Perang Salib: Latar Belakang – Kronologi dan Dampaknya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Dunia tentu memiliki sejarah terbesar hampir setiap waktunya. Salah satu kejadian besar di dunia adalah Perang Salib. Berikut ini penjelasan lengkap mengenai pengertian, latar belakang, kronologi hingga fakta dari Perang Salib.

Pengertian Perang Salib

Perang Salib merupakan perang yang terjadi antara pasukan Kristen dengan pasukan kaum Muslim. Perang ini telah menjadi salah satu perang terbesar, bersejarah dan berkepanjangan di dunia yang terjadi pada awal abad ke-11 Masehi.

Berdasarkan dari buku berjudul “Sejarah Eropa: Dari Eropa Kuno sampai Eropa Modern (2012), yang merupakan karya dari Wahjudi Djaja menjelaskan bahwa Perang Salib ini berlangsung kurang lebih 174 tahun yakni 1096 – 1270 Masehi. Periodisasi perang tersebut dibagi menjadi 4 bagian yakni:

  • Perang Salib I, pada tahun 1096-1144 M
  • Perang Salib II, pada tahun 1144-1187 M
  • Perang Salib III, pada tahun 1189-1192 M
  • Perang Salib IV, pada tahun 1219-1291 M

Latar Belakang Perang Salib

Perang Salib pada dasarnya bukanlah merupakan perang yang didasarkan oleh adanya konflik agama, melainkan lebih kepada perebutan kekuasaan antara kekaisaran Byzantium Romawi Timur dan kaum muslimin. Secara umum, ada beberapa latar belakang terjadinya Perang Salib antara lain:

  • Masyarakat dari agama Kristen kehilangan kebebasan dan keamanan untuk beribadah di tanah Yerussalem.
  • Bani Saljuk menerapkan sebuah kebijakan di mana kebijakan itu membatasi umat Kristiani yang ingin beribadah di Yerussalem.
  • Bani Saljuk yang menguasai wilayah-wilayah penting di Asia Kecil. Selain itu, bani tersebut juga mengancam eksistensi dari Konstantinopel.
  • Terdapat keinginan dari kekaisaran Byzantium Romawi Timur untuk mempertahankan penguasaan ekonomi perdagangan di Timur Tengah.

Kronologi Perang Salib

Perang Salib I (1096-1144 M)

Terjadinya Perang Salib pertama kali berawal pada abad ke-11 di Kawasan Eropa dan Timur Tengah. Ketika itu, umat Kriten merasa bahwa kebebasan dan keamanannya telah hilang untuk beribadah di Yerussalem. Hal ini dikarenakan kebijakan Bani Saljuk tersebut.

Kemudian pada 1906, Perang Salib I berkobar yakni hasil dari propaganda Paus Urbanus II dan Peters Amin. Kampanye itu berhasil mengumpulkan kurang lebih 150.000 tentara yang mayoritasnya berasal dari Perancis dan Normandia.

Hasil Perang Salib I merupakan kemenangan besar dari Tentara Salib yang dipimpin oleh Godfrey, Behemond dan Raymond. Para pemimpin tentara tersebut berhasil menaklukkan daerah Nicea dan menguasai Edessa di Turki pada tahun 1908. Kemudian mereka mendirikan sebuah pusat pemerintahan Tentara Salib yang dinamakan County Edessa atau Kerajaan Latin I. setelah itu, Baldwin diangkat sebagai rajanya.

Setelah kerajaan pertama didirikan, kemudian mereka membangun Kerajaan Latin II yang dibangun di Anotiokia pada 1908 M di bawah kepemimpinan raja Behemond. Pada tahun 1099 M, berlanjut mendirikan Kerajaan Latin III di Baitul Maqdis.

Kerajaan Latin IV kemudian didirikan di Tripoli pada 1099 M, di bawah kepemimpinan raja Raymond. Berdirinya kerajaan tersebut berkat penaklukan oleh Tentara Salib di Kawasan Timur Tengah.

Perang Salib II (1144-1187 M)

Atas kekalahan umat muslim di Perang Salib I, kemudian pasukan kaum muslim yang dipimpin oleh Imadudin Zanki, Nurudin Zanki dan juga Salahudin Al-Ayyubi akhirnya membalasnya di Perang Salib II. Imadudin Zanki merupakan seorang penguasa Mosul dan Irak. Ia telah memimpin kaum muslimin dalam menyerang Aleppo, Hamimah dan Edessa.

Akan tetapi di tengah peperangan tersebut, Imadudin Zanki meninggal dan digantikan oleh putranya yaitu Nurudin Zanki pada tahun 1146. Perang di bawah kepemimpinan Nurudin kemudian sukses merebut Antioka dari kekuasaan Behemond.

Dari keberhasilannya tersebut, Nurudin Zanki kemudian memperluas ekspansinya ke pusat kekuasaan Tentara Salib di Edessa pada tahun 1151. Ia berhasil kembali merebut wilayah tersebut. Jatohnya kota Edessa tersebut, akhirnya menyebabkan umat Kristen mengobarkan Perang Salib II.

Dari sinilah, Paus Euginus III mengumumkan adanya perang suci. Ia juga mengajak beberapa para petinggi kerajaan Eropa untuk berkontribusi dalam perang tersebut. Salah dua negara yakni Lois VII dari Perancis dan Conrad II dari Jerman menerima ajakan Paus Euginus III tersebut.

