Ketika kita membaca paragraf argumentasi, kita pasti langsung terpikir istilah tentang argumen. Argumen adalah sebuah pembelaan atau pendapat dari orang tersebut sendiri.
Sudut pandang juga merupakan menurut ia sendiri. Untuk pengertian paragraf argumentasi yang lebih detail akan dijelaskan di paragraf selanjutnya.
Pengertian Paragraf argumentasi
Paragraf argumentasi adalah kumpulan dari beberapa kalimat yang gagasan utamanya dengan menjelaskan pendapat, ulasan, dan pokok pemikiran kepada suatu bahasan atau objek tertentu menurut sang penulis.
Biasanya pengertian paragraf menurut para ahli didukung beberapa bukti atau hasil research ataupun data sample, dan lain sebagainya untuk memperkuat pendapatnya.
Tujuan Paragraf argumentasi
Paragraf argumentasi di kuatkan agar para pembaca dapat yakin bahwa pendapat dari sang penulis memamng benar. Maka dari itu hasil research ataupun data – data yang lainnya harus ikut pula disuguhkan.
Berbeda jika hanya mengemukakan pendapat namun tidak didasari dengan bukti – bukti yang real. Paragraf jenis ini kebanyakan di tulis di dalam skripsi ataupun thesis dan pembuatan buku – buku.
Ciri – ciri paragraf argumentasi
Cara membedakan paragraf argumentasi dengan jenis paragraf berdasarkan letak kalimat utama lainnya dapat bedakan dari ciri – cirinya. Berikut cari – cirinya yang dapat kalian pahami.
- Isi dari paragraf merupakan pendapat dan keyakinan dari sang penulis terhadap suatu pandangan terhadap objek ataupun suatu kasus.
- Terdapat data – data pendukung seperti menyebutkan hasil grafik, survey, hasil research, dan data – data lainnya yang dijadikan bukti untuk memperkuat pemikiran.
- Isi kalimat dalam suatu paragraf tersebut juga menganalisa dan memberi sebuah analogi.
- Terdapat kesimpulan yang berupa pendapat yang lebih umum.
Jenis – jenis paragraf argumentasi
Paragraf argumentasi dibagi menjadi dua jenis, yaitu paragraf argumentasi sebab – akibat dan paragraf argumentasi akibat – sebab. Berikut penjelasan dari masing – masing jenis paragraf dan contohnya.
- Paragraf argumentasi sebab – akibat
Paragraf jenis ini diawali dengan kalimat yang berisikan pendapat yang berupa sebab – sebab dari suatu permasalahan yang diangkat oleh sang penulis.
Sebab – sebab yang sudah dikemukakan oleh sang penulis tersebut akhirnya diarahkan terhadap sebuah kesimpulan yang umum dan di dalam kesimpulan kesimpulan tersebut akhirnya muncullah sebuah akibat.
Contoh :
Pendidikan di Indoneia sangat tertinggal jika dibandingkan dengan negara Singapur yang saat ini sedang maju pesat. Bahkan saat ini pendidikan di Indonesia hampir kalah dengan negara tetangga kita yaitu Malaysia. Hal ini terbukti dari hasil survey pengajar tahun 2019 bahwa angka penduduk di Indonesia yang sudah menjadi guru tetap di berbagai sekolah sangat minim dibandingkan status guru tetap di negara Singapur.
Status guru tetap dan guru honorer sangat berbeda jumlahnya, hampir 40% guru di setiap sekolah negeri masih berstatus honorer. Terlebih sekolah negeri yang di daerah bukan di ibukota. Guru honorer sangat berdampak terhadap sistem belajar mengajar terhadap siswa – siswa. Guru honorer masih kurang mendapatkan training – training dan pelatihan – pelatihan yang bersertifikat untuk menunjang kinerja mereka ketika mengajar. Tidak hanya itu guru honorer juga merasa di anak tirikan karena beban kerja yang sama dengan guru yang berstatus tetap namun gaji mereka sangat berbeda jauh.
Akhirnya hal tersebut berdampak buruk terhadap para siswa – siswa, seperti tidak mendapatkan kualitas pengajar yang baik, pelajaran juga kurang bisa masuk ke dalam pikiran mereka.
- Paragraf argumentasi akibat – sebab
Pengertian dari paragraf jenis ini kebalikan dari paragraf argumentasi sebab – akibat, yaitu pengertiannya adalah sebuah paragraf yang diawali dengan kalimat yang menyatakan sebuah akibat dari persoalan.
Ataupun suatu masalah yang diangkat oleh sang penulis dan menuju ke arah sebab – sebab kenapa sampai terjadi akibat tersebut.
Contoh :
Siswa – siswa di sekolah negeri Indonesia tidak mendapatkan kualitas pengajar yang baik, dan kebanyakan pelajaran juga kurang bisa ke dalam pikiran mereka. Hal ini dilansir karena nilai UN di kebanyakan sekolah negeri di bawah rata – rata.
Hal ini dikarenakan kebanyakan diantara pengajar mereka masih banyak yang belum diangkat menjadi guru tetap alias guru honorer. Guru honorer tersebut banyak yang belum mengikuti pelatihan belajar mengajar yang bersertifikat sehingga mereka kurang bisa untuk menguasai murid – muridnya.
Hal yang kedua adalah guru honorer tersebut mendapatkan beban kerja yang sama dengan guru yang sudah menjadi pegawai tetap. Padahal terbukti bahwa upah gaji mereka sangat berbeda, sehingga mereka kurang all out untuk mengajar murid – murid tersebut.
Sekian pembahasan tentang paragraf argumentasi kali ini. Sampai jumpa di lain kesempatan.