17 Pakaian Adat Sumatera Barat

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Selain terkenal dengan rendangnya, Tanah Minang atau Sumatera Barat juga memiliki banyak kekayaan, ciri khas, dan kebudayaan salah satunya adalah pakaian adatnya. Daerah yang terletak di bagian barat pesisir di tengah Pulau Sumatera ini memiliki luas area kurang lebih 42.012,89 km2 dan didiami oleh 5 juta penduduk.

Sebagian besar penduduknya merupakan masyarakat yang berasal dari Suku Minangkabau. Selain Suku Minangkabau, juga terdapat suku lain seperti suku Tompar, Biduanda, Bodi, Bendang, Domo, Guci, Melayu, Caniago, dan lainnya yang membuat Sumatera Barat menjadi beragam.

Pada kesempatan kali ini, kami akan membahas mengenai pakaian adat Sumatera Barat supaya kita dapat memahami bersama – sama apa saja fungsi pakaian adat Sumatera Barat serta jenis pakaian adat Sumatera Barat yang digunakan untuk pria dan wanita. Mari kita simak pembahasan berikut ini!

Fungsi Pakaian Adat Sumatera Barat

Keragaman Sumatera Barat tak hanya dalam hal sukunya saja, melainkan juga rumah aday, tarian, nyanyian, hingga pakaian adatnya. Pakaian adat yang beragam juga biasanya tidak sembarangan, tetapi berbeda – beda penggunaannya sesuai dengan kebutuhan. Tak hanya itu, kadang kala pakaian adat digunakan untuk menggambarkan karakter masyarakatnya.

Beberapa karakter masyarakat Sumatera Barat sesuai pakaian adat yang digunakannya antara lain cinta terhadap budaya dan tanah air, mahir dalam berbahasa Minangkabau, adat pernikahan yang unik, loyal dengan teman karena adanya ikatan persaudaraan yang kuat, suka dengan perantauan, serta taat sekali dengan agama.

Pakaian adat Sumatera Barat memiliki arti dan fungsi khusus yakni sebagai sarana untuk mengenalkan identitas budaya dari Sumatera Barat yang sedang ditampilkan. Selain itu, pakaian adat Sumatera Barat biasanya berfungsi sebagai simbol budaya, penuh dengan histori, sebagai bentuk keyakinan penduduk daerah serta menunjukkan karakter penduduk daerah Sumatera Barat.

Pakaian adat Sumatera Barat memiliki ciri khas tampilan yang nampak mewah dengan tenunan kain yang biasanya melibatkan emas. Pada pakaian adat wanitanya, biasanya terdapat penutup kepala yang bentuknya menyerupai atap rumah gadang.

Hal tersebut membuat siapapun yang melihatnya pasti dapat menebak bahwa pakaian tersebut berasal dari Sumatera Barat.

Kalian sudah tahu belum bahwa ada beberapa pakaian adat Sumatera Barat untuk pria dan wanita loh! Berikut penjelasannya.

Pakaian Adat Sumatera Barat Untuk Pria

Secara umum, gambaran pakaian adat Sumatera Barat pria terdapat atasan, celana, selendang, penutup kepala, ikat pinggang, beserta dengan senjata yang melengkapinya. Berikut tujuh pakaian adat Sumatera Barat beserta dengan penjelasannya.

1. Baju Penghulu

Baju yang pertama ini merupakan atasan yang dikenakan oleh kaum pria Minang yang dapat juga disebut dengan Baju Pemangku Adat. Sesuai dengan namanya, dahulu kala baju ini hanya digunakan oleh kepala suku saja.

Pada zaman dahulu, pakaian yang hanya dapat dikenakan oleh kepala suku ini menggambarkan arti kepemimpinan dari suku tersebut.

Biasanya warna hitam menjadi warna yang mendominasi pakaian adat yang satu ini yang melambangkan ketegasan atau kepemimpinan. Bahwasanya laki – laki dianggap sebagai pemimpin perempuan.

Baju penghulu biasa digunakan oleh mempelai pria dalam acara pernikahan. Dalam detail yang lebih sederhana, pakaian adat ini juga bisa digunakan. Biasanya sebagai pelengkap Baju penghulu, para pria juga menggabungkan pemakaian dengan model celana longgar.

2. Sasampiang

Baju adat pria yang selanjutnya adalah sasampiang yang biasanya dilengkapi dengan hiasan selendang di bahu yang dikenakan menyilang. Tak hanya wanita yang menggunakan selendang, melainkan di sini para pria juga menggunakan selendang yang menjadi kain songket khas Sumatera Barat dengan warna khas yang beragam.

