Daftar isi
Dalam memperkuat kekuasaannya di Indonesia, Jepang membentuk sebuah pasukan dan organisasi dengan tenaga yang berasal dari pribumi.
Apabila dilihat dari materi pelatihan yang diberikan Jepang, organisasi tersebut dibagi menjadi dua. Organisasi tersebut ialah militer dan semi militer.
Pembentukan organisasi ini bertujuan untuk menambah pasukan yang dimiliki oleh Jepang. Sehingga, Jepang dapat memenangkan pertempuran melawan pihak sekutu. Berikut organisasi militer dan semi militer bentukan Jepang.
Organisasi semi militer Jepang adalah organisasi bentukan Jepang yang tidak dikhususkan untuk melakukan pertahanan secara militer. Namun, pembentukan organisasi ini lebih condong pada sifat keamanan dan ketertiban, serta kecenderungan untuk kesejahteraan rakyat.
Apabila ditinjau dari segi pelatihannya unsur kemiliterannya tetap ada, namun tidak begitu ditekankan. Berikut organisasi semi militer yang dibentuk Jepang pada masa penjajahannya di Indonesia.
Latar belakang dibentuknya Suinshintai berasal dari dasar hasil keputusan rapat Chuo Sangi In (Dewan Pertimbangan Pusat). Salah satu hasil keputusan dari rapat itu menyatakan perumusan sebuah cara untuk mewujudkan kesadaran rakyat.
Kesadaran yang dimaksud ialah :
Dalam rapat tersebut memutuskan untuk membentuk sebuah organisasi bernama suishintai yang dalam bahasa Indonesia disebut dengan Barisan Pelopor. Keputusan tersebut dikeluarkan opada 1 November 1944.
Melalui organisasi ini pemerintah Jepang berharap mampu meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kesiapan untuk membantu Jepang dalam mempertahankan kekuasaannya di Indonesia.
Dalam pelatihannya, Suishintai mengadakan pelatihan militer bagi para pemuda, walaupun menggunakan peralatan yang sederhana.
Selain itu, suishintai dilatih untuk dapat menggerakkan masa,memperkuat pertahanan serta hal lain yang bertujuan untuk membentuk kesejahteraan rakyat.
Organisasi semi militer ini tergolong unik sebab dipimpin oleh seorang tokoh nasionalis. Beliau merupakan Ir. Soekarno yang dalam pelaksanaannya dibantu dengan R.P Soeroso, Otto Iskandardinata, serta Buntaran Martoatmojo).
Pemuda merupakan golongan pertama yang mendapat perhatian baik dari pemerintah Jepang. Hal itu disebabkan dalam jiwa pemuda terdapat sifat giat, penuh semangat, dan masih diliputi idealisme yang menggebu.
Jepang beranggapan bahwa para pemuda belum dipengaruhi oleh alam pikir kebarat baratan.
Sehingga jepang dapat dengan mudah menanamkan propagandanya terhadap para pemuda. Salah satu sarana yang digunakan untuk mempengaruhi pemuda adalah dengan mengadakan sebuah pendidikan.
Pendidikan tersebut baik pendidikan umum ( Sekolah dasar serta menengah), maupun pendidikan khusus (latihan mandiri).
Salah satu organisasi pemuda yang berhasil dibentuk oleh Jepang ialah Barisan Pemuda Asia Raya (BPAR). Melalui BPAR itu, para kaum pemuda mendapat pelatihan selama tiga bulan lamanya.
Pelatihan tersebut ditekankan pada pentingnya semangat, kemauan serta keyakinan.
Hal tersebut dilakukan untuk membentuk karakter pemimpin pada para pemuda. Selain membentuk BPAR, pemerintah Jepang juga mengadakan pelatihan lain melalui Gerakan 3A. Latihan yang dilakukan gerakan 3A dilakukan selama 1 1/5 bulan.
Pelatihan ini sifatnya khusus kepada para pemuda yang pernah mengikuti organsasi, seperti kepanduan. Jepang juga lebih insentif dalam mengumpulkan serta mendidik pemuda Indonesia di semua syu (keresidenan).
