10 Panglima Perang dalam Sejarah Islam

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Islam adalah salah satu agama terbesar di dunia dan termasuk dari pada tiga agama samawi yakni kepercayaan yang turun langsung dari langit atau Tuhan.

Agama ini menjadi agama yang mengizinkan umatnya untuk berperang bahkan diatur dalam kitab suci Al Qur’an. Perang-perang yang dilakukan oleh Islam tidak lain adalah untuk membela agamanya dan memerangi kesesatan. 

Orang-orang yang turun dalam peperangan pun tentunya bukan orang sembarangan dan akan dipimpin oleh panglima perang terpilih. Berikut ini adalah panglima perang terbaik dalam sejarah Islam. 

1. Khalid bin Walid 

Khalid bin Walid bin Al-Walid merupakan sosok sahabat nabi Muhammad ﷺ dari suku Quraisy, beliau sangat lihai dan jeli dalam mensiasati taktik militer hingga mendapat julukan Sayf Allāh al-Maslūl yang artinya Pedang Allah yang Terhunus.

Nama aslinya adalah Abu Sulaiman Khalid, lahir pada 585 M di Jazirah Arab dan meninggal pada 642 M. Khalid bin Walid turut serta dalam peperangan sejak masa nabi Muhammad sampai dengan era kepemimpinan Umar bin Khattab. 

Sejarah Islam mencatat sebanyak 100 peperangan dengan Kekaisaran Bizantium dan Kekaisaran Persia belum ada satu pertempuran yang menjatuhkan Khalid bin Walid. Peperangan pertama kali yang diikuti oleh Khalid bin Walid adalah Perang Uhud yang meletus pada  22 Maret 625 M.

2. Salahuddin Ayyubi 

Sultan Salahuddin Ayyubi adalah pendiri dari Dinasti Ayyubiah yang menguasai Mesir, Suriah, sebagian Yaman, Irak, Makkah-Madinah Hejaz dan Palestina. Beliau juga dikenal sebagai sosok jendral yang tak terkalahkan serta adil dan bijaksana. Ia lahir di Tikrit, Mesopotamia Hulu pada tahun 1138 dan meninggal di Damaskus, 4 Maret 1193. 

Sultan yang dikenal sebagai Saladin di dunia Barat ini sudah menunjukkan kemampuan militernya sejak kecil. Hingga akhirnya ketika dewasa ia dapat membuktikannya dalam memimpin perang terpenting dalam sejarah yakni Perang Salib.

Salahuddin dan pasukannya meraih kemenangan besar dalam Pertempuran Haitin yang berlangsung pada 1187. Berkat kemenangan ini lah Islam dapat kembali masuk kota suci Yerusalem dan lainnya. 

3. Abu Ubaidah bin Al-Jarrah

Abu Ubaidah bin Al-Jarrah adalah salah satu sahabat nabi yang juga pandai dalam militer. Ia juga merupakan salah satu kaum Muhajirin yang pindah ke kota Habasyah atau saat ini Ethiopia. Beliau lahir di Mekkah, Arab Saudi pada tahun 583 M dan meninggal pada 639 M di Yordania karena sebuah penyakit. 

Abu Ubaidah pertama kali bertempur membela Islam di Perang Badar tahun 624 di mana ia harus melawan ayahnya sendiri. Selain Perang Badar, Abu Ubaidah juga berpartisipasi dalam langsung dalam Perang Parit, Perang Uhud serta dipercaya dalam misi penaklukan Mekkah dan melakukan ekspedisi yang disebeut sebagai ekspedisi Abu Ubayda ibn al-Jarrah.

4. Muhammad Al Fatih 

Muhammad Al Fatih atau Sultan Mehmed II di belahan bumi barat adalah sosok yang dikenal setelah menaklukan Konstantinopel. Saat menjatuhkan kota paling berjaya pada masanya tersebut, Al Fatih masih berusia 21 tahun dan sudah memimpin Utsmaniyah sejak usianya 12 tahun. Di bawah kepemimpinan, ia dan 200 ribu pasukannya berhasil mengepung ibukota Romawi Timur yang sudah berdiri selama ribuan tahun. 

Konstantinopel bukan hanya satu-satunya tujuan dari Muhammad Al Fatih melainkan juga negeri Serbia, Morea, Laut Hitam, Gazaria, Wallachia, Bosnia dan Moldova. Al Fatih secara langsung membuktikan kebenaran ucapan Rasulullah bahwa suatu saat Romawi Timur akan jatuh ke tangan kaum muslimin. 

5. Sa’ad Bin Waqash 

Sa’ad bin Abi Waqash lahir di Mekkah pada tahun 595 M dan wafat 674 di Madinah. Ketika Islam datang, Sa’ad yang masih berkerabat dengan nabi Muhammad ini masih berusia 17 dan menjadi orang ke 7 yang memeluk Islam. Dalam bidang kemiliteran dirinya dikenal sebagai sosok panglima sekaligus pemanah yang ulung. 

Peperangan paling terkenal dari Sa’ad bin Waqash adalah Perang Qadisiyah tahun 637 M di mana 3000 pasukan muslimin harus berhadapan dengan pasukan Persia yang berjumlah 100 ribu orang. Meski demikian kaum muslimin berhasil memperoleh kemenangan besar seluruh Persia menyatakan keislamannya setelah perang ini. Karena kemahirannya, Sa’ad bin Waqash dipercaya oleh Khalifah Umar Bin Khattab untuk menjadi panglima perangnya dan menyebarkan Islam di Tiongkok. 

