Daftar isi
Obligasi korporasi adalah bentuk instrumen keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan swasta atau korporasi untuk meminjamkan uang kepada investor. Dengan kata lain, obligasi korporasi merupakan surat utang yang diterbitkan oleh perusahaan dengan tujuan untuk mengumpulkan dana dari pasar modal.
Penerbitan obligasi korporasi adalah salah satu cara bagi perusahaan untuk memperoleh sumber pendanaan tambahan dalam rangka membiayai proyek-proyek ekspansi, restrukturisasi utang, investasi dalam penelitian dan pengembangan, dan berbagai kebutuhan keuangan lainnya.
Cara kerja obligasi korporasi mirip dengan pinjaman, di mana perusahaan yang menerbitkan obligasi berjanji untuk membayar kembali pokok utangnya pada tanggal jatuh tempo tertentu, disertai dengan pembayaran bunga yang biasanya dilakukan secara periodik (misalnya setiap enam bulan sekali) hingga jatuh tempo tiba.
Investor yang membeli obligasi korporasi biasanya mencari pendapatan bunga yang stabil dan lebih rendah risikonya dibandingkan dengan saham. Peringkat kredit penerbit obligasi dan kondisi keuangan perusahaan adalah faktor penting yang mempengaruhi tingkat risiko dan tingkat bunga yang ditawarkan pada obligasi korporasi.
Secara umum, tujuan perusahaan menerbitkan obligasi korporasi adalah untuk dapat memenuhi kebutuhan pembiayaan. Sementara itu, bagi investor yang hendak membeli surat utang adalah untuk mendapatkan kupon dari hasil investasi tersebut.
Apabila tenggat waktu surat utang tersebut telah berakhir maka artinya pembiayaan kupon juga akan ukut berakhir dan nilai pokok obligasi korporasi akan dikembalikan seperti semula.
Investasi dalam obligasi korporasi dapat memberikan beberapa keuntungan bagi para investor. Berikut adalah beberapa keuntungan dari obligasi korporasi:
1. Pendapatan Bunga yang Stabil
Salah satu keuntungan utama dari obligasi korporasi adalah mendapatkan pendapatan bunga yang stabil. Perusahaan yang menerbitkan obligasi akan membayar bunga kepada pemegang obligasi sesuai dengan tingkat bunga yang ditentukan.
Pembayaran bunga ini biasanya dilakukan secara periodik (misalnya setiap enam bulan sekali) dan memberikan sumber pendapatan yang teratur bagi para investor.
2. Diversifikasi Portofolio
Investasi dalam obligasi korporasi membantu mendiversifikasi portofolio investasi. Dalam rangka mengurangi risiko, sebaiknya membagi dana investasi ke berbagai kelas aset, termasuk obligasi.
Obligasi korporasi dapat memberikan stabilitas pada portofolio karena pergerakan harganya biasanya tidak sekuat saham atau aset berisiko lainnya.
3. Rendahnya Risiko Dibandingkan Saham
Meskipun investasi tetap memiliki risiko, risiko obligasi korporasi cenderung lebih rendah dibandingkan dengan saham. Posisi utang yang didukung oleh aset perusahaan (misalnya, obligasi yang dijamin oleh aset) dapat memberikan tingkat keamanan lebih tinggi daripada saham, terutama saat perusahaan mengalami kesulitan keuangan atau bangkrut.
4. Potensi Keuntungan Modal
Selain pendapatan bunga, ada juga potensi keuntungan modal jika Anda membeli obligasi korporasi di pasar sekunder dan harga obligasi tersebut meningkat seiring waktu.
Jika tingkat suku bunga turun setelah membeli obligasi dengan tingkat bunga yang lebih tinggi, nilai pasar obligasi tersebut bisa naik karena investor lain ingin membeli obligasi dengan tingkat bunga lebih tinggi.
5. Peringkat Kredit
Sebelum memutuskan untuk berinvestasi dalam obligasi korporasi, dapat mengevaluasi peringkat kredit yang diberikan oleh lembaga pemeringkat kredit kepada perusahaan penerbit.
Obligasi dengan peringkat kredit yang tinggi cenderung lebih aman dan dapat memberikan kepercayaan pada para investor tentang kemampuan perusahaan untuk membayar kembali utangnya.
Meskipun obligasi korporasi dianggap sebagai instrumen keuangan yang relatif lebih aman daripada saham, tetap ada beberapa risiko yang perlu dipertimbangkan oleh para investor sebelum berinvestasi dalam obligasi korporasi.