Semua hal tersebut dilakukan Jepang untuk membentuk gerakan pemuda yang terpusat di bawah satu puncak kepemimpinan. Untuk dapat mendukung tujuannya itu, Jepang semakin menyiarkan segala janji dan harapannya di kalangan pemuda.
Seinedan adalah organisasi semi militer bentukan Jepang yang pertama. Organisasi ini didirikan secara resmi pada hari ulang tahun kaisar Jepang. Dalam pembentukkan seinedan, pemerintah Jepang juga membentuk organisasi keibodan.
Anggota seinedan diberikan pelatihan militer yang bertujuan untuk mempertahankan diri maupun untuk penyerangan. Persyaratan untuk mampu menjadi anggota seinedan ialah pemuda harus berusia diantara 14 sampai 22 tahun. Tujuan dibentuknya organisasi ini ialah untuk memperoleh tenaga perang cadangan secara cuma cuma.
Sehingga dalam hal ini Jepang dapat dengan mudah dalam memenangkan perang melawan sekutu. Keanggotaan seinedan mengalami perluasan. Berawal hanya dengan berjumlah 3500 orang, berkembang menjadi 500 ribu orang pada akhir masa pemerintahannya.
Dalam organisasi semi militer bentukan Jepang ini, kaum nasionalis dapat menanamkan pengaruhnya. Selain itu, kaum nasionalis juga mampu mengisi jiwa para pemuda dengan semangat nasionalisme.
Organisasi keibodan hampir sama seperti seinedan. Organisasi ini merupakan organisasi bentukan Jepang yang resmi didirikan pada tanggal 29 April 1943.
Pembentukan organisasi semi militer ini bertujuan untuk membantu polisi dalam pelaksanaan tugasnya. Tugas tugas seorang polisi meliputi, penjagaan lalu lintas serta melakukan pengamanan di desa-desa.
Syarat untuk dapat menjadi keibodan ialah berumur antara 20 hingga 35 tahun, sehat secara fisik, serta berkelakuan seinedan yang baik. Organsasi ini dibentuk diseluruh pelosok Indonesia tanpa terkecuali.
Berbeda dengan seinedan, organisasi semi militer keibodan tidak dapat dipengaruhi oleh kaum nasionalis.
Hal itu disebabkan karena pemerintah Jepang sangat berusaha untuk mencegahnya. Hal itu daopat dilihat melalui dibentuknya keibodan di tingkat tingkat desa, dimana kaum nasionalis kurang dapat memberi pengaruh.
Organisasi semi militer bentukan jepang ini bisa dibilang beranggotakan para wanita. Pembentukan organisasi ini berdasarkan gagasan para istri anggota organisasi semi militer lainnya. Syarat menjadi anggota fujinkai adalah wanita berusia minimal 15 tahun.
Dalam pelatihannya, anggota fujinkai mendapat pelatihan yang sederhana, selain tugas utamanya yang meliputi, melakukan peningkatan kesehatan, pendidikan, serta kesejahteraan masyarakat.
Organisasi Hasbullah merupakan organisasi semi militer bentukan Jepang yang didirikan pada 15 Desember 1944. Organisasi Hasbullah ini terdiri dari para kaum islam Indonesia. Penggunaan pasukan islam bagi Jepang bertujuan untuk membantunya memenangkan peperangan.
Organisasi Hisbullah ini sendiri bertugas sebagai tentara cadangan Jepang atau Dai Nippo, menjaga wilayah udara Indonesia, serta melakukan pengintaian terhadap mata mata yang datang.
Sedangkan tugasnya sebagai pemuda islam,meliputi menggandeng seluruh umat islam Indonesia untuk taat beragama. Selain itu juga, untuk membela umat islam yang ada di Indonesia serta mengembangkan agama islam di Indonesia.
Apabila terjadi sebuah serangan musuh, pasukan hisbullah akan maju untuk melakukan perlawanan serta mempertahankan semangat dan nasionalismenya. Munculnya sikap semangat dan nasionalisme itu bukan demi membela Jepang, melainan bertujuan untuk mempertahankan NKRI.
