Daftar isi
Jong Ambon merupakan organisasi pemuda yang bersifat kedaerahan dalam gerakan nasional yang berdiri pada tahun 1918. Ketua dari organisasi Jong Ambon adalah dr. J. Kayadu.
Pemerintah kolonial Belanda telah menguasai wilayah Nusantara dalam kurun waktu yang lama telah mengakibatkan terjadinya penderitaan berkepanjangan yang dirasakan oleh masyarakat. Perlawanan terhadap pemerintah kolonial Belanda tidak pernah henti dilakukan oleh masyarakat.
Namun, perlawanan tersebut selalu mengalami kegagalan karena perlawanan hanya dilakukan secara terbatas pada daerahnya sehingga membuat bangsa asing lebih mudah untuk menguasai wilayah Nusantara.
Akhir dari kolonialisme dan juga imperialisme di wilayah Nusantara diawali dengan mulai tumbuh dan berkembangnya gagasan baru mengenai kesadaran nasionalisme dan munculnya kaum intelektual akibat dari politik etis yang diterapkan oleh pemerintah kolonial Belanda.
Kaum intelektual tersebut membentuk organisasi-organisasi untuk membebaskan negeri dari penjajahan, salah satunya yaitu organisasi pemuda Jong Ambon. Lahirnya berbagai organisasi pemuda termasuk Jong Ambon memprakarsai lahirnya kongres pemuda I dan II yang pada akhirnya melahirkan peristiwa sumpah pemuda.
Pada awalnya kesadaran kelompok terpelajar asal Maluku untuk terlibat dalam pergerakan menuju kemerdekaan Indonesia dimulai dengan dibentuknya organisasi Jong Ambon yang dibentuk oleh para pelajar STOVIA (School Tot Opleiding van Inlandsche Aartsen) asal Ambon dan ketuanya adalah J. Kayadu.
Kemudian Jong Ambon ikut tergabung dalam organisasi yang lebih besar yang lebih besar yaitu organisasi Serikat Ambon yang didirikan pada tahun 1920 oleh Alexander Jakop Patty.
Tujuan didirikannya organisasi Jong Ambon yaitu untuk memperteguh kesatuan dan persatuan, mempererat tali persaudaraan di kalangan pemuda-pemuda Ambon termasuk para pemuda Ambon yang sedang menempuh pendidikan di STOVIA untuk mecapai kemerdekaan.
Para pemuda yang tergabung dalam berbagai organisasi pemuda sangat menginginkan agar organisasi yang bersifat kedaerahan tergabung dalam satu perkumpulan atau organisasi yang bersifat nasional.
Keinginan tersebut belum terwujudkan karena masih ada kalangan pemuda yang menganggap bahwa organisasi yang bersifat kedaerahan masih diperlukan. Kehadiran pemuda bukan semata-mata hanya dalam konteks demografis saja melainkan sebagai penentu arah sejarah.
Pemuda harus ikut andil dan berperan dalam setiap perubahan untuk mewujudkan cita-citanya melalui kebersamaan karena para pemuda-lah yang kelak akan melanjutkan kepemimpinan untuk mencerdaskan dan memajukan bangsanya.
Dr. J. Kayadu merupakan ketua dari organisasi Jong Ambon. J. Kayadu masuk ke sekolah menengah MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) dan melanjutkan pendidikannya ke sekolah kedokteran STOVIA. Pada masa pergerakan nasional J. Kayadu aktif dalam berbagai organisasi sosial-politik, salah satunya yaitu organisasi Jong Ambon.
2. Johannes Leimena
Johannes Leimena merupakan salah satu tokoh penting dalam organisasi Jong Ambon. Johannes Leimena juga merupakan pelajar di STOVIA dan aktif dalam pergerakan pemuda Kristen serta aktif dalam organisasi Jong Ambon.
Dari organisasi Jong Ambon inilah Johannes Leimena menjadi perwakilan dalam kongres pemuda II yang dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober 1928, beliau juga menjadi inisiator dalam perumusan sumpah pemuda bersama dengan M. Yamin.