Nodus Ranvier : Pengertian, Fungsi dan Struktur

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Sistem saraf merupakan bagian yang mengatur kinerja tubuh. Tubuh digerakkan oleh sistem saraf. Di mana di dalam sistem saraf terdapat banyak sel saraf atau neuron. Tubuh akan menerima rangsangan melalui saraf sensorik yang terdapat pada tubuh.

Struktur sel saraf terdiri dari tiga bagian yakni badan sel, dendrit serta akson. Badan sel memiliki sitoplasma dan memiliki dua serabut yakni akson dan dendrit. Dendrit berupa serabut pendek sedangkan akson adalah serabut panjang. Semula impuls listrik ini akan diterima oleh dendrit. Kemudian diteruskan menuju badan sel.

Akson merupakan serabut panjang yang akan menerima dan mengirimkan impuls. Akson menerima impuls dari badan sel dan mengirimkannya ke bagian sel lain. Di luar bagian akson terdapat selubung pembungkus yang dinamakan dengan selubung mielin.

Selubung mielin ini tersusun atas sel Schwann berupa sekumpulan lemak. Di antara selubung mielin satu dengan lainnya memiliki celah. Celah inilah yang kemudian dinamakan dengan Nodus Ranvier.

Pengertian Nodus Ranvier

Nodus Ranvier

Nodus Ranvier adalah struktur penyusun dari sel saraf yang terdapat pada tubuh. Nodus Ranvier berada di antara celah dua neuron yang saling berdekatan. Keberadaan nodus Ranvier membuat suatu impuls listrik meloncat dari satu nodus ke nodus lain.

Akibat dari keberadaan nodus ranvier, impuls listrik akan lebih cepat sampai pada sistem saraf sehingga proses reaksi akan lebih cepat dihasilkan. Kemudian saraf sensorik akan mengantarkan rangsangan atau impuls listrik menuju sel saraf.

Sel saraf inilah yang kemudian bertugas untuk menerima dan mengirimkan impuls listrik ke bagian lain. Di dalam tubuh kaya akan banyak sel saraf bahkan jumlahnya hingga triliunan.

Nama Nodus Ranvier diambil dari nama penemunya yakni Louis Antoine Ranvier. Pada tahun 1878, Louis Antoine Ranvier menemukan Nodus Ranvier. Louis Antoine Ranvier merupakan seorang ahli patologi yang berasal dari Prancis.

Louis Antoine Ranvier menemukan nodus atau kesenjangan yang terdapat pada selubung mielin ketika meneliti sel Schwann dan Mielin. Penemuan ini kemudian dinamakan dengan Nodus Ranvier. Ranvier kemudian melakukan pemeriksaan secara histologis pada selubung mielin dan sel Schwann.

Nodus Ranvier dapat terbentuknya karena adanya sel Schwann yang bertemu satu sama lain. Di mana Sel Schwann tidak saling merekat seperti selubung mielin sehingga menimbulkan celah sekitar 1 sampai 2 mikro meter.

Secara sederhana, Nodus Ranvier diartikan sebagai celah antara selubung mielin yang membungkus akson pada sel saraf. Keberadaan Nodus Ranvier dapat mempercepat adanya perpindahan impuls listrik di sepanjang akson.

Nodus ranvier adalah salah satu bagian dari akson yang tidak diisolasi oleh selubung mielin. Hal ini dikarenakan nodus ranvier ini banyak mengandung saluran ion.

Oleh karena itu, Nodus Ranvier akan terlibat dalam pergantian ion yang dibutuhkan untuk proses pergantian potensial aksi. Antara negatif dan positif akan terjadi pertukaran lewat membran dan melintasi nodus ranvier.

Fungsi Nodus Ranvier

  • Mempercepat Potensial Aksi

Nodus Ranvier memiliki fungsi untuk mempercepat adanya potensial aksi. Nodus Ranvier merupakan bagian dari sel saraf atau neuron. Lebih tepatnya berada pada rangkaian akson. Akson di sini berperan untuk menerima dan melanjutkan impuls listrik. Impuls listrik ini bergerak dengan cara melompat. Lompatan ini bisa terjadi karena adanya celah di antara selubung mielin. Celah inilah yang dikenal dengan Nodus Ranvier

Potensial aksi merupakan adanya peningkatan pada ion positif dan negatif yang bergerak pada membran sel. Di dalam tubuh manusia terdapat ion negatif sedangkan di luar tubuh terdapat ion positif. Di mana saat terjadinya rangsangan, membran sel akan terbuka. Oleh karena itu, ion negatif akan keluar sedangkan ion positif akan masuk melalui membran sel.