Organisasi militer Jepang merupakan organisasi yang dibentuk dengan tujuan khusus untuk melakukan pertahanan secara militer guna mempertahankan wilayah Indonesia. Pelatihan yang dilakukan untuk membentuk anggota organisasi ini ditekankan pada sisi kemiliteran.
Dalam hal ini setiap anggota dibentuk menjadi seorang prajurit tentara. Berikut organisasi militer yang dibentuk Jepang pada masa pemerintahannya.
Heiho (Pasukan Pembantu Prajurit Jepang) adalah organisasi yang beranggotakan para prajurit Indonesia dengan tujuan untuk melaksanakan pertahanan militer.
Pertahanan tersebut dilakukan baik di Angkatan Darat maupun di Angkatan Laut. Pembentukan organisasi Heiho didasarkan atas intruksi bagian Angkatan Darat yang berada di Markas Besar Umum Kerajaan Jepang.
Intruksi yang dikeluarkan pada 2 September 1942 itu menjadi cikal bakal pembentukan organisasi militer ini. Heiho didirikan dengan tujuan untuk dapat membantu kesatuan angkatan perang dan akan dimasukkan sebagai bagian dari tentara jepang.
Selain itu terdapat beberapa tujuan didirikannya organisasi militer Heiho.
Pembentukan organisasi ini dikhususkan dalam bidang kemiliteran, sehingga dalam pelatihan lebih keras dibanding dengan organisasi lain bentukan Jepang.
Heiho sendiri dibagi menjadi beberapa bagian yang terdiri atas angkatan darat, angkatan laut, maupun pada bagian kepolisian. Pembentukan heiho ini juga dimanfaatkan pasukannya oleh Jepang sebagai tenaga kasar yang dibutuhkan peperangan.
Hal tersebut terlihat pada pemanfaatan pasukan heiho untuk memelihara berbagai senjata perang dan melakukan pemindahan senjata beserta peluru dari gudang ke atas truk. Untuk bergabung dalam pasukan militer Heiho tidaklah mudah, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi.Berikut syarat syarat menjadi anggota Heiho.
Jumlah anggota heiho mencapai sekitar 42.000 orang, sejak pertama didirikannya. Dari total anggota tersebut sebanyak 25.000 orang diantaranya ialah penduduk Jawa.
Organisasi Pembela Tanah Air merupakan organisasi militer yang dibentuk oleh Jepang. Pendirian PETA atas dasar perintah dari Jenderal Kumakichi Harada yang dalam pembentukannya dibuat seolah olah berasal dari usulan bangsa Indonesia sendiri. Akhirnya dipilih Gatot Mangkupraja yang dianggap paling bersimpati terhadap Jepang.
Hal tersebut guna mengajukan permintaan permohonan kepada Gunseikan supaya dapat dibentuk tentara yang beranggotakan para orang Indonesia. Atas perintah pemerintah Jepang, Gatot Mangkupraja mengirim surat permohonan tepat pada tanggal 7 September 1943. Permohonan tersebut langsung dikabulkan oleh pihak Jepang tak lama setelah proses pengajuan.
Permohonan tersebut berisi mengenai penetapan dibentuknya organisasi PETA. Pembentukan organisasi PETA mampu menarik simpati masyarakat Indonesia, terutama pada kalangan pemuda. Tentunya pemuda yang sudah mendapat pendidikan sekolah menengah serta pelatihan dari organisasi Seinedan.
Berbeda dengan organisasi lainnya, pelatihan anggota heiho menempuh beberapa pendidikan yang berpangkat, meliputi
Pelatihan yang didapat oleh pemuda PETA berdampak positif bagi mereka. Para pemuda menjadi lebih inspiratif terhadap intruksi. Segala pelatihan yang dilakukan pada saat menjadi anggota PETA menciptakan kepercayaan diri pada diri setiap pemuda bahwa mereka juga mampu berjuang melawan kekuatan yang lebih besar dan lebih terlatih