6. Thariq bin Ziyad

Naa Thariq bin Ziyad begitu tersohor khususnya dalam sejarah Spanyol yakni dikenal sebagai Taric el Tuerto. Ia lah panglima perang dari Dinasti Umayyah yang berhasil membunuh Raja Roderick yakni penguasa kerajaan Visigoth di Gibraltar, Andalusia.

Karena kemenangannya inilah wilayah Semenanjung Iberia jatuh ke tangan Umayyah pada tahun 711 Masehi. Namanya pun disematkan sebagai nama salah satu selat di Gibraltar. 

Penaklukannya tidak berhenti sampai di Andalusia saja tetapi di wilayah-wilayah lainnya. Bahkan 2 tahun setelah penaklukan Andalusia, Thariq berhasil menancapkan kekuasaan Umayyah di seluruh kawasan Spanyol. Ia pun diberikan kewenangan untuk menjadi gubernur Andalusia. 

7. Syurahbil bin Hasanah

Syurahbil bin Hasanah adalah sahabat nabi Muhammad sekaligus panglima perang yang lahir pada tahun 539 M dan wafat 639 M di Suriah. Salah satu komandan Khulafaur Rasyidin paling berjaya ini berasal dari bani Ghauts bin Murra dan sudah memeluk Islam sejak Nabi Muhammad diangkat menjadi rasul.

Beliau dipercaya oleh Khalid Bin Walid untuk menjadi wakil panglimanya dalam Perang Yamamah yang berlangsung di Najid 

Setelah Rasulullah wafat tepatnya pada masa kekhalifahan Umar Bin Khattab, Syurahbil bin Hasanah dipercaya oleh Abu Ubaidah untuk membantu Amr bin Ash dalam penaklukan Yordania. Karena kepiawaiannya dalam peperangan ini beliau pun kembali diberi kepercayaan untuk ikut berperang ke Syam. 

8. Abdullah bin Aamir

Abdullah bin Aamir adalah gubernur Basra yang memimpin pada periode 647 M sampai 656 M yakni sejak era Kekhalifahan Utsman bin Affan hingga dilengserkan oleh Muawiyah.

Selama ia menjadi jendral banyak daerah-daerah yang ditaklukan dan juga yang kembali dikuasai seperti wilayah Sasaniah yang saat ini ialah Afganistan dan Iran.

Pada masa khalifah Umar bin Khattab daerah yang berhasil ditaklukan oleh Abdullah bin Aamir antara lain Sakastan, Khorosan, dan Estakhr dan Fars. Sementara itu pada masa Khalifah Utsman bin Affan beliau berhasil merebut Kerman. Selain pandai dalam bidang militer, Abdullah pun cakap dalam ilmu administrasi

9. Amr bin Ash

Nama lengkap dari Amr bin Ash adalah Amr bin al-Ash bin Wail bin Hasyim bin Su’aid bin Sahm. Ia merupakan sahabat nabi yang lahir 577 Masehi di Mekkah dan wafat pada 6 Januari 664 M di Mesir. Amru bin Ash pada awalnya merupakan seseorang yang menolak bahkan memusuhi ajaran Islam.

Namun keadaan justru berbalik dan ia pun menjadi seorang panglima tangguh pembela Islam yang mendapat julukan “Pembebas Mesir”. 

Julukan itu diberikan setelah Mesir berhasil lepas dari penjajahan Romawi dengan hanya berbekal 4000 pasukan. Setelah memukul mundur Romawi dari Negeri Piramida, rakyat justu menyambut Islam dengan baik bahkan mengangkat Amru bin Ash sebagai gubernur mereka.

Sebelumnya yakni pada masa Khalifah Abu Bakar Ash Shiddiq, Amru bin Ash tutur berperang ke Syam. Selain seorang panglima hebat, beliau juga merupakan seorang diplomat yang kecerdasannya dikagumi oleh Umar bin khattab. 

10. Ali Bin Abi Thalib 

Ali bin Abi Thalib adalah Khalifah ke 4 setelah wafatnya Rasulullah dan merupakan menantu nabi. Ali bin Abi Thalib ini merupakan keponakan yang sudah diasuh sejak kecil oleh nabi Muhammad. Ia pun menjadi orang pertama kali masuk Islam dari golongan anak-anak. 

Beliau dikenal sebagai sosok yang cerdas dan juga pandai dalam bidang militer. Banyak pertempuran-pertempuran yang beliau lalui baik bersama Rasul maupun setelah Rasul wafat.  

11. Nader Shah

Nama lengkap dari Nadir Shah adalah Nāder Shāh Afshār merupakan seseorang yang pernah memimpin Iran pada periode 1736 sampai 1747. Beliau dikenal sebagai sosok pemimpin yang tangguh hingga mendapat julukan Napileon Persia. Sebelum naik tahta, Nader Shah adalah sosok yang menyediakan pasukan militer ke Dinasti Safawi. 

Hanya dalam waktu yang singkat setelah berkuasa ia berhasil menguasai banyak wilayah Iran, Armenia, Azerbaijan, Georgia, Kaukasus Utara, Irak, Turki, Turkmenistan, Afghanistan, Uzbekistan, Bahrain, Pakistan, Oman dan Teluk Persia. Meskipun dikenal sebagai sosok yang tangguh namun ia justru berakhir di tangan anak buahnya sendiri.

fbWhatsappTwitterLinkedIn