Adanya potensial aksi serta cara mengelolanya merupakan bagian dari komunikasi awal dengan sistem saraf. Nantinya, potensi aksi ini akan berpisah dari suatu tempat ke tempat lainnya. Namun, aliran kedua ini akan mengalir lewat membran serta hanya terjadi pada nodus ranvier. Hal ini dikarenakan adanya ion natrium dan kalium.

  • Mendukung Adanya Konduksi Saltatori

Akson ini memiliki dua jenis yakni ada yang terdapat selubung mielin dan tidak. Oleh karena itu, akson dapat dimielinasasi dan menyebabkan potensi aksi memiliki dua jenis metode untuk melintasi akson. Pertama metode konduksi berkelanjutan yang terjadi akson yang tidak bermielin.

Dalam jenis konduksi ini, impuls listrik berjalan sepanjang akson dan menyebar dari titik awal rangsangan. Jenis konduksi ini lebih lambat dan kurang efisien dibandingkan konduksi saltatori karena impuls harus menempuh seluruh panjang akson.

Sementara itu, konduksi saltatori hanya dilakukan pada akson yang termielinasasi. Mielin akan bertindak sebagai isolator sehingga memungkinkan impuls listrik untuk “melompat” dari satu Nodus Ranvier ke nodus berikutnya dibandingkan memilih berjalan perlahan menuju rangkaian akson.

Konduksi jenis ini lakan ebih cepat serta efisien dibandingkan konduksi berkelanjutan karena impuls listrik tidak harus menempuh seluruh panjang akson. Kondisi saltatori diartikan sebagai potensial aksi yang dapat bergerak dengan cara melompat di sepanjang akson yang memiliki mielin.

Di mana proses ini dijelaskan sebagai proses bergerak impuls listrik dari nodus Ranvier ke nodus Ranvier lainnya. Adanya konduksi saltatori akan memberikan sebuah benefit dibandingkan konduksi yang terjadi pada akson yang tidak memiliki selubung mielin.

Adanya konduksi saltatori akan membuat pergerakan potensial jauh lebih cepat. Hal ini dikarenakan adanya nodus ranvier. Bahkan keberadaan nodus ranvier akan membuat pergerakan potensial aksi lebih cepat 10 kali lipat. Dengan begitu, akan lebih banyak energi yang disimpan dibandingkan dikeluarkan.

Struktur Nodus Ranvier

Struktur nodus ranvier

Nodus Ranvier adalah celah di antara selubung mielin. Selubung mielin akan menyelimuti bagian luar akson. Namun, tidak semua bagian akson ditutupi oleh selubung mielin. Bagian yang tidak ditutupi inilah yang merupakan nodus Ranvier.

Nodus Ranvier memiliki panjang sekitar 1 hingga 2 mili meter. Di mana di dalam nodus Ranvier terdapat banyak kandungan seperti natrium, kalium, kalsium dan ATP. Semua kandungan itu dapat mengakibatkan adanya potensial aksi.

Posisi Nodus Ranvier berada di antara selubung mielin. Hal ini mengakibatkan rendahnya kapasitas isolator pada listrik dan elevasi pada resistensi yang tinggi. Namun, hal ini juga dapat mengakibatkan gangguan pada isolator yang terdapat pada selubung mielin sehingga memungkinkan impuls listrik untuk melompat.

Impuls-impuls listrik yang melompat dapat membuat pengirimannya lebih cepat dilakukan. Nodus Ranvier yang terdapat pada tubuh manusia juga memiliki sel saraf. Hal ini dikarenakan sel saraf terdiri dari sel, dendrit, neurit, olihodendrosit, selubung mielin, sel schwann hingga sinapsis dan inti sel.

Oligodendroglia merupakan bagian dari struktur sistem syaraf. Struktur ini memiliki fungsi utama yakni untuk mendukung akson serta menghasilkan serat-serat selubung mielin yang nantinya akan berfungsi untuk melindungi keberadaan akson yang satu dari akson yang lain.

Namun, terdapat beberapa akson tidak diselimuti oleh selubung mielin dan ada pula akson yang hanya ditutupi oleh selubung mielin yang tipis. Oligodendroglia memiliki fungsi utama yakni membentuk beberapa segmen pada akson.

Selain itu juga, Oligodendroglia akan melilit akson sampai beberapa kali lilitan sehingga mielin akan terlihat seperti gelondong-gelondong kecil. Mielin ini terbuat dari lemak serta protein yang berasal dari sel Schwann.

Mielin berbentuk seperti gelondong kecil yang menyelimuti bagian luar akson. Di mana akson ini terlihat seperti segmen-segmen. Tidak semua akson dilindungi oleh selubung mielin. Celah-celah akson yang tidak dilindungi oleh mielin inilah yang kemudian dinamakan dengan Nodus Ranvier.

fbWhatsappTwitterLinkedIn