Obligasi korporasi memang memberikan besaran kupon yang lebih tinggi dari obligasi pemerintah, namun setiap investor harus memperhatikan konsep high risk high return. Hal tersebut disebabkan bahwa berdasarkan keuntungan, risiko, dan karakteristik obligasi ini lebih direkomendasikan bagi investor yang dapat memberikan dana besar dan banyak berpengalaman.
Beberapa risiko obligasi korporasi antara lain:
1. Risiko Kredit (Default Risk)
Risiko kredit adalah risiko bahwa perusahaan penerbit obligasi tidak mampu atau tidak mau membayar kembali pokok utang (nilai nominal) dan/atau membayar bunga sesuai kesepakatan. Jika perusahaan mengalami kesulitan keuangan atau mengalami kebangkrutan, investor dapat kehilangan sebagian atau seluruh investasi mereka.
2. Risiko Suku Bunga (Interest Rate Risk)
Obligasi korporasi memiliki tingkat bunga tetap (coupon rate), dan pergerakan suku bunga di pasar dapat mempengaruhi harga dan nilai pasar obligasi. Jika suku bunga naik, obligasi dengan tingkat bunga tetap dapat menjadi kurang menarik bagi investor dibandingkan dengan obligasi baru dengan tingkat bunga yang lebih tinggi. Akibatnya, nilai pasar obligasi yang ada bisa turun.
3. Risiko Likuiditas
Obligasi korporasi mungkin memiliki tingkat likuiditas yang berbeda di pasar sekunder. Jika suatu obligasi memiliki likuiditas rendah, mungkin lebih sulit untuk menjualnya dengan cepat tanpa mengalami penurunan harga. Investor mungkin mengalami kesulitan mengubah obligasi menjadi uang tunai jika diperlukan sebelum mencapai jatuh tempo.
4. Risiko Pasar (Market Risk)
Harga obligasi korporasi dapat dipengaruhi oleh perubahan umum dalam pasar keuangan. Gejolak pasar, ketidakstabilan ekonomi, atau peristiwa global tertentu dapat menyebabkan pergerakan harga obligasi korporasi.
5. Risiko Inflasi
Jika tingkat inflasi melebihi tingkat bunga obligasi, pembayaran bunga tetap dari obligasi korporasi dapat kehilangan daya beli seiring waktu, mengurangi nilai riil dari investasi tersebut.
6. Risiko Perusahaan
Kinerja keuangan dan operasional perusahaan penerbit juga dapat mempengaruhi risiko obligasi korporasi. Jika perusahaan mengalami penurunan kinerja atau menghadapi masalah keuangan, risiko default dan penurunan harga obligasi dapat meningkat.
7. Risiko Lainnya
Selain risiko-risiko di atas, ada faktor-faktor lain seperti perubahan regulasi atau hukum, risiko mata uang (untuk obligasi korporasi denominasi valuta asing), dan risiko politik yang dapat mempengaruhi investasi dalam obligasi korporasi.
Terdapat dua cara Investor dapat membeli obligasi korporasi, yakni dapat dengan mekanisme pasar perdana dan pasar sekunder. Dalam mekanisme pasar perdana adalah investor membeli langsung melalui perusahaan sekuritas resmi ketika masa penawaran perdana.
Dalam mekanisme pasar sekunder berarti investor membeli obligasi korporasi melalui mekanisme perbankan atau pun bursa.
Berikut beberapa langkah yang dapat diikuti untuk memberi obligasi korporasi.
Membeli obligasi korporasi memerlukan beberapa langkah yang perlu diikuti dengan hati-hati agar Anda dapat membuat keputusan investasi yang bijaksana. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat Anda ikuti untuk membeli obligasi korporasi:
Sesuai namanya, obligasi korporasi merupakan jenis obligasi yang diterbitkan perusahaan, baik perusahaan swasta, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
Adapun tujuan penerbitan obligasi ini adalah untuk membiayai kebutuhan operasional atau pertumbuhan perusahaan. Obligasi korporasi biasanya terdiri dari dua jenis kupon, diantaranya kupon tetap dan floating. Berikut ini terdapat beberapa contoh obligasi yang diterbitkan korporasi atau perusahaan:
Penutup
Sebagai catatan terakhir, salah satu hal yang harus diperhatikan dalam berinvestasi dalam obligasi korporasi adalah rating. Dalam obligasi korporasi, rating merupakan suatu peringkat yang telah dilabeli oleh perusahaan atau institusi yang berwenang sebagai penilai obligasi mengenai kemampuan dan kelayakan penerbitnya.
Bagi investor yang dapat memahami obligasi secara komprehensif maka dapat dengan tepat meletakkan dana investasinya. Oleh karena itu, investor juga perlu memperhatikan langkah-langkah yang harus dilakukan sebelum membeli obligasi korporasi.