Sasampiang mengandung makna ilmu pengetahuan dan juga keberanian yang ada dalam diri kaum pria yang menjadikannya layak sebagai pemimpin.

3. Cawek

Seperti yang sudah dikatakan di atas, bahwa Baju Penghulu biasanya berpasangan dengan celana yang longgar. Biasanya celana longgar yang digunakan dikuatkan dengan ikat pinggang yang disebut dengan Cawek.

Cawek merupakan ikat pinggang yang memiliki makna sebagai mempererat tali persaudaraan antar Suku Minang baik yang sedang berada di Sumatera Barat atau yang sedang merantau di luar.

4. Sandang

Pakaian adat pria yang selanjutnya adalah sandang yang merupakan ikat pinggang yang digunakan bersamaan dengan Cawek. Sandang memiliki bentuk segi empat dan biasanya berwarna merah yang memberi makna akan ketaatan hukum adat Minang yang berlaku.

5. Deta

Deta merupakan penutup kepala yang dikenakan di kepala pria saat menggunakan baju adat Sumatera Barat. Deta ini berbentuk segitiga yang mana kainnya dililitkan di kepala dan bagian depannya harus lancip. Sebagian besar delta biasanya berwarna hitam, namun tak jarang ada juga warna lain.

Uniknya, variasi Deta ditentukan dari tingkat sosial yang memakainya. Deta yang paling tinggi dan dibuat dari bahan terbaik biasanya dikenakan oleh seorang raja. Adapun Deta Saluak Batimbo yang biasanya dikenakan oleh para pemangku adat. Sedangkan untuk masyarakat biasa biasanya menggunakan Deta Cilien Manurun dan Deta Ameh.

6. Senjata Tradisional

Pelengkap pakaian adat pria Sumatera Barat selanjutnya adalah senjata tradisional. Dalam mengenakan Baju Penghulu ada dua jenis senjata yang digunakan.

Senjata tradisional itu ialah keris yang menggambarkan kesabaran dan selalu berpikir rasional atas segala hal. Pemakaiannya biasanya disematkan pada bagian pinggang.

7. Tungkek

Tungkek merupakan tongkat yang biasanya digenggam dengan menggunakan tanggung jawab serta menggambarkan tanggung jawab serta dapat dipercaya untuk menjaga amanah. Biasanya yang menggunakannya ialah para pemimpim adat maupun pemimpin keluarga yang tengah menjalankan tugasnya.

Pakaian Adat Sumatera Barat Untuk Wanita

Jika tadi kita sudah mengetahui apa saja baju adat Sumatera Barat yang dikenakan oleh kaum pria, mari beralih pada baju adat Sumatera Barat untuk wanita. Baju adat Sumatera Utara yang dikenakan oleh wanita biasanya disebut juga dengan Bundo Kanduang.

Bundo Kanduang ini dapat digunakan dalam aktivitas sehari – hari maupun acara khusus mulai dari upacara adat maupun pernikahan dengan menggunakan bahan dan juga detailnya berbeda.

Untuk melengkapi pakaian adat Bundo Kanduang ini biasanya para wanita mengenakan atasan, selendang, sarung, serta perhiasan. Berikut beberapa istilah pakaian adat Sumatera Barat wanita beserta dengan penjelasannya.

1. Baju Limpapeh Rumah Nan Gadang

Baju adat yang pertama ini dipercaya sebagai baju kebesaran bagi para wanita Minang di Sumatera Barat yang mengartikan adanya tiang di bagian tengah sebuah bangunan yang mana menjadi pusat kekuatan dari segala tiang – tiang yang ada.

Hal tersebut dimaksudkan bahwa wanita menjadi tiang utama di dalam sebuah keluarga dan masyarakat minang terutama masyarakat minang menonjolkan sisi kekerabatan matrilineal.

2. Suntiang

Suntiang merupakan salah satu aksesoris yang menjadi pelengkap baju adat Minangkabau. Suntiang berfungsi sebagai hiasan penutup kepala yang biasanya dikenakan di kepala dalam melaksanakan berbagai acara adat mulai dari pentas tari tradisional, drama teater, bahkan upacara sekalipun hingga upacara – upacara adat penting yang lain.