Mereka berdua memimpin tentara Salib untuk melaksanakan ekspansi wilayah Kristen di Suria. Namun serangan tersebut berhasil dihalau oleh Nurudin Zanki. Akhirnya, Pasukan Salib gagal memasuki kota Damaskus. Kegagalan tersebut membuat pasukan Salib kembali ke negerinya.

Beberapa tahun kemudian, Nurudin Zanki meninggal pada tahun 1174. Kepemimpinan pasukan muslim akhirnya jatuh kepada Salahuddin Al Ayyubi. di bawah kepemimpinannya tersebut, pasukan muslim berhasil mendominasi Perang Salib II dengan melakukan banyak ekspansi kota.

Keberhasilan terbesar dari pimpinan Salahuddin yaitu penaklukkan kembali Yerussalem 1187 sebagai pertanda kemenangan besar pasukan muslim di Perang Salib II.

Perang Salib III (1189-1192)

Tidak terima akan kekalahan, penguasa besar di Eropa kembali menyatakan Perang Salib III. Tentara Salib III ini dipimpin oleh Frederick Barbarossa (Raja Jerman), Philip Augustus (Raja Perancis) dan juga Richard Lionhear (Raja Inggris).

Pada tahun 1911, Richard dan Philip kemudian bberhasil menguasai Siprus dan mendirikan sebuah kerajaan bernama Kerajaan Siprus. Lalu, tentara Salib berjuang untuk merebut kota Akka dan berhasil. Mereka beberapa kali mampu mengalahkan Salahuddin, akan tetapi ia gagal dalam menaklukkan Palestina.

Akhirnya, Perang Salib III ini berakhir pada 2 November 1192 dengan adanya perjanjian damai tentara Salib dan Salahudin dengan nama Shulh al-Ramlah. Dari perjanjian tersebut, Salahudin dan kaum muslimin mengizinkan dan menjamin keamanan untuk umat Kristen ketika berziarah ke Baitul Maqdis. Begitupun sebaliknya.

Perang Salib IV (1281-1291)

Ternyata perang ini tidak berakhir sampai di situ, di mana Frederick II (Raja Jerman) mendeklarasikan untuk menguasai Yerussalem dan Palestina. Perang keempat ini diawali dengan adanya penyerangan terhadap mesir dan beberapa daerah di Afrika Utara.

Mereka berencana untuk mengusai Damietta, namun pasukan salib kesulitan menembusnya hingga pengepungan dilakukan selama berbulan-bulan. Akan tetapi pengepungan itu membuat akses masyarakat terputus, sehingga mengalami krisis makanan dan kesehatan.

Akhirnya Sultan Mesir Malik Al Kamir memutuskan untuk mematahkan pengepungan dan mengirim pasokan makanan dan obat-obatan ke dalam benteng. Demi keselamatan masyarakat, kemudian Sultan Malik terpaksa melakukan perjanjian damai dengan Frederick II.

Perjanjian tersebut berisi pasukan muslim menyerahkan kembali wilayah-wilayah yang pernah ditakluki Salahudin ke mereka. begitupun dengan mereka untuk menarik pasukkannya dan menjamin keamanan kaum muslimin.

Kepemimpinan Malik Al Kamil jatuh kepada Malik As Salih yang berhasil merebut kembali Palestina. Bahkan mereka berhasil menaklukkan kota Akka di Israel pada tahun 1921.

Dampak Perang Salib

Adapun beberapa dampak terjadinya Perang Salib selama berabad-abad antara lain:

  • Hancurnya peradaban Byzantium pada Perang Salib IV yang dikuasai oleh umat islam.
  • Meningkatnya peradaban bangsa Eropa selama beberapa abad setelah terjadinya Perang Salib. Hal ini di mana Eropa meraih kesuksesan dengan berbgai disiplin ilmu yang berkembang pesat di dunia islam saat itu.
  • Adanya kebudayaan islam yang mempengaruhi kebudayaan Eropa seperti arsitektur bangunan, dan sebagainya.

Fakta Perang Salib

Dari sejarah Perang Salib di atas, maka dapat kita temukan beberapa fakta dari perang tersebut, yaitu:

  • Deklarasi Perang Salib pertama oleh Paus Urbanus II pada 1905.
  • Perang Salib ini menjadi perjuangan menahan kelaparan.
  • Selain itu, perang ini juga terjadi di musim panas sehingga sangat membuat dehidrasi.
  • Kemenangan umat islam dalam periode Salahuddin Al Ayyubi dan Malik As Salih.

Kesimpulan

Perang Salib merupakan perang terbesar dan bersejarah di dunia yang terjadi antara pasukan kaum muslimin dan pasukan Kristen untuk menguasai Yerussalem. Perang ini terjadi kurang lebih selama 174 tahun.

Perang ini terbagi menjadi empat periode yakni Perang Salib I, Perang Salib II, Perang Salib III dan Perang Salib IV. Setiap perangnya terdapat kekalahan dan kemenangan bagi umat muslim.

Perang ini berakhir setelah kepemimpinan Malik As Salih berhasil merebut kembali Palestina yang sebelumnya sudah dikuasai oleh Salahudin Al-Ayyubi.

fbWhatsappTwitterLinkedIn