen Gebergte, Tanah Gayo

Tanah Gayo atau Dataran Tinggi Gayo merupakan sebuah wilayah yang ada di barisan pegunungan Sumatera dan masuk ke dalam Provinsi Aceh. Pada masa kolonial Belanda wilayah ini dikenal sebagai Daalen Gebergte.

Nama tersebut diambil dari salah satu gubernurnya yang memerintah pada periode 1903–1905. Namun karena telah dinilai tidak becus bahkan terlibat dalam genosida Tanah Gayo maka Daalen diturunkan dari jabatannya. 

6. Fort de Kock, Bukittinggi

Bukittinggi pernah dijadikan sebagai ibukota Indonesia pada 19 Desember 1948. Kota di perbukitan Sumatera Barat ini terdapat sebuah benteng terkenal yakni benteng Fort de Kock.

Benteng tersebut didirikan oleh Kapten Hendrik Merkus de Kock dan digunakan selama 1825–1838. Nama benteng tersebut kemudian digunakan untuk menyebut kota terbesar kedua di Sumatera Barat ini. 

7. Fort van der Capellen, Batusangkar 

Satu lagi kota di Sumatera Barat yang dahulu memiliki nama yang unik dan diambil dari Bahasa Belanda. Kota tersebut adalah Fort Van der Capellen yang saat ini adalah wilayah Batusangkar. 

Serupa dengan Bukittinggi, penamaan tersebut juga berasal dari sebuah benteng kecil yang ada di sekitarnya. 

Benteng tersebut dibangun oleh Gubernur Jenderal Godert Alexander Gerard Philip baron van der Capellen. Dibangun pada tahun 1821 akibat adanya bentrok antar kaum beragama.

8. Bencoolen, Bengkulu

Nama Bengkulu tidak lepas dari sejarah berdirinya Indonesia karena pernah menjadi tempat pengasingan Presiden pertama RI karena dinilai membahayakan bagi Belanda. Dahulu kala kota Bengkulu dikenal dengan nama Bencoolen. 

Penamaan tersebut berawal dari nama pos yang didirikan oleh East India Company (EIC) pada tahun 1685. Kata Bencoolen diambil dari kata Coolen yakni dari Cut Land yang artinya tanah patah. Hal itu sesuai dengan kondisi Bengkulu yang memang berada di daerah patahan lempengan bumi paling aktif di dunia. 

 9. Emmahaven, Teluk Bayur

Wilayah lainnya di Sumatera Barat yang mendapatkan nama dari Bahasa Belanda adalah Teluk Bayur. Kota pelabuhan ini dahulu dikenal sebagai Emmahaven yang juga merupakan nama dari pelabuhan ekspor-impor di Sumatera Barat tahun 1888–1893.

Nama Emmahaven diambil dari nama ratu Belanda yakni Ratu Emma yang merupakan ibu dari penguasa Britania Raya pada masa PD I dan PD II yakni ratu Wilhelmina. 

10. Sint-Nicolaas Punt, Merak 

Pelabuhan Merak yang ada di Banten tepatnya di kota Cilegon, Jawa Barat. Pelabuhan ini menjadi yang paling sibuk karena menghubungkan antara pulau Jawa dengan pulau Sumatera.

Pada masa Belanda dulu, pelabuhan ini diberi nama Sint-Nicolaas Punt, nama Saint Nicholas mengacu pada tokoh Santa Claus dari Myra. Disebut demikian sang pendiri yakni Daendels berharap agar para pedagang mendapat perlindungan dan penjagaan dari Santa.

11. Fort Willem I, Ambarawa

Ambarawa merupakan sebuah daerah di Jawa Tengah yang masuk ke dalam wilayah kabupaten Semarang. Kota ini terkenal dengan peninggalan bersejarahnya yakni berupa Benteng Pendem yang memiliki nama asli Fort Willem I. Dibangun pada tahun 1861–1879 oleh Kolonel Hoorn untuk menyimpan logistik dan barak militer selama Perang Diponegoro.

Nama Fort Willem I kemudian digunakan juga untuk menyebut daerah sekitar benteng. Benteng ini kemudian beralih fungsi menjadi tahanan semenjang Jepang datang dan memukul mundur Belanda. 

12. Verlaten Eiland, Pulau Sangiang

Di Selat Sunda terdapat sebuah pulau kecil bernama Pulau Sangiang. Namun pada masa penjajahan Belanda namanya adalah Verlaten Eiland yang artinya “pulau terpencil”. 

13. Jawa’s Eerste Punt, Ujung Kulon 

Ujung Kulon saat ini menjadi rumah bagi salah satu hewan langka di dunia yakni badak. Daerah ini adalah titik pertama dari pulau Jawa. Sebab itu bangsa Belanda memberinya nama Jawa’s Eerste Punt yang artinya ujung barat dari Jawa. 

14. Lang Eiland, Pulang Panjang, Banten 

Daerah lainnya di Banten yang pernah memiliki nama unik berbahasa Belanda adalah Pulang Panjang. Lokasi pulau seluas 8,2 km persegi ini berada di Teluk Banten. Arti dari Lang Eiland sendiri adalah “pulau yang panjang”. 

15. Carstensz-Pyramid, Puncak Jaya

Puncak Jaya adalah wilayah pegunungan di Papua yang merupakan titik tertinggi di Indonesia. Nama Carstensz digunakan juga untuk menyebut gunung setinggi 4,884 m tersebut.

Pada masa Hindia Belanda daerah ini disebut sebagai Carstensz-Pyramid yang diambil dari nama penemunya yakni orang Eropa bernama CaCarstenszoon.

16. Wilhelmina-top, Puncak Trikora

Wilayah lainnya di Papua juga pernah menyandang nama yang berasal dari bahasa Belanda yakni Wilhelmina-top atau terkadang dikenal sebagai Wilhemina Peak. Nama tersebut diberikan langsung oleh pada tahun 1905 oleh Ratu Wilhelmina.

Wilhemina-top kemudian dinasionalisasikan menjadi Puncak Trikora pada tahun 1961 setelah pidato yang berhasil membebaskan Papua Barat. 

17. Purmerend Eiland, Pulau Bidadari 

Pulau Bidadari adalah sebuah pulau yang ada di Kabupaten Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Dahulu kala nama pulau ini adalah Purmerend Eiland.

Pulau dengan sejuta keindahan ini beberapa kali jatuh ke tangan Inggris dan Belanda bahkan sempat hancur. Namun sejak tahun 1970 an, pulau ini direkonstruksi menjadi sebuah kawasan wisata. 

18. Onrust Eiland, Pulau Kapal

Lokasi dari pulau ini tidak jauh dari Pulau Bidadari yakni masih di Kepulauan Seribu Jakarta. Pada masa Hindia Belanda dan VOC dibentuk, didirikan pos pelayanan perdagangan untuk kapal-kapal mereka. Pos yang mulai dibangun pada 1613–1615 tersebut ada di pulau ini sehinga kapal-kapal bisa beristirahat di sini. 

fbWhatsappTwitterLinkedIn