3. Baju Batabue

Baju Batabue merupakan atasan dari Bundo Kanduang yang memiliki warna bervariasi. Ada yang berwarna merah, biru, hitam, hingga lembayung. Baju Batabue yang digunakan dalam acara pernikahan biasanya berwarna merah dengan menggunakan kain berkualitas. Sedangkan untuk acara lain biasanya dapat menggunakan warna yang lainnya.

Baju ini dibuat spesial dengan taburan benang emas untuk menonjolkan kesan mewah dan khas budaya Sumatera Barat. Model baju ini serupa dengan Baju Kurung Khas Aceh yang masih serumpun melayu dengan Minang.

Pada bagian lengannya biasanya dibuat panjang dan longgar supaya lekukan tubuh tidak terbentuk.

4. Lambak

Jika Baju Batabue merupakan atasan, lambak digunakan sebagai bawahan yang terbuat dari kain songket bermotif khas Sumatera Barat dengan sulaman benang emas dihiasi beragam warna mulai dari yang gelap, cerah, hingga pastel sekalipun.

Tak jauh berbeda dengan Baju Batabue, warna dari Lambak juga bervariasi dan warna merah biasanya dikhususkan untuk digunakan dalam acara pernikahan. Sedangkan warna lain dapat digunakan dalam acara yang lainnya.

5. Tengkolong Bertanduk

Pakaian yang kelima ini berguna sebagai penutup kepala yang biasanya dikenakan oleh pemilik Rumah Gadang karena bentuknya yang unik menyerupai atap Rumah Gadang. Hanya dengan memakainya, kita sudah mengetahui dari mana asal pakaian adat tersebut.

6. Balapak

Selanjutnya ada balapak yang merupakan selendang yang memiliki makna bahwa seorang wanit sudah siap untuk menikah dan melanjutkan keturunan. Pada zaman dahulu, yang menggunakan Balapak hanya wanita yang umurnya sudah cukup untuk menikah.

7. Salempang

Selanjutnya terdapat salempang yang menajdi pelengkap Bundo Kanduang. Salempang juga merupakan selendang, namun dikenakan hanya untuk wanita yang sudah menikah dan berkeluarga. Diharapkan para wanita yang menggunakan salempang ini dapat menjadi suri yang baik dan tauladan bagi keturunannya.

8. Minsie

Pakaian adat Sumatera Barat yang dikenakan wanita selanjutnya adalah Minsie. Minsie ini merupakan bis tepi yang dikenakan pada baju yang ditambahkan dengan kain maupun dengan benang emas.

Minsie itu sendiri juga mengandung arti sebagai penunjuk demokrasi yang ada di dalam sebuah adat istiadat yang dipercaya dan dilakukan secara turun temurun oleh masyarakat Minang itu sendiri. Akan tetapi, masih ada aturan maupun hukum adat yang berlaku yang membatasinya.

9. Dukuah

Dukuah berfungsi sebagai pelengkap pakaian adat wanita, karena pastinya tak lengkap jika tanpa perhiasan. Dukuah merupakan perhiasan yang berupa kalung emas dengan ukuran yang cukup besar dan panjang dan menutupi dada.

Kesan mewah ditunjukkan kepada wanita yang memakainya bersama dengan pakaian adat Sumateran Barat. Terutama di dalam acara pernikahan, ukuran dan tampilan dari Dukuah semakin menunjukkan kesan mewah.

10. Galang

Selain perhiasan kalung, adapun galang yang merupakan pelengkap Bundo Kanduang yang berupa gelang. Galang memiliki variasi model dan ukuran yang disesuaikan dengan selera para wanita yang memakainya.

Ada galang yang tipis, ada juga yang berukuran besar dan tebal. Biasanya dapat digunakan hanya salah satu sisi tangan saja atau dapat digunakan pada kedua pergelangan tangan sekaligus.

Baju Batubue dan juga Lambak yang berhias dengan benang emas sudah memberikan kesan kemewahan dan meriah, oleh karena itu aksesoris wanita yang dikenakan juga biasanya tidak terlalu banyak.

Adapun perhiasan yang biasanya menghiasi para pengantin wanita di dalam upacara pernikahan seperti cincin, gelang, dan kalung yang berwarna kuning.

Pakaian adat wanita Sumatera Barat ini kaya akan nilai dan filosofi masyarakat Minang, sama halnya dengan pakaian adat dari daerah lain. Selain itu, pakaian adat merupakan warisan turun temurun dari nenek moyang yang harus selalu dijaga dan dilestarikan.

fbWhatsappTwitterLinkedIn