Daftar isi
Pembelajaran interaktif merupakan pembelajaran yang menekankan pentingnya interaksi di dalamnya. Lalu, apa saja ciri-ciri dan langkah-langkah penerapan pembelajaran ini? Selengkapnya akan dibahas di bawah ini.
Margaretha menyatakan bahwa model pembelajaran interaktif merupakan bahwa pembelajaran yang di mana mengacu pada siswa sebagai titik pusatnya dengan cara menggali pertanyaan dari siswa.
Sementara itu, menurut Suparman, model pembelajaran interaktif adalah proses yang melibatkan peserta didik untuk aktif dalam proses pembelajaran baik secara fisik maupun mental. Hal ini didukung oleh Faire dan Cosgrove yang menyatakan bahwa model jenis ini dibangun agar siswa mempunyai keinginan untuk bertanya dan menemukan jawabannya sendiri.
Maka dari itu, berdasarkan beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran interaktif disusun untuk membangun suasana belajar yang berpusat pada siswa dengan jalan mengajukan pertanyaan dan menggali jawabannya sendiri.
Dalam model jenis ini, siswa diberikan kesempata agar terlibat aktif dalam pembelajaran dengan membuat pertanyaan sesuai topik dan kemudian menyelidiki pertanyaan tersebut. Peran guru di sini hanya sebagai fasilitator yang membantu siswa jika terjadi kendala ataupun kesulitan.
Guru akan mengumpulkan pertanyaan dari siswa kemudian mencatatnya di papan tulis. Pertanyaan yang sudah terkumpul akan dipilih secara acak oleh siswa dan kemudian diselidiki jawabannya. Model jenis ini membuat siswa lebih aktif dalam mengembangkan pengetahuan serta keterampilannya.
Model pembelajaran interaktif memiliki ciri-ciri sebagaimana dikemukakan oleh Suparman dalam Abdul Majid (2014). Adapun ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut ini.
Seperti yang sudah dipaparkan dalam pengertian bahwa pembelajaran interaktif bertujuan untuk menciptakan pembelajaran yang aktif dengan mengajak siswa untuk terlibat dalam proses pembelajaran.
Siswa akan memainkan peranan penuh dalam pembelajaran yakni dengan mengajukan pertanyaan dan menggali pertanyaan. Maka dengan begitu, kelas menjadi lebih hidup dan komunikasi terjadi dari banyak arah.
Ada banyak sekali media yang dapat digunakan dalam pembelajaran interaktif seperti video, gambar, power point, games, kuis dan lainnya.
Media tersebut dapat dijadikan sebagai alat memicu atau rangsangan agar rasa ingin tahu siswa keluar. Sebagai contoh, seorang guru menjelaskan mengenai stratifikasi sosial.
Maka, guru tersebut dapat memantik siswa dengan menggunakan video yang berkaitan dengan stratifikasi sosial. Pasti, dengan begitu, ada dorongan dalam diri siswa untuk bertanya.
Menurut Faire dan Cosgrove dalam Abdul Majid (2014), ada 7 tahapan dalam pembelajaran interaktif yang di antaranya adalah sebagai berikut:
Pada tahapan ini guru mempersiapkan kebutuhan yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Seperti mencari informasi terkait topik, mengumpulkan sumber, media serta alat penunjang pembelajaran.
Tahapan selanjutnya yakni tahap pengetahuan awal. Pada tahap ini, guru mengecek pengetahuan yang dimiliki siswa sebagai tolak ukur kegiatan pembelajaran. Pengecekan ini dapat dilakukan dengan menyajikan sebuah masalah yang berkaitan dengan topik. Kemudian, siswa diberi kesempatan untuk berpendapat akan hal itu.
Pada tahapan ini adalah tahapan untuk memancing rasa ingin tahu siswa. Guru dapat memantiknya dengan video, gambar maupun pertanyaan yang relevan dengan topik. Kemudian, guru memancing siswa untuk menceritakan dan memberikan pendapat akan hal tersebut.
Setelah dilakukan kegiatan demonstrasi, maka siswa diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan. Pertanyaan tersebut kemudian dibacakan dan ditulis oleh guru di papan tulis.
Setelah selesai, guru mengajak siswa menyeleksi pertanyaan manakah yang sesuai atau tidak. Dalam hal ini guru berkewajiban membimbing dan mengarahkan siswa dalam memilih pertanyaan.
Pasa tahap ini, siswa membacakan hasil diskusi yang didapat dari menyelidiki pertanyaan. Setelah itu, siswa diminta membandingkan apa yang sebelumnya mereka telah lakukan di awal dan setelah penyelidikan tadi.
Pada tahap terakhir ini merupakan kegiatan berfikir tentang apa saja yang telah dipelajari hari ini. Siswa diberi kesempatan mencerna, membandingkan, mengahayati pembelajaran yang telah dilakukan.
Kemudian, siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat yang telah diperolehnya. Selain itu, siswa juga diberi kesempatan bertanya jika masih ada yang belum paham atau kurang selama proses penyelidikan.
Contoh penerapan model pembelajaran jenis ini adalah dalam mata pelajaran sosiologi atau dalam pokok bahasan permasalahan sosial. Dengan pokok bahasan tersebut, siswa dapat diberikan kesempatan untuk mengamati sekitar, apa saja yang sebenarnya terjadi.
Kemudian, siswa diberikan kesempatan membuat pertanyaan dan menyelidiki pertanyaan yang telah terkumpul. Tentunya, hal ini akan membuat siswa lebih paham dibandingkan dengan metode ceramah dan mendengarkan.
Kekurangan pada model pembelajaran ini adalah bagaimana strategi guru dalam mengatur kelas dan mengembangkan dinamika kelompok. Jika saja guru salah dalam memilih kelompok, maka akan terjadi kesenjangan antar kelompok siswa. Siswa yang cenderung pasif akan tetap pasif dan siswa yang aktif akan menguasai pembelajaran.
Pembelajaran interaktif sangat baik jika diterapkan namun memerlukan persiapan yang matang. Selain itu, semua pihak perlu terlibat baik itu guru maupun siswa.
Sebab, jika siswa hanya diam saja, maka pembelajaran tidak akan sesuai dengan yang diharapkan. Sebaliknya, jika guru tidak mengarahkan, maka tujuan pembelajaran tidak akan